Asesmen Otentik (assessment authentic)
Asesmen Otentik
(assessment authentic)
Asesmen otentik atau penilaian otentik merupakan penilaian yang mengambarkan
situasi nyata. Penilaian otentik dalam pembelajaran merupakan pengumpulan informasi tentang
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan berbagai cara atau
teknik penilaian yang dilakukan oleh guru.
Sebagai contoh dalam tujuan pembelajaran siswa diharapkan mampu memahami
tentang rangkaian listrik seri dan paralel, dalam penilaian siswa diminta
menunjukan keterampilannya dalam merancang atau membuat rangkaian listrik seri
dan paralel sesuai dengan pengalaman siswa. Basuki (2015, hal. 168) “penilaian otentik
atau authentic assessment merupakan
cermin nyata atau the real mirror
dari konsisi pembelajaran siswa”. Nurhadi (dalam basuki, 2015. Hal. 168)
menyatakan bahwa
Penlaian otentik adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mempu mengungkapkan,
membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan dicapai.
Dalam panduan teknis penilian dan pengisian
rapor di Sekolah Dasar Kementrian pendidikan dan kebudayaan menyatakan bahawa “Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan mulai dari masukan
(input),
proses, sampai keluaran (output) pembelajaran”. Penilaian Otentik bersifat
alami,
apa adanya, tidak dalam
suasana tertekan.
Penilaian otentik dalam pembelajaran juga dipaparkan dalam panduan teknis
penilian dan pengisian rapor di Sekolah Dasar Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan bahwa “penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester”.
Basuki (2015, hal. 169) menyatakan alasan
mengapa perlunya penilaian otentik, diantaranya:
1. Keinginan pihak terkait dengan pendidikan (stakeholders pendidikan) untuk menyoroti
sifat-sifat konstruktif dari pembelajaran dan pendidikan.
2. Penilaian otentik mengizinkan peserta didik
memilih jalannya sendiri untuk mendemonstrasikan kompetensi dan
keterampilannya.
3. Penilaian otentik mengevaluasi seberapa
efektif siswa secara langsung mampu menerapkan pengetahuannya dalam berbagai
jenis tugas.
4. Memberikan legitimasi pembelajaran dengan
mengaitkannya pada konteks dunia nyata.
5. Memberikan kemungkinan kolaborasi antar-siswa
dan kolaborasi lintas kurikulum
Suatu organisasi di Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang pendidikan
menerbitkan artikel terkini tentang 10 ciri asesmen otentik (dalam basuki 2015,
hal. 170) yaitu:
1. Aktivitas otentik memiliki relevansi dengan
dunia nyaa. Kegatan-kegiatan sedapat mungkin
disesuaikan dengan tugas-tugas dan kinerja di dunia nyata.
2. Kegiatan otentik sengaja di depinisikan secara
kabur, tidak jelas (ill-defined) menuntut peserta didik mendepinisikan sendiri
tugas-tugas dan sub-tugasnya untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya.
3. Kegiatan otrntik mencakup tugas-tugas komplek
yang harus di selidiki dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang
berkesinambungan.
4. Kegiatan otentik memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengamati tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta
menggunakan berbagai sumber.
5. Kegiatn otentik memberikan kesempatan untuk
melakukan refleksi diri.
6. Aktifitas otentik memberikan kesempatan untuk
bekerja sama dalam satu tim.
7. Aktifitas otentik dapat di padukan dan
diterapkan dalam berbagai bidang studi yang berlainan.
8. Aktifitas otentik terjalin erat
berkesinambungan dan terpadu dengan asesmen.
9. Aktifitas otentik menciptakan hasil karya
yang bernilai dan bermutu.
10. Aktifitas otentik memungkinkan cara pemecahan
masalah yang kompetitip dan menghasilkan berbagai jenis luaran.
Untuk
mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran yang membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka diperlukan asesmen otentik
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dikembangkan. Bentuk
soal tes berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill) menjadi salah satu alternatif soal untuk membantu guru
mengetahui apakan siswa mampu mengembangkan keteampilan berpikir tingkat tinggi
mereka atau tidak.
Chiu and Chang (2005, hal. 121-122) menampilkan tiga bentuk yang berbeda dari penilian otentik untuk menyelidiki sembilan kognisi ilmiah siswa. Tiga kerangka asesmen otentik
Maka dari itu jenis soal untuk penilaian otentik bisa
beragam dari mulai essay, tes keterampilan, termasuk penggunaan soal pilihan
ganda. Dalam penggunaan soal pilihan
ganda diharapkan siswa tidak hanya memilih menggunakan keterampilan mengingat
tapi bisa berpikir tingkat tinggi dalam memilih jawaban yang tepat. Brookhart
(2010, hal.33)
Pertanyaan
pilihan ganda biasanya akan dicetak dengan satu poin untuk jawaban yang benar
dan tidak ada poin untuk pilihan yang salah. Berpikir dikodekan kedalam pilihan. Hal ini mengingatkan pembaca disini bahwa untuk skor yang
dihasilkan menyatakan bahwa siswa menggunakan pemikiran tingkat tinggi, pertanyaan harus di
desain bahwa berpikir tingkat tinggi benar-benar wajib dijawab.
Chiu and
Chang (2005) memberikan bukti bahwa penilaian otentik dapat dikembangkan dalam format
yang berbeda untuk
menyelidiki ‘literasi sains sebagai bagian dari ujian nasional dan untuk
menampilkan cara yang efektif untu mengevaluasi kemampuan siswa’ kemampuan
sains yang otentik.