Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Media Pembelajaran Peta untuk Siswa Sekolah Dasar



MEDIA PEMBELAJARAN PETA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. (wikipedia.org/wiki/Pembelajaran).

IPS di sekolah pada dasarnya bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik (good citizenship). Sebagai warga negara yang baik, peserta didik harus menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude dan values) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi maupun sosial serta dapat mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat di tingkat lokal, regional, maupun global.

Dengan mewabahnya pandemi cocid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia ini seorang guru benar-benar harus dituntut untuk mengetahui dan mampu menyampaikan serta menerapakan ide, gagasan, cara-cara yang kreatif untuk pembelajaran dan penugasan bagi siswa-siswi. Tidak hanya terpaku pada aspek buku dan buku saja, tapi dunia informatif dari kecanggihan tekhnologi saat ini seorang guru juga harus mengenal dan mampu menguasai tekhnologi. Tapi, kami sebagai tenaga pendidik di desa yang notabenya juga banyak bapak ibu guru yang sudah mencapai usia lanjut atau berumur penggunan tekhnologi masih sangat minim. Mereka mampu memegang, memakai Hp, mereka bisa bermain whatsapp, youtube, facebook dan bahkan youtube. akan tetapi belum tentu bisa memanfaatkan alat komunikasi tersebut dengan sebaik-baiknya untuk proses pembelajaran yang kreatif dan informatif. Wajar saja, karena memang faktor usia dari mereka sehingga penguasaan dan pemanfaatan tekhnologi, media informasi ya hanya sebatas tahu dan mengetahui saja. Ini mungkin banyak di alami oleh seluruh tenaga pendidik di Indonesia.

Mengapa demikian, karena memang pemerintah dari awal bulan maret sampai bulan ini masih menerapkan kebijakan untuk belajar di rumah saja atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Meskipun pemerintah melalui SKB 4 Menteri membolehkan untuk tatap muka di awal tahun, tapi itu berdasarkan pertimbangan yang matang dan tergantung pada kebijakan pemerintah daerah masing-masing. Alhasil, pembelajaran sampai saat ini masih dilaksanakan dirumah saja. Bagi saya pribadi mengajar di MTs Nailul Anwar Kesugihan untuk mata pelajaran IPS merupakan suatu tantangan tersendiri, bagaimana selama berbulan-bulan ini si peserta didik melaksanakan pembelajaran dirumah saja. Iya pasti namanya anak ada perasaan jenuh, bosan, dan sebagainya karena mereka harus belajar menggunakan Handphone yang notabenya belum tentu mereka semua memilikinya. Untuk itu saya pribadi memberikan materi dan penugasaan yang ringan dan sederhana saja melihat kemampuan dan kondisi psikis siswa-siswi karena mereka bertempat tinggal di lingkungan pedesaan. Salah satu pemberian materi dan penugasan IPS yang ringan dan sederhana untuk anak kelas VII adalah membuat peta wilayah Indonesia (Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua) menggunakan kertas manila dengan ukuran 60 cm x 40 cm. Setelah itu, saat anak memahami materi dan mulai menggambar petanya kemudian di foto saat belajar dan membuat peta dengan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker). Kenapa koq harus memakai masker padahal belajar di dalam rumah?? ini merupakan sebagai salah satu bentuk pembelajaran, edukasi, sosialisasi kita dan anak didik bahwasanya di masa pandemi ini kita harus selalu menerapkan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun.

Selanjutnya hasil foto tersebut diunggah di status whatsapp siswa-siswi masing-masing, setelah itu saya sebagai guru akan melihat status tersebut untuk memberikan penilaian yang sesuai kenampakan visual di ststus whatsapp tersebut. Dalam jangka waktu penugasan 1 minggu dikumpulkan ke madrasah tentunya dengan sistem shiffting atau waktu keberangkatan yang berbeda dan hanya sekedar mengumpulkan tugas saja. Masih banyak sebenarnya pemberian materi dan penugasaan yang ringan, simple, sederhana dan mungkin tidak akan memberatkan kuota bagi peserta didik.

Bagiku, memberikan materi atau pembelajaran itu tidak melulu soal materi yang akan disampaikan, akan tetapi memberikan semangat, motivasi pribadi, pendekatan yang persusif untuk anak didik itu sangatlah dibutuhkan. Karena sosok guru tidak harus pintar, sosok guru adalah teman dan sahabat atau bahkan keluarga bagi mereka (siswa-siswi). “Tetap semangat belajar dimasa pandemi, tetap mencari hal-hal ringan dan sederhana untuk anak didik kita….”