Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter di Sekolah



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter di Sekolah

Pertumbuhan karakter tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Setiap faktor dalam sekolah memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter setiap murid. Jika sekolah adalah tempat untuk mencapai efektivitas maksimum dalam pengembangan karakter, maka kebijakan yang jelas harus diadopsi untuk tercapainya tujuan ini dan menjadi prinsip koordinasi kerja. Berikut ini adalah beberapa faktor yang memberikan kontribusi pasti dalam pencapaian karakter yang layak:

1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pemimpin sekolah yang bertanggung jawab. Kepribadiannya mempengaruhi seluruh institusi dan memainkan peranan besar dalam menentukan atmosfer moral dan intelektual. Dengan cara yang tegas tapi ramah, kepala sekolah akan mampu membangun kondisi sekolah yang kondusif. Dengan kepemimpinan yang demokratis dan bijaksana, kepala sekolah dapat memandu para staf dan guru dalam merumuskan falsafah pendidikan yang terpadu sehingga berfungsi dalam kehidupan sekolah. Dengan cara ini kepala sekolah akan berperan dalam memaksimalkan sumber daya para guru dan stafnya untuk kebaikan para murid. Perkembangan karakter terbaik pada setiap murid akan menjadi tujuan penting setiap saat. Kepala sekolah adalah kekuatan moral yang terdepan di sekolah.

2. Guru
Pengaruh guru terhadap karakter murid-muridnya sangatlah jauh jangkauannya. Hal ini diberikan tidak hanya melalui instruksi yang diberikan di kelas dan hal-hal yang murid lakukan di bawah arahannya, tetapi guru merupakan sosok baik yang dianggap teladan. Minat, hobi, dan apresiasi guru dapat menjadi sarana membangkitkan minat, hobi dan apresiasi yang sama pada murid yang berpotensi menjadi kekuatan dalam kehidupan mereka nantinya. Sepertinya guru harus berpose untuk murid-muridnya sebagai model, yaitu bahwa guru menerapkan karakter yang dia harapkan akan diterapkan oleh para muridnya nanti. Selanjutnya, guru harus memiliki pandangan sosial, sikap hormat terhadap kepribadian anak, dan keinginan tulus untuk membentuk karakter murid-muridnya dengan benar. 

3. Organisasi dan Manajemen Kelas dan Sekolah
Pengelolaan sekolah memiliki pengaruh pada karakter murid. Sekolah yang dikelola dengan baik lebih mengedepankan pada bagaimana mendidik para murid untuk mencapai potensi terbaik yang mereka miliki. Jadwal kelas, tugas guru, dan peraturan sekolah harus dikelola sedemikian rupa untuk menjamin adanya interaksi terbaik antara guru dan murid dan menghindari gesekan dari rutinitas yang ada. Sekolah besar atau kecil harus mampu mengembangkan sebuah program yang bervariasi, menarik, dan mamandu tindakan yang bertanggung jawab. Sekolah harus memastikan bahwa guru memiliki kesempatan dan tanggung jawab kepada murid mereka baik di dalam ruang kelas dan di luar.

Sistem ujian dan nilai harus mendorong pencapaian terbaik dari setiap murid tanpa memberi penekanan pada aspek-aspek yang tidak diinginkan seperti seakan-akan sekolah adalah tempat berkompetisi. Hal ini dapat dicapai dengan menafsirkan hasil kinerja murid tanpa membebani murid dengan sistem standar nilai dan peringkat.

Organisasi dan manajemen sekolah dan kelas harus membuat ketentuan dengan memberikan porsi pengelolaan kepada murid. Ini merupakan bentuk kepercayaan dengan secara bertahap menyerahkan tanggung jawab kepada murid agar murid dapat membuktikan bahwa mereka siap dan mampu untuk memikul tanggung jawab. Tiap kelas memilih pemimpinnya sendiri sehingga terbiasa dengan dasar-dasar prosedur demokratis.

4. Kurikulum
Mata pelajaran pada kurikulum dapat mempengaruhi karakter murid setidaknya dalam tiga cara:

Dengan berkontribusi langsung ke pengetahuan, sikap, dan perilaku, seperti pada bidang  kesehatan, kewarganegaraan, dan apresiasi sastra dan seni.
Dengan membangkitkan minat baru yang mungkin berpengaruh di kemudian hari.
Dengan menghasilkan kualitas seperti ketelitian, ketekunan dalam menghadapi kesulitan, dan kepuasanketika menguasai/berhasil.

Untuk mewujudkan cara ini, kurikulum secara bijaksana harus memilih mata pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peradaban sekarang dan masa depan. 
Karena pendidikan karakter harus masuk dalam mata pelajaran yang diberikan kepada murid, berikut akan disajikan gambaran bagaimana beberapa mata pelajaran dapat membentuk karakter murid.  

- Pendidikan Kesehatan
Karakter dan perilaku berhubungan erat dengan kesehatan fisik dan mental. Dalam banyak kasus, masalah perilaku dapat ditelusuri ke kondisi mental yang terganggu, yang pada gilirannya mungkin disebabkan karena gangguan fisik serta akumulasi pengalaman yang tidak menyenangkan. Kesehatan mental sulit untuk dibangun secara sehat dalam tubuh yang tidak sehat. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh secara normal dengan kesehatan dari tubuh dan pikiran yang kuat dan baik. Pendidikan kesehatan dapat berperan, dengan bekerjasama dengan rumah dan lembaga kesehatan masyarakat, dalam menjamin lingkungan sekolah yang sehat, menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membangun pengetahuan dan sikap yang baik. Ini adalah tugas bagi setiap guru dan pihak sekolah pada umumnya. 

- Bahasa dan Sastra
Sastra dan bahasa membuka potensi murid dan memberikan wadah untuk ekspresi diri. Sastra memberikan cerita yang mewakili kehidupan manusia dan dari mempelajari sastra, muird dapat mempelajari hikmah dan menambah pemahaman mereka dalam membedakan sikap dan perilaku yang benar atau salah. Diarahkan dengan benar, mempelajari bahasa dan Sastra akan memberikan kontribusi pada karakter murid karena murid mengembangkan kemampuan imajinasi mereka dari juga mereka belajar mengapresiasi pengalaman orang lain sebagai dasar untuk belajar moral.
- Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial, seperti namanya, dimaksudkan untuk memberikan murid pemahaman tentang kehidupan yang beradab dan sikap sosial yang diinginkan. Agar murid memahami konsepsi sosial yang lebih luas, murid perlu dipandu memadukan kehidupan sosial pribadi dengan pengetahuan yang diberikan guru. Sejarah, terutama pada sisi biografi, sangat penting dalam menanamkan sikap pribadi. Semua studi sosial menekankan pada saling hubungan antar kelompok sosial dan hubungan antar bangsa.
- Pendidikan Hitung
Kita cenderung berpikir matematika sebagai ilmu yang sangat praktis dengan sedikit hubungan ke sikap dan perilaku dalam pengertian umum. Tidak ada yang bisa jauh dari kebenaran. Belajar berhitung memberikan murid konsepsi pertama tentang ketepatan dan keniscayaan. Ini adalah perkenalan pertama murid ke pandangan alam semesta yang akan dibangun nanti melalui studi matematika lebih maju dan ilmu lainnya.
Pendidikan Ilmu Dasar
Pemahaman dasar ilmu ilmiah dan sikap menghormati kualitas benda yang ada di alam, baik hidup maupun mati, adalah salah satu pendidikan karakter terbesar. Ilmu pengetahuan alam mengajarkan pelajaran tentang saling ketergantungan antar benda hidup dan mati.
- Seni dan Ketrampilan
Pengaruh seni pada hasil karakter murid merupakan perpaduan dari respon emosi dan hasrat kegiatan yang dapat mengarah pada kepuasan tanpa batas yang lebih besar dan lebih besar. Dalam seni ada kesempatan untuk beraktivitas secara kreatif, yang diakui memiliki landasan penting pada pengembangan karakter.

5. Metode Pengajaran
Metode mengajar terikat dengan bagaimana kelas dikelola. Metode yang mengedepankan banyak inisiatif dari murid sebagai respon dari arahan guru dan berlimpahnya aktivitas yang bervariasi tidak hanya menghasilkan hasil belajar yang terbaik, tetapi juga pembentukan karakter yang diinginkan. Metode seperti sosialisasi, perencanaan dan penerapan diri, tugas projek kelas, harus dipertimbangkan dengan cermat oleh guru dalam kaitannya dengan efek moral pada murid baik secara kolektif dan individual.

6. Kegiatan Murid
Kegiatan murid, selain dari instruksi yang diberikan di ruang kelas, memiliki tempat yang sangat penting di sekolah dasar, terutama dari sudut pandang pendidikan karakter. Sekolah harus memiliki perayaan untuk menandai peristiwa khusus dan perayaan ini melibatkan murid untuk berpartisipasi, seperti Hari Peringatan Nasional, Hari Raya Keagamaan dan lainnya. Peristiwa ini melibatkan seluruh sekolah dan masyarakat juga. Dengan pemikiran dan pertimbangan matang, guru dapat memberikan beberapa tanggung jawab untuk setiap murid.

Kegiatan rekreasi sekolah, permainan, dan olahraga, memberi guru interaksi yang diperlukan dengan murid dalam keadaan alami dan membantu untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan yang diinginkan. Sekolah dapat menjadi "rumah" dan memasukkan setiap murid dalam permainan untuk memupuk rasa kesetiaan kepada kelompok.

Dalam merencanakan semua kegiatan ini, guru harus mencerminkan karakter yang baik dan benar. Guru akan menentukan bagaimana kegiatan akan dilakukan dan bagaimana mengapresiasi apa yang telah dilakukan murid.

7. Disiplin
Cara disiplin ditangani memiliki pengaruh yang sangat besar pada karakter murid. Tujuan pertama adalah untuk mencegah timbulnya kasus-kasus disiplin. Ketika kondisi sekolah dan kelas baik dan disesuaikan dengan kemampuan murid, dan ketika suasana sosial ruangan kelas  menyenangkan, kasus disiplin tidak sering terjadi. Disiplin yang baik tergantung juga pada sikap mendorong dan simpatik dan juga pada humor yang baik dan kontrol diri dari guru.

Ketika kasus disiplin muncul, kontribusi ke pembentukan karakter akan lebih fokus pada menemukan penyebab kasus disiplin itu, menempatkan tanggung jawab pada anak untuk menemukan solusi dari kasus itu, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran murid untuk membedakan mana yang baikdan buruk serta mana yang benar dan salah. Guru yang bijaksana akan menangani murid secara personal dan akan berpikir dalam upaya menanamkan kesadaran disiplin pada murid dibandingkan memberi hukuman ke murid.

8. Bimbingan ke Murid.
Setiap guru bertanggung jawab membimbing murid secara individual dalam semua hal penting pendidikan, dengan penekanan khusus dalam pengembangan karakter. Bimbingan adalah fungsi kontinu dan sangat penting ketika segalanya berjalan lancar dan ketika adanya kesulitan pribadi pada murid. Murid yang sikap dan perilakunya normal tetap membutuhkan bimbingan dari segi peningkatan pemahaman kecerdasan sesuai dengan arah pertumbuhan maksimal karakter sifat yang diinginkan. Bagi murid yang sikap dan kelakuannya tidak wajar, bimbingan tidak harus dianggap sebagai sinonim dengan disiplin. Kecenderungannya adalah untuk murid yang agresif yang menarik perhatian besar dan menyerap sebagian besar upaya guru.

Dibandingkan dengan murid tipe agresif, murid dengan sifat resesif perlu mendapat perhatian juga karena meskipun tidak mengganggu rutinitas sekolah, biasanya mereka memiliki permasalahan lebih karena ketidakmampuan sosial dan emosional mereka dan oleh karenanya lebih membutuhkan bimbingan. Meskipun guru rata-rata tidak memiliki kemampuan psikologis untuk menangani kasus-kasus dengan masalah yang lebih sulit, setidaknya guru dapat memberi perhatiannya kepada murid yang sedang mengalami masalah dan terutama untuk murid yang introversive.

Guru harus selalu melihat fakta bahwa pendidikan berhubungan dengan individu. Hal ini diperlukan untuk mempelajari setiap murid secara terus-menerus dan secara hati-hati dan menerapkan langkah-langkah kalkulatif untuk menghasilkan pengembangan keseluruhan karakter yang terbaik. Guru yang baik selalu memperlakukan murid mereka dengan pendekatan personal secara langsung. 

9. Hubungan dengan Rumah dan Badan Sosial Lainnya
Jika pendidikan adalah untuk menghasilkan karakter yang layak, maka penting bahwa sekolah dan rumah bekerja di tujuan dan lintas yang sama. Ini berarti pengetahuan dan pemahaman haruslah mutual. Organisasi Orangtua-Guru adalah langkah di arah yang benar dalam membina hubungan antara orangtua dan guru demi kepentingan terbaik murid dalam kapasitas yang sifatnya saling mendukung.

Kepala sekolah dan guru menerima dan berbagi penuh tanggung jawab untuk membimbing murid. Secara umum ini akan berarti bahwa setiap guru akan berkoordinasi dengan orangtua untuk saling bertukar informasi terkait hal-hal yang terjadi pada murid yang dapat meningkatkan kemampuan akademik mereka dan juga kemampuan karakter mereka.

Dalam cara yang sama, pihak sekolah juga perlu menjalin hubungan dengan lembaga lain di masyarakat, seperti, Pramuka, Palang Merah Indonesia, Sekolah Sepak Bola, dll, yang memiliki pengaruh penting terhadap murid. Di sini juga biasanya mungkin untuk mengajarkan pemahaman dan bekerjasama secara harmoni.

10. Semangat sekolah.
Sekolah, pada jangka panjang, mencerminkan pandangan dan cita-cita stafnya. Apakah itu sebuah sekolah pedesaan dengan satu guru atau sekolah yang lebih besar di perkotaan, kepala sekolah menentukan standar. Semangat sekolah yang tepat terletak pada kepercayaan dan sikap saling menghormati antara guru dan kepala sekolah dan antara murid dan guru. Sekolah yang baik tidak hanya ditandai oleh tatanan sempurna tetapi oleh keinginan nyata untuk bekerja sama dan berbagi tanggung jawab secara aktual dalam bekerja dan bermain. Murid perlu diberi kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan secara demokratis mengganggu tanggung jawab guru dalam mengarahkan dan mengawasi mereka.

Dalam batas-batas tertentu, pembentukan karakter akan lebih produktif jika murid melakukan latihan pengarahan diri sendiri, bahkan dengan risiko melakukan kesalahan, daripada bergantung pada kontrol yang bersifat otokratis.

Berdasarkan pengalaman, kepala sekolah dan guru harus menemukan sendiri dan mempelajari keseimbangan terbaik antara kontrol guru dan pengarahan diri sendiri yang dilakukan murid. Meskipun tugas guru adalah untuk memimpin dan menginspirasi, dan bila diperlukan untuk perintah, murid harus diberikan porsi yang proporsional untuk mengembangkan dirinya sendiri dalam lingkungan sekolah yang baik. Dengan cara ini penilaian, inisiatif dan kepemimpinan dan dikembangkan oleh murid.