Contoh Cerita Fiksi : Membangun Kincir Air Bersama
Membangun Kincir Air Bersama
Oleh Faris Al Faisal
Pagi
ini Ridwan dan ayahnya bersiap mengikuti gotong-royong yang diadakan oleh
Kelompok Tani di desa Manggungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka
akan membangun kincir air sederhana di Sungai Citanduy. “Ayah, untuk apa
dibangun kincir air?” tanya Ridwan. “Kincir air akan digunakan untuk membantu
mengairi sawah akibat saluran irigasi yang mengering saat musim kemarau,” jawab
Ayah. “Bagaimana caranya, Ayah?” tanggap Ridwan penasaran. “Nanti air sungai
diambil oleh potongan bambu yang menempel di kincir. Potongan bambu akan terus
berputar karena dorongan air sungai. Saat bambu berada di atas, air akan
ditumpahkan ke talang untuk diteruskan ke sawah,” jelas Ayah dengan sabar.
Ridwan
manggut-manggut mendengarnya. “Keuntungan penggunaan kincir air ini adalah
hemat energi, hemat biaya, dan ramah lingkungan, karena tidak menggunakan
listrik,” tambah Ayah. Sesampainya di sungai, Ridwan melihat sudah banyak warga
desa yang berkumpul untuk mengerjakan kincir air. “Wah, ramai sekali yang mau
ikut gotong-royong,” seru Ridwan takjub. Tak lama kemudian, bapak-bapak dan
para pemuda desa mulai membuat kerangka kincir. Mereka membagi tugas. Ada yang
mengukur panjang bambu dan kayu.
Ada
yang memotong dengan gergaji. Ada juga yang memaku dan mengikat kerangka
kincir. Semua dilakukan secara hati-hati agar kincir seimbang dan berputar pada
porosnya dengan sempurna. Menjelang siang, pekerjaan dihentikan sementara untuk
beristirahat. Ibuibu desa sudah menyiapkan makanan dan minuman. Walau dengan
hidangan sederhana, mereka menikmatinya bersama-sama. “Hebat ya, Ayah.
Membangun
kincir air itu termasuk pekerjaan berat, tapi semua jadi terasa ringan dan
lebih cepat karena gotong-royong,” kata Ridwan. “Seperti kata pepatah berat
sama dipikul, ringan sama dijinjing. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan
jika dilakukan bersama-sama,” tanggap Ayah. Pekerjaan dilanjutkan kembali
setelah mereka semua cukup beristirahat. Butuh waktu seharian untuk
menyelesaikan membangun kincir air. Setelah semua bagian kincir terpasang,
mereka mencoba untuk menjalankannya. Rasa lelah mereka terbayar ketika kincir air
dapat bekerja dengan baik. Air dengan mulus naik dan jatuh ke talang yang sudah
disediakan.
Sawah
yang mengering akhirnya bisa mendapatkan pengairan. Segenap masyarakat desa
Manggungsari bersorak gembira. Kincir air tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani, karena dengan kincir air kegiatan pertanian bisa terus
berjalan dengan lancar. “Dengan bergotong-royong membuat kincir ini, kita bisa
memajukan kesejahteraan bersama,” jelas Ayah kepada Ridwan. Putranya itu
mengangukangguk setuju