Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Musik Daerah


Penjelasan Tentang Musik Daerah [Lengkap]
Musik Daerah
Musik daerah adalah salah jenis musik yang memiliki ciri khas daerah. Menurut Ali (2006, hlm. 7) “Musik daerah atau musik tradisi adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia.  Ciri khas pada jenis musik ini terletak pada isi lagu…”. Lagu merupakan salah satu karya musik yang memuat nada-nada serta syair yang disusun untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya. Salah satu lagu yang merupakan warisan budaya Indonesia adalah lagu daerah. Purnomo, dkk (2016, hlm. 529) mengungkapkan bahwa lagu daerah merupakan lagu khas yang berasal dari daerah tertentu yang bersifat turun-temurun.

Lagu daerah biasanya menggambarkan keadaan masyarakat setempat dan mengandung makna serta pesan untuk masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam lirik lagu daerah yaitu bahasa daerah setempat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat  Pramudita (2018, hlm. 18) bahwa “Lagu daerah merupakan suatu wujud karya seni yang berasal dari daerah setempat, memiliki nilai kebudayaan dan penciptaannya sendiri merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat”. Dengan demikian lagu daerah merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dikenalkan dan dilestarikan. 

Menurut Subagyo (2010, hlm. 5) “Lagu daerah di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. sederhana, b. kedaerahan, c. turun-temurun, d. jarang diketahui penciptanya”. Penjelasan mengenai ciri-ciri tersebut yaitu:

Sederhana 
Syair serta melodi yang disajikan dalam sebuah lagu daerah memiliki sifat yang sederhana. Ritme yang digunakan tidak terlalu rumit dan syair yang tidak terlalu panjang. Pada beberapa lagu daerah, tangga nada yang digunakan biasanya pentatonic. Tangga nada pentatonis terdiri dari 5 nada yang berjenjang. Nada-nada tersebut tidak dituliskan dalam notasi umum. Namun jika dituliskan dalam notasi diatonis, nada yang mendekati yaitu nada do-re-mi-sol-la. Sifatnya yang sederhana memudahkan lagu daerah untuk dinyanyikan terutama oleh masyarakat setempat.

Kedaerahan 
Lirik syair lagu daerah biasanya sesuai dengan bahasa daerah setempat sehingga lirik lagu daerah hanya dimengerti oleh orang-orang yang mengerti bahasa daerah tersebut. 

Turun-temurun 
Sifat dari lagu daerah adalah turun-temurun. Lagu daerah pada zaman dahulu dikenalkan dari orang tua kepada anak cucunya secara sengaja ataupun dalam sebuah permainan. Lagu daerah biasanya menggambarkan kondisi alam atau kondisi sosial yang terjadi di daerah setempat. 

Jarang Diketahui Penciptanya 
Karena sifatnya turun-temurun, dan persebarannya bukan untuk tujuan komersial sehingga terdapat beberapa lagu daerah yang tidak diketahui penciptanya.

Dalam pendidikan formal, lagu daerah diperkenalkan di sekolah dasar dalam mata pelajaran SBdP (seni budaya dan prakarya). Karena pembelajaran aspek budaya terintergrasi dengan seni, maka lagu daerah masuk dalam mata pelajaran SBdP bidang seni musik. Pada proses pembelajaran di sekolah dasar, pendidik tidak hanya mengajarkan cara menyanyikannya saja, namun dengan memberikan pengetahuan mengenai lagu-lagu daerah misalnya tentang asal daerah, makna yang terkandung dan bahasa yang digunakan.

Penyajian musik daerah tidak terlepas dari unsur-unsur musik. Menurut Subagyo (2010, hlm. 17) “Unsur-unsur musik terdiri atas melodi, ritme atau irama, harmoni, tempo, dinamik, dan birama”. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur musik:

Melodi
Menurut Subagyo (2010, hlm. 12 ) “Melodi adalah rangkaian sejumlah nada atau bunyi berdasarkan perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya”. Dalam setiap lagu, terdapat melodi yang tersusun dari notasi-notasi yang memiliki interval berbeda-beda. 

Ritme atau irama
Menurut Subagyo (2010, hlm. 12) “Ritme adalah gerak teratur karena munculnya aksen secara tetap”.  Setiap lagu memiliki irama dan pola ritmik yang berbeda-beda. Dalam sebuah lagu, ada yang memiliki pola ritmik yang sama dalam satu birama ada pula yang memiliki variasi dalam setiap birama.

Harmoni
Menurut Subagyo (2010, hlm. 12) “Harmoni adalah keselarasan paduan bunyi”. Dalam musik, Perpaduan beberapa nada yang dimainkan secara bersamaan akan membentuk suatu harmoni ketika terdengar. Susunan nada-nada yang dibunyikan secara bersamaan biasanya disebut dengan akor. Keselarasan bunyi susunan nada-nada yang tepat akan menghasilkan harmoni yang indah ketika di dengar. 

Tempo
Menurut Subagyo (2010, hlm. 13) “Tempo adalah cepat atau lambatnya sebuah lagu”. Setiap lagu memiliki tempo yang berbeda-beda. Lagu yang bernuansa sedih biasanya memiliki tempo yang lambat sedangkan lagu dengan nuansa semangat biasanya memiliki tempo yang cepat. 

Dinamik
Menurut Subagyo (2010, hlm. 14) “Dinamik adalah keras lembut lagu dan perubahannya”. Dalam sebuah lagu terdapat dinamika yang membedakan lembut atau kerasnya suara yang dihasilkan.

Birama
Menurut Subagyo (2010, hlm. 93 ) “Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama”. Tanda birama digunakan sebagai penentu ketukan dalam satu ruas birama sehingga dapat mempermudah dalam bermain musik.