Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Latar Belakang Skripsi Terbaru Lengkap



Contoh Latar Belakang Proposal SKripsi Terbaru Lengkap
Bertindak tanpa berpikir panjang merupakan ciri khas yang melekat pada diri anak-anak . Mereka biasanya  bertindak spontan. Bila sakit mereka akan menangis di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja. Bila gembira, anak yang sehat akan berlarian, mencoret-coret, berteriak-teriak girang, atau melakukan apa pun yang mereka inginkan meskipun hal itu dapat merugikan orang lain. Pada dasarnya ketidakmampuan individu dalam mengendalikan diri sering menjadi permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari termasuk pada saat proses pembelajaran di sekolah. Kehilangan optimisme, energi yang bekerja membentuk format hidup berupa energi negative, keyakinan bahwa tantangan yang dihadapi lebih besar dari pada kemampuan yang dimiliki, lebih banyak masalah dari pada solusi, serta keterbatasan atau kelemahan pemahaman lebih berkuasa dari pada keunggulan yang dimiliki merupakan contoh lain yang  sering dialami oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung di Sekolah. Menurut J. P. Chaplin Self Control adalah “Kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls tingkah laku impulsif”. Goldfried dan Merbaum, mendefinisikan kontrol diri sebagai “Suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif”.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang cerdas dan berguna bagi  Nusa dan Bangsa. Mengingat pentingnya pendidikan maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam pembangunan kearah kemajuan. Siswa diharapkan memiliki tanggungjawab dalam belajar, mampu memaksimalkan diri dalam proses pembelajaran, serta dapat mengendalikan diri atau menjaga sikap agar menjadi individu yang lebih baik.
Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan orang lain (interaksi sosial). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hidup dalam kelompok atau masyarakat dan tidak bisa hidup sendirian. Seluruh kebutuhan hidup kita (fisiologis) terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu pula kebutuhan psikologis dan sosial kita. Oleh karena itu agar kita dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup ini dibutuhkan kerjasama dengan orang lain dan kerjasama dapat berlangsung dengan baik jika kita mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain. Interaksi sosial akan membentuk konsep diri siswa. Hal ini dikemukakan Elizabeth B. Hurlock (1978: 172) bahwa interaksi sosial dalam lingkungan akan membentuk konsep diri siswa. Pengalaman hasil interaksi sosial siswa akan memberikan pandangan baru terhadap diri siswa yang dapat memengaruhi konsep diri siswa. Pengalaman yang menyenangkan memberi kepuasan yang cenderung membangkitkan konsep diri yang positif begitu sebaliknya.

Model Self-control merupakan model pembelajaran menggunakan prinsip-prinsip operant conditioning. Meskipun demikian, kendali bukan guru tapi pada siswa sendiri. Kita tahu bahwa lingkungan sangat menentukan perilaku seseorang. Terjadinya perilaku positif atau negatif sangat berkaitan dengan seting lingkungan disekitarnya. Kontrol diri (self control ) sebagai pakem yang akan menjadi rem terhadap perilaku tertentu. Kaitannya dalam pembelajaran, model ini bisa menjadi salah satu cara membentuk perilaku peserta didik terhadap kompetensi dasar tertentu.

IPS atau Social Studies mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuh kembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.  Selain itu IPS pun bertugas  mengembangkan potensi  peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang  di masyarakat.