Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Matematika Lengkap


Pengertian Matematika
Depdiknas (dalam Susanto, 2013, hlm. 184) menyatakan bahwa, “kata matematika berasal dari bahasa Latin yaitu manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran”. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat  dengan berpikir atau bernalar.
Johnson dan Rising (dalam Suwangsih dan Triulina, 2010, hlm. 4) menyatakan bahwa:
Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.

Ismail dkk (dalam Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besarannya, mempelajari pola, bentuk, struktur, sarana berpikir, kumpulan system dan alat”. Dari beberapa pengertian matematika yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh dari proses berfikir manusia serta berkaitan erat dengan angka dan perhitungan.

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Fujiyanto (2016, hlm. 841) menyatakan bahwa “pembelajaran pada dasarnya bagian dari pendidikan, pembelajaran merupakan aktivitas yang diselenggarakan oleh guru kepada siswa untuk membelajarkan siswa agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan bantuan fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang sesuai dengan tujuan pendidikan”. Oleh karena itu, setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki tujuan. Untuk mencapai tujuan belajar, maka antara guru dengan siswa harus bisa bekerja sama dalam melaksanakan tugasnya yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik dan guru melakukan pembelajaran secara optimal.
Pembelajaran matematika memberikan konstibusi besar bagi manusia dalam memecahkan suatu permasalahannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pelajaran matematika perlu diajarkan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematik, kritis dan kreatif, serta mampu bekerjasama. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Susanto (2013, hlm. 186-187) bahwa “pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika”.
Suwangsih dan Triulina (2010, hlm. 24-25) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki ciri-ciri, diantaranya:
Menggunakan metode spiral
Metode spiral masudnya yaitu dalam pembelajaran matematika di SD, konsep matematika yang diajarkan kepada siswa dihubungkan dengan konsep atau materi sebelumnya. Konsep yang diajarkan dapat dimulai dengan menggunakan benda-benda konkret, kemudian konsep tersebut diajarkan kembali dalam bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi dalam matematika.
Pembelajaran matematika bertahap
Matematika di sekolah dasar diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih sulit, dari yang konkret menuju hal yang lebih abstrak.
1)   Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
Metode induktif yang digunakan dalam pembelajaran matematika di SD berupa pengenalan konsep dengan memberikan contoh terlebih dahulu sebelum diberikan definisi. Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan anak usia sekolah dasar.
2)   Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Matematika merupakan kebenaran yang konsisten artiya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut berdasarkan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah terbukti kebenarannya.
3)   Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Pebelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Konsep-konsep matematika tidak dapat diajarkan hanya melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan. Siswa mempelajari matematika mulai dari proses terbentuknya suatu konsep kemudian berlatih menerapkan dan memanipulasi konsep-konsep tersebut pada situasi baru.