Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelebihan dan kekurangan dalam Teori Pembelajaran Behaviorisme

Kelebihan dan kekurangan dalam Teori Pembelajaran Behaviorisme
Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajarab berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
Kelebihan
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behaviorisme terdapat beberapa kelebihan diantaranya:
  1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
  2. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
  3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
  4. Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti permen dan pujian.


Kekurangan
  1. Memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung. Padahal belajar adaah kegiatan yang ada dalam sistem syaraf manusia yang tidak terlihat kecuali gejalanya.
  2. Proses belajar dipandang otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai kemampuan self control yang bersifat kognitif sehingga dengan kemampuan ini, manusia mampu menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.


Faktor-faktor perkembangan manusia dalam teori Nativis
Faktor genetik
Adalah faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu bakat yang mancul dari diri manusia. Contohnya jika kedua orang tua anak adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasinya besar.
Faktor kemampuan anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi dalam dirinya sesuai dengan bakatt dan minatnya.
Faktor pertumbuhan anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya disetiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Kelebihan dan kekurangan dalam Teori Pembelajaran Nativis
Kelebihan
  1. Mempu memunculkan bakat yang dimiliki
  2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
  3. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan
  4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
  5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki


Kekurangan
  1. Memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat-sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka akan jahat.
  2. Memandang bahwa pendidikan sebagai suatu yang  pesimis serta mendeskreditkan golongan manusia yang ‘kebetulan’ memiliki keturunan yang tidak baik.


Tujuan-tujuan teori Nativisme
Schopenhauer (1788-1860) menyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat. Sehingga dengan teori ini manusia diharapkan:
  1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
  2. Manusia diharapkan dapat mengoptimalkan bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya.
  3. Mendoron manusia mewujudkan dirinya yang berkopetensi
  4. Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan invatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi manusia yang berkmpeten sehingga dapat bersaing dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman.
  5. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan
  6. Manusia bisa bersikap bijaksana dalam menentukan pilihnnya, dan apabila telah menentukan pilihannya manusia tersebut agar berkomitmen dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut.
  7. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam dirinya
  8. Menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimiliki agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia