Soal Belajar dan Pembelajaran Bidang Studi
1.
Ayo berburu skripsi angkatan 2013,
bulan ini mereka sudah pada beres skripsinya. Mereka adalah murid-murid saya
pada mata kuliah PTK. Insya Allah riset-risetnya mutakhir.
Terus mau ngapain pak?
Kalian buru mereka,
2 orang wajib menginter view 1 orang mahasiswa 2013?
Yang harus dilaporkan
adalah
1.
Latar belakang masalah
2.
Rumusan masalah
3.
Kajian teori
4.
Hasil dari proses
penelitian
Keempat point tersebut disajikan dalam bentuk mind map
dan jelaskan menggunakan rekaman video durasi max 10 menit.
Jawab: Terlampir
2.
Berikan Komentar anda
terkait kajian teori pada skripsi yang kalian pilih. Identifikasi kelebihan dan
kekurangannya. Lalu, tambahkan 1 teori yang relevan dengan skripsi tersebut!
Jawab:
a.
Komentar
Menurut
saya, kajian teori yang ada pada skripsi yang saya pilih itu sudah baik dan
penulisannya juga sudah sistemastis, bisa dilihat dari judulnya terlebih dahulu
yaitu Penerapan Model Cooperative
learning Tipe Time Token Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas IV SD. Dalam kajian teorinya
peneliti membahas dengan sitematis mulai dari Model Pembelajaran Cooperative learning, Model Pembelajaran
Cooperative learning Tipe Time Token, Pembelajaran IPS di SD, dan Keterampilan Sosial (Sosial Skill).
Dengan menggunakan Penerapan
Model Cooperative learning Tipe Time
Token ini bisa mengatasi masalah keterampilan sosial siswa, dimana
Time token merupakan satu tipe pembelajaran cooperative. Siswa dibentuk dalam
kelompok belajar, yang dalam pembelajaran ini mengajarkan keterampilan sosial
untuk menghindarkan siswa diam sama sekali dalam berdiskusi guru memberikan
materi pembelajaran lalu siswa bekerja dalam kelompok masing-masing secara
bertanggung jawab.
b.
Kelebihan
Kelebihan model pembelajaran Cooperative learning tipe time token menurut shoimin (2014:217).
1)
mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipatif.
2)
siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
3)
siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4)
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.
5)
melatih siswa mengungkapkan pendapatnya.
6) menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling
mendengarkan, berbagi memberikan masukan, dan keterbukaan terhadap kritik.
7)
mengajarkan siswa untuk saling mengahargai pendapat orang lain.
Jadi dapat disimpulkan kelebihan model pembelajaran Cooperative learning tipe time token ini
meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi baik dengan guru dan
teman sebaya serta dapat mengajarkan siswa dalam menghargai perbedaaan pendapat
orang lain dan menerima kritikan secara terbuka.
c.
Kekurangan
Kekurangan model pembelajaran Cooperative learning tipe time token menurut shoimin (2014:218).
1)
Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
2)
Tidak bisa di gunakan dengan jumlah siswa yang banyak.
3) Memerlukan
banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran karena semua siswa
harus berbicara satu per satu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
4)
Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan Kekurangan
model pembelajaran Cooperative learning
tipe time token yaitu memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan satu kegiatan
belajar mengajar dimana setiap siswa harus menyampaikan pendapat, gagasan,
idenya terhadap materi pelajaran yang telah guru berikan dan adanya pembatasan
terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena dengan tipe time
token ini semua siswa dituntut untuk berpendapat (menanya atau menjawab) sesuai
dengan jumlah kupon yang dimiliknya.
d.
Teori tambahan
Saya menambahkan teori belajar
revolusi sosiokultural Menurut Vigotsky yaitu:
Teori Belajar Vygotsky
Vygotsky mengemukakan pandangan yang
mampu mengakomodasi Sociocultural Revolution
dalam teori belajar dan pembelajaran. Ia mengatakan bahwa jalan pikiran
seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya,
untuk memahami pikiran seseorang ditelusuri dari asal-usul tindakan sadarnya,
dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya.
Peningkatan fungsi-fungsi mental
seseorang berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya yang berkaitan erat
dengan aktivitas-aktivitas dan bahasa yang dipergunakan. Menurut Wertsch Kunci
utama untuk memahami proses-proses sosial dan psikologis manusia adalah
tanda-tanda atau lambang yang berfungsi sebagai mediator. Tanda-tanda atau
lambang tersebut merupakan produk lingkungan sosiokultural tempat seseorang
berada.
Menurut Moll, mekanisme teori yang
digunakannya untuk menspesifikasi hubungan antara pendekatan sosio-kultural dan
pemfungsian mental didasarkan pada tema mediasi semiotik, yang artinya adalah
tanda-tanda atau lambang beserta makna yang terkandung di dalamnya berfungsi
sebagai penegah antara rasionalitas dalm pendekatan sosio-kultural dan manusia
sebagai tempat berlangsungnya proses mental.
Atas dasar pemikiran Vygotsky, Moll,
dan Greenberg melakukan studi etnografi dan menemukan adanya jaringan-jaringan
erat, luas, dan kompleks di dalam dan di antara keluarga-keluarga dan
berkembang atas dasar confianza yang membentuk kondisi sosial sebagai tempat
penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sosial
budaya. Anak-anak memperoleh semua itu dari keterlibatan aktif interaksi sosial
sehari-hari. Mereka terlihat secara aktif dalam interaksi sosial dalam keluarga
untuk memperoleh dan juga menyebarkan pengetahuan-pengetahuan yang terlah
dimiliki. Ada suatu kerja sama diantara angota keluarga dalam interaksi
tersebut.
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif seseorang seturut dengan teori sociogenesis. Dimensi kesadaran sosial
bersifat primer, sedangkan dimensi individunya bersifat derivatif (turunan dan
bersifat sekunder). Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu
berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa
individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya. Tetapi Vygotsky juga memiliki
pendekatan konstruktivisme yang berarti perkembangan kognitif seseorang di
samping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan
sosial yang aktif pula.
Konsep-konsep penting teori
sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan
revolusi-sosiokultural dalam teori belajar dan pembelajaran adalah hukum
genetic tetang perkembangan (genetic law of development), zona perkembangan proksimal (zone of proximal
development), dan mediasi.
a. Hukum Genetic
Tentang Perkembangan (Genetic Law of Development)
Menurut Vygotsky, setiap kemampuan
seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yang pertama tataran
social tempat orang-orang membentuk lingkungan sosialnya (dapat dikategorikan
sebagai interpsikoligis atau intermental), dan yang kedua yaitu tataran
psikologis di dalam diri orang yang bersangkutan (dapat dikategorikan sebagai
intrapsikoligis atau intramental). Pandangan teori ini menempatkan lingkungan
sosial sebagai faktor primer dan
konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif
seseorang.
Menurutnya, fungsi-fungsi mental yang
lebih tinggi dalam diri seseorang akan muncul dan berasal dari kehidupan
sosialnya. Sementara itu fungsi intramentalnya dipandang sebagai derivasi atau
keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi
terhadap proses-proses tersebut. Pada mulanya seorang anak berpartisipasi dalam
kegiatan sosial tertentu tanpa memahami maknanya. Pemaknaan baru akan muncul
atau terjadi melalui proses internalisasi. Namun internalisasi yang dimaksud
oleh Vygotsky bersifat transformatif, yaitu mampu memunculkan perubahan dan
perkembangan yang tidak sekedar berupa transfer atau pengalihan.Maka belajar
dan perkembangan merupakan suatu kesatuan dan saling menentukan.
b. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal
development)
Vigotsky mengemukakan konsepnya
tentang Zona Perkembangan Proksimal dimana ia mengatakan bahwa perkembangan
kemampuan seseorang dapat dibedakan dengan dua tingkat, yaitu:
1. Tingkat
perkembangan aktual
Tingkat perkembangan aktual tampak dari
kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah
mandiri.Ini disebut juga dengan kemampuan intramental.
2. Tingkat
perkembangan potensial
Pada tingkat perkembangan potensial kemampuan seseorang tampak dari bagaimana
seseorang memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas ketika dibawah
bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih
kompeten. Ini disebut sebgai kemampuan intermental.
Jarak antara keduanya, yaitu tingkat perkembangan
actual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut “zona perkembnagan proksimal”
Zona perkembangan proksimal diartikan
sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang yang masih
berada pada proses pematangan. Ibaratnya embrio, kuncup atau bunga yang belum
menjadi buah. Tunas-tunas perkembangan ini akan menjadi matang melalui
interaksinya dengan orang dewasa atau kolaborasi dengan teman sebaya yang lebih
kompeten.
Konsep zona perkembangan proksimal
ini ditafsirkan dengan menggunakan scalffolding interpretation, yaitu memandang
zona perkembangan proksimal sebagai perancah, sejenis wilayah penyangga atau
batu loncatan untuk mencapai taraf perkembangan yang semakin tinggi. Gagasan
Vigotsky tentang zona perkembangan proksimal ini mendasari perkembangan teori
belajar dan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan
perkembangan kognitif anak.
Beberapa konsep kunci yang perlu
dicatat adalah bahwa perkembangan dan belajar bersifat interdependen atau
saling terkait, perkembangan kemampuan seseorang bersifat konteks dependent
atau tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, dan sebagai bentuk fundamental
dalam belajar adalah partisipasi dalam kegiatan sosial.
Dengan berpijak pada konsep zona
perkembangan proksimal, maka sebelum terjadi internalisasi dalam diri anak,
atau sebelum kemampuan intramental terbentuk,
anak perlu dibantu dalam proses belajarnya. Orang dewasa dan atau teman sebaya
yang lebih kompeten perlu membantu dengan berbagai cara seperti memberi contoh,
memberikan umpan balik, menarik kesimpulan, dan sebagainya dalam rangka
perkembangan kemampuannya.
c. Mediasi
Menurut Vygotsky kunci utma untuk
memahami proses-proses social dan psikologis adalah tanda-tanda atau
lambang-lambang yang berfungsi sebagai mediator. Tanda-tanda atau
lambang-lambang tersebut merupakan produk lingkungan soiso-kultural tempat
sseseorang berada. Semua perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi
dimediasikan dengan psychological tools atau alat-alat psikologis berupa
bahasa, tanda dan lambang, atau semiotika. Mekanisme hubungan antara pendekatan
sosio-kultural dan fungsi-fungsi mental didasari oleh tema mediasi semiotic. Artinya, tanda-tanda
atau lambang-lambang beserta makna yang tergantung didalamnya berfungsi sebagai
fungsi penghubung antara rasionalitas sosiokultural (intermental) dan individu
sebagai tempat berlangsungnya proses mental (intramental). Ada beberapa elemen
yang dikemukakan oleh Bakhtin untuk memperluas pendapat Vygotsky. Elemen-elemen
tersebut terdiri dari ucapan bunyi,
suara, tipe percekapan social dan dialog. Secara kontekstual di mana secara
konstektual elemen-elemen tersebut berada dalam batasan sejarah, kelembagaan,
budaya dan faktor-faktor individu. Menurut Supratik, ada dua jenis mediasi,
yaitu mediasi yaitu metakognitif dan mediasi kognitif.
1. Mediasi metakognitif adalah penggunaan alat-alat
semiotik yang bertujuan untuk melakukan self-regulation atau regulasi sendiri
meliputi self- monitoring, self- checking dan self-evaluating. Mediasi
metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antara pribadi. Selama menjalani
kegiatan ini, orang dewsa atau teman sebaya yang lebih kompeten biasa
menggunakan alat-alat semiotik tertentu untuk mengatur tingkah laku anak.
2. Mediasi
kognitif adalah penggunaan alat
kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu
atau subject-domain problem. Mediasi kognitif biasa berkaitan dengan konsep
spontan dan ilmiah. Konsep ilmiah yang berhasil diinternalisasikan anak akan
berfumgsi sebagai mediator dalam pemecahan masalah. Konsep-konsep ilmiah ini
dapat berbentuk pengetahuan deklaratif (declarative knowledge)yang kurang
memadai untuk memecahkan berbagai
persoalan, sedangkan pengetahuan procedural (procedural knowledge)
berupa matode atau strategi untuk memecahkan masalah. Menurut Vygotsky, untuk
membantu anak mengenbaangkan penegtahuan yang sungguh-sungguh bermakna, dengan
cara memadukan antara konsep-konsep dan prosedur-prosedur melalui demostrasi
dan praktik.
Berdasarkan pada teori Vygotsky di atas maka akan
diperoleh keuntungan jika:
a.
Anak memperoleh
kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimalnya atau
potensi melalui belajar dan berkembang.
b.
Pembelajaran perlu lebih
berkaitan dengan tingkat perkembangan potensialnya dari pada tingkat
perkembangan aktualnya.
c.
Pembelajaran lebih
diarahkan pada penggunaan strategi ntuk mengembangkan kemampuan intermentalnya
d.
Anak diberikan kesempatan
yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipalajari
dengan penegtahuan procedural yang dapat digunakan untuk melakukan tugas dan memcahkan masalah.
e.
Proses belajar dan pembalajaran
tidak sekedar bersifat tansferal tetapi lebih merupakan ko-konstruksi ,yaitu
suatu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama
antara semua pihak yang terlibat didalamnya.
3.
Coba anda baca teori kompetensi
abad 21 dari Triliing&Fadel,
Morocco, Binkley, Katlantis.
Apakah
skripsi yang anda kaji sudah relevan dengan kebutuhan abad 21?
Kemukakan
alasan anda!
Jawab:
Menurut saya sudah relevan dengan
kebutuhan abad 21. Karena dari teori kompetensi abad 21 dari
Triliing&Fadel, Morocco, Binkley, Katlantis, ada keterkaitan atau hubungan
dengan skripsi yang telah dikaji. Yaitu terkait keterampilan sosial siswa.
Dalam artikel dijelaskan Keterampilan sosial dan lintas budaya abad ke-21
merujuk kemampuan untuk bekerja dengan baik dengan rekan kerja, menghadirkan
diri secara profesional, dan menghargai serta merangkul pembagian sosial dan
budaya. Kemampuan ini adalah keterampilan hidup abad ke 21 yang penting. NCREL
(2003) dan Kemitraan untuk Keahlian 21Century keduanya berpendapat bahwa siswa
harus dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain, melakukan diri
mereka dengan cara yang hormat dan profesional, bekerja secara efektif di
berbagai tim, menanggapi pemikiran dan nilai-nilai yang berbeda secara terbuka,
dan menjadi Mampu bekerja secara efektif dengan orang-orang dari berbagai latar
belakang sosial dan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa skripsi yang
telah dikaji sudah sesuai dengan kebutuhan abad 21. Dimana dalam skripsi yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa diantaranya melatih
siswa untuk berpikir kritis, menyampaikan pendapat, gagasan/ ide, bekerja sama
dalam kelompok, menghargai pendapat teman dan menerima kritikan secara terbuka.
Sehingga hal ini relevan dengan kebutuhan abad 21.