Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makanan Tradisional Awug

Menurut Purwodarminto (dalam Marwanti, 2000: hlm. 112) tradisional adalah suatu kebiasaan yang sudah turun temurun diwarisi dari nenek moyang sehingga akan sulit dirubah. Sejumlah kebiasaan telah diwarisi oleh nenek moyang kita, salah satunya adalah makanan sehingga disebut dengan makanan tradisional. Selanjutnya Marwati (2000; hlm. 112) berpendapat bahwa makanan tradisional mempunyai pengertian suatu makanan rakyat sehari-hari, baik yang berupa makanan selingan, atau sajian khusus yang sudah ada pada zaman nenek moyang dan dilakukan secara turun temurun.
     Berdasarkan pengertian di atas maka makanan tradisional adalah makanan masyarakat yang dikonsumsi setiap hari sehingga memiliki hal unik yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada generasi selanjutnya.
Makanan tradisional memiliki ciri-ciri khusus. Menurut Sostrodiningrat (dalam Marwati, 2000, hlm.113) ciri-ciri makanan tradisional adalah sebagai berikut:
1.      Resep makanan yang diperoleh secara turun temurun dari generasi pendahulunya.
2.      Penggunaan alat tradisional tertentu di dalam pengolahan makanan tersebut (misalnya masakan harus diolah menggunakan tanah liat).
3.      Teknik olah masakan merupakan cara pengolahan yang harus dilakukan untuk mendapatkan rasa maupun rupa yang khas dari suatu masakan.
     Berdasarkan ciri-ciri makanan tradisional di atas telah banyak makanan tradisional dari berbagai daerah. Misalnya awug, awug merupakan salah satu makanan tradisional khas Sunda yang memiliki rasa manis alami dari gula merah.