Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Literasi Budaya Lengkap


Literasi budaya diambil dari dua perspektif tentang literasi dan budaya. Budaya merupakan suatu cipta, karsa, dan rasa masyarakat dahulu berupa sejumlah kebiasaan yang harus dilestarikan. Satu satu cara melestarikannya adalah dengan literasi. Menurut Richard Kern (2000, hlm. 16) mendefinisikan istilah literasi sebagai berikut:
“Literacy is the use of socially-, and historically-, and culturally- situated practices of creating and interpreting meaning through texts. It entails at least a tacit awareness of the relationships between textual conventions and their context of use and, ideally, the ability to reflect critically onthose relationships. Because it is purpose-sensitive literacy is dinamic – non static – and variable across and within discourse communities and cultures. It drawn on a wide range of cognitive abilities, on knowledge of written and spoken language, on knowledge of genres, and on cultural knowledge.”
Artinya, literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-hubungan antara konvensi-konvensi tekstual dan konteks penggunaannya serta idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan tersebut. Karena peka dengan tujuan, literasi itu bersifat dinamis – tidak statis – dan dapat bervariasi di antara dan di dalam komunitas dan kultur wacana. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulisan dan lisan, pengetahuan tentang genre (pengetahuan tentang jenis-jenis teks yang berlaku dalam komunitas wacana, misalnya teks naratif, eksposisi, deskripsi, dan lain sebagainya), dan pengetahuan kultural.
Dari pengertian tersebut literasi diartikan sebagai penguasaan kemampuan yang kompleks. Sehingga dalam melestarikan kebudayaan hasil karya nenek moyang pada era sekarang dimana keadaan dulu jauh berbeda dengan sekarang dan kebiasaan dahulu sudah tidak cocok digunakan sekarang. Artinya perlu pembaruan dari berbagai arah.
Literasi budaya sebagai alternatif pengenalan dan penanaman budaya kepada masyarakat era sekarang, khususnya anak-anak. Sehingga budaya daerah setempat akan tetap diketahui dan dilakukan oleh masyarakat daerahnya serta tidak diakui negara lain yang cinta dengan Indonesia beserta seluruh kebudayaannya.