Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kreativitas



Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,    apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru Hurlock (Tyaseta,2010) Selanjutnya proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” Rogers (Tyaseta,2010) hal tersebut menekankan pada aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan serta aspek interaksi antara individu dan lingkungannya  atau kebudayaannya.
          Guilford (Tyaseta,2010) menekankan perbedaan berfikir divergen  (disebut juga berfikir  kreatif) dan berfikir konvergen, Berfikir divergen yaitu bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah. Berfikir konvergen sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.
          Di dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen, hal ini Karena dalam pendidikan formal guru cenderung hanya berpaku pada sumber materi yang tersedia di buku saja, dan tidak mengembangkan materi ajarnya sendiri. Maka dari itu dalam pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar diperlukan suatu inovasi bahwa materi atau konsep pembelajaran bisa didapatkan siswa dari hal apapun dengan cara mengeksplor lingkungan sekitarnya baik itu yang berupa alat atau alam. 
5.       Kreativitas Sebagai Produk
Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu  Stein (Tyaseta,2010).

Produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa di sekolah dasar perlu mendapatkan apreasiasi atau penghargaan baik dari guru maupun orang tua, hal ini agar dalam perkembanganya proses awal yang telah dimulai oleh siswa ini, bisa terus berkesinambungan dan bisa terus berkembang karena adanya dorongan dari semangat yang diberikan oleh orang sekitarnya.
6.       Faktor-Faktor Pendorong Kreativitas
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Bill Fritzpatrick (Ngainun Naim,2009:244) secara tegas menyatakan akan makna penting  kreatifitas ini. Menurut Fritzpatrick, Kreativitas sangat penting dalam kehidupan ia memeberi penjelasan bahwa dengan kreativitas, kita akan terdorong untuk mencoba bermacam cara dalam melakukan sesuatu. Oleh karena kreatif, secara ilmiah kita melakukan banyak keasalahan . Namun,  jika kita punya keberanian untuk tetap bertahan di tengah kesalahan-kesalahan kita, maka kita akan mendapatkan jawabannya. Ketika kreativitas menyala-nyala, orang bisa mengalami apa yang disebut sebagai “moment putih” atau “mengalir” (flow). Ketika mengalir, orang berada pada keadaan puncaknya. Mengalir dapat terjadi pada semua wilayah. Satu prasaratnya adalah keterampilan secara sempurna sesuai dengan tuntutan moment tersebut sehingga seluruh kesadaran diri lenyap.
Kreativitas merupakan salah satu hal yang bisa memotivasi seseorang dalam melakukan atau menghasilkan sesuatu, begitu juga dengan siswa di sekolah dasar, jika guru bisa memberikan situasi dan kondisi yang bisa mengembangkan kreatifitas dalam proses pembelajaranya maka tidak mustahil siswa yang mengikuti hal tersebut akan bisa membentuk  dan membangun pemahamanya terhadap konsep yang disuguhkan guru ke dalam kehidupan nyata. ketiak seseorang berada pada puncak kretaifitasnya maka dengan otomatis hal yang ia tekuni tersebut akan dengan mudahnya ia seselaikan denagn hasil yang maksimal, sejalan dengan hal tersebut ketika proses pembelajaran di sekolah dasar ini bisa mengantarkan siswanya ke dalam puncak kretaivitas maka dalam pembelajaran yang siswa lalui akan mudah mereka selesaikan dengan hasilyang maksimal. 
Menurut Selo Soemardjan perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja. (Tyaseta,2010)
Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Selo Sumardjan bahwa sekolah dapat manyediakan berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan kreatif, yang mungkin memerlukan waktu lama dan hal ini menyangkut motivasi internal, tapi dibalik itu semua sekolah dalam hal ini guru beretanggung jawab untuk bisa membentuk motivasi siswa agar tercipta suatu sipat kreatif dengan cara mengembangkan model pembelajaran yang dapat  membentuk sipat kreatif tersebut.
Kreatifitas tidak hanya tercipta dari faktor genetis atau keturunan saja, tapi bisa juga ditumbuhkan dari berbagai macam hal diantaranya minat pada usia dini, berteman atau sering berkomunikasi dengan orang ahli, dan yang terakhir yaitu tersedianya sarana  dan prasaran serta guru di sekolah, guru tersebut tentunya harus bisa memberikan  pembelajaran yang bisa menumbuhkan krativitas para siswanya, dan dengan model pembelajaran kreatif produktif inilah diharapkan dalam proses pembelajaran dapat  menumbuhkan kreatifitas siswa yang senantisa akan  menumbuhkembangkan bakat-bakat yang dimiliki oleh para siswa.