Karakter Pembelajar
Karakter pembelajar
(1)
Rasa ingin tahu-keinginan mengemansipasi. Rasa
ingin tahu alami adanya pada setiap orang.
Ia adalah bagian tak-terpisahkan dari manusia ketika ia menghadapi
sesuatu yang asing, baru, tantangan, ancaman, kesenjangan, dan masalah.
(2)
Kompetensi belajar.
Menurut Freire, kompetensi belajar adalah kompetensi mem-problematisasi
kehidupan, apapun yang anda hadapi dalam rangka mempelajarinya. Problematisasi dilakukan dalam rangka pencarian
pengetahuan, kehidupan yang lebih baik.
Problematisasi yang berhasil dilakukan oleh orang yang perkembangannya
sudah berada pada tahapan kesadaran
kritis.
(3)
Kemandirian. Ketika orang
menjadi semakin relatif kompeten dalam belajar, dalam menerapkan proses belajar
metakognisi, maka ia menjadi pribadi yang mandiri. Ia menjadi terbebaskan dari kebergantungannya
secara buruk kepada pihak lain, ia menjadi pribadi bebas. Ia menjadi paham bertindak sebagai seorang
profesional.
(4)
Kemauan. Kemauan harus
ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing individu pebelajar. Tanpa kemauan kuat kompetensi-karakter
pebelajar tidak akan tumbuh. Pihak luar
(pendidik dan rekan) peranannya adalah fasilitasi, membangun lingkungan
sosiobudaya yang kondusif untuk kuatnya kemauan.
(5) Kebiasaan.Kebiasaan adalah produk dari pembiasaan. Apa yang dibiasakan adalah empat subdimensi
karakter yang dideskripsikan di atas.
Secara demikian kebiasaan dalam kasus ini akan merupakan keberulangan
atau kecenderungan kuat empat subdimensi karakter yang dikembangkan.
Menurut pemahaman
penulis dari 5 karakter yang telah disebutkan di atas, Jadi kiranya kita
sebagai calon seorang guru harus memiliki rasa keingin tahuan yang besar untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri pembelajar. Dalam pendidikan dewasa
ini Kompetensi belajar harus teritegrasi dalam proses pendidikan agar menjadi
lebih baik, dengan adanya kompetensi belajar diharapkan pengetahuan,
kreativitas, dan perilaku pembelajar diaktualisasikan dalam menjalankan tugas
keprofesionalannya. Kemandirian tentunya harus ada pada pembelajar agar sang pembelajar
tidak bergantung dari pihak lain yang justru akan menimbulkan sisi buruk pada
pembelajar. Dengan adanya kemandirian ini pembelajar tidak hanya menjadi
pengikut peraturan yang telah ada tapi menjadi pemikir yang berargumen,
pengujian dan pembuktian kearah yang lebih baik serta akan bebas dalam
bertindak mengembangkan keprofesionalan tanpa adanya ketergantungan yang besar
pihak lain. Disamping itu, Kemauan harus
tumbuh pada pembelajar tanpa adanya
keterpaksaan oleh siapapun artinya Kemamuan ini harus murni dari dalam diri
pembelajar itu sendiri, tanpa adanya kemauan yang kuat tidak mungkin
kompetensi-karakter pembelajar akan tumbuh
dengan baik. Tentu empat poin yang telah dikembangkan diatas tidak akan menjadi
sebuah karakter yang utuh apabila tidak ada pembiasaan dari pembelajar.
Pembiasaan harus benar-benar diaplikasikan dan dilaksanakan dengan
berulang-ulang sehingga pada akhirnya ini akan menjadi membudaya dan menjadi
sebuah kebiasaan sang pembelajar dalam menjalankan tugasnya secara professional
Berdasarkan tabel
indicator karakter pembelajar diatas, dapat penulis simpulkan bahwa Kebiasaan
merupakan hal penting/ yang utama dalam memunculkan empat karakter-kompetensi pembelajar
yang lebih baik. Pertama Karakter rasa ingin tahu ini bisa diukur salah satunya
dengan selalu memuculkan pertanyaan yang signifikan atau mencolok dan selalu
berupaya mencari informasi secara mandiri. Kedua karakter kompetensi belajar
salah satunya bisa di ukur dengan selalu memunculkan masalah/ pertanyaan
spesifik, idea tau hipotesis atas fenomena yang sedang dipelajari. Selalu
melakukan upaya-upaya untuk menjawab permaslahan yang dihadapinya. Ketiga
Karakter Kemandirian ini bisa diukur salah satunya dengan selalu merancang
pengujian atas teori yang ada dan mampu melaksanakan pengujian atas teori yang
ada. Dan yang kempat Kemauan bisa di identifikasi pada ketercapaian kompetensi
dengan selalu memiliki respon
positif-konstributif atas permasalahan sendiri dan lingkungannya.