Determinisme Geografis dan Posibilisme
Menjelang
akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang
aliran fisis determinis dengan
tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis, faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya
yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau
fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya
dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia
sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang
hidupnya.
1. Fisis
determinime
Faham ini
mengemukakan bahwa semua kehidupan dan aktivitas manusia dipengaruhi dan
tergantung pada pemberian alam di sekitarnya. Manusia cenderung pasif dalam
menghadapi tantangan alam, respon terhadap alam hanya berupa respon menerima
apa adanya. Dengan kata lain manusia tidak dapat menentukan hidupnya sendiri.
Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian, tingkah laku, kebiasaan, serta
kebudayaan manusia pada lingkungan tertentu. Berikut ini beberapa pendukung
fisis determinisme :
Charles
Darwin (1809 – 1882)
Charles
Darwin adalah seorang naturalis dari Inggris yang teori-teorinya sangat
kontroversial di bidang ilmu pengetahuan dengan Teori Evolusi Darwin-nya.
Teorinya mengatakan bahwa semua makhluk hidup darai waktu ke waktu secara
berkesinambungan akan mengalami perkembangan. Setiap perubahan yang terjadi
pada mofologi, fisiologi, dan perilaku makhluk hidup sebagai respon dari
perubahan alam lingkungannya. Perjuangan hidup (struggle for life) pada makhluk
hidup merupakan bagian yang penting juga dalam menanggapi perubahan alam
lingkungannya. Hanya individu yang kuatlah yang mampu bertahan hidup dari
keganasan alam lingkungan. Dominasi lingkungan pada makhluk hidup terlihat
sangat jelas dan sepertinya makhluk hidup tidak bisa lepas dari pengarauh alam
tersebut.
Ellsworth
Huntington
Ellsworth
Huntington merupakan geograf dari Amerika Serikat dan merupakan salah seorang
dari determinisme iklim. Dalam bukunya principle of Human Geography, dia
mengatakan bahwa iklim sangat mempengaruhi pola kebudayaan masyarakat. Iklim di
dunia ini memiliki variasi yang banyak, sehingga variasi kebudayaan yang
didukung oleh manusia juga sangat beraneka ragam. Bentuk bangunan, seni, agama,
pemerintahan sangat ditentukan oleh iklim. Sebagai contoh orang Eskimo akan
membangun iglo yang terbuat dari es yang dikeraskan. Atap rumah yang dibangun
oleh orang gurun pasir akan cenderung dibuat rata, dan ini berbeda dengan atap
rumah yang dibangun oleh orang-orang Eropa dibuat seruncing mungkin.
Friederich
Ratzel (1844 – 1904)
Friederich
Ratzel merupakan geograf Jerman dengan teori Anthropogeographie-nya.
Dalam teorinya disebutkan bahwa meskipun manusia merupakan makhluk yang
dinamis, namun pola-pola pergerakan dan mobilitasnya tetap dibatasi oleh alam.
Manusia sebagai pendukung kebudayaan berkecenderungan membentuk unsur-unsurnya
sebagai respon dari apa yang telah diberikan oleh alam lingkungannya.
Alam dalam
mempengaruhi manusia dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
Secara positif
Contoh dari
pengaruh alam secara positif antara lain adalah manusia yang hidup di daerah
yang dingin secara otomatis menggunakan pakaian yang tebal dan hangat agar bisa
bertahan hidup. sebaliknya dengan yang hidup di daerah panas akan memakai baju
yang berbahan tipis atau dengan bahan yang dapat menyerap keringat.
Secara negatif
Contoh dari
pengaruh alam secara negatif adalah terjadinya bencana alam yang dapat menelan
korban, seperti contoh gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lainnya. Bencana
alam seperti itu merupakan hal yang tidak bisa kita duga. Akibat dari bencana
alam ini dapat menyebabkan kerugian bagi manusia, bahkan dapat menimbulkan
korban jiwa.
2. Fisis
Posibilisme
Faham ini
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan kemampuan akalnya
itu manusia mampu merespon apa yang diberikan oleh alam. Pada faham ini juga
disebutkan bahwa alam tidak selamanya mampu mendikte setiap kehidupan
dan aktivitas manusia, namun alam memberikan berbagai alternatif (pilihan) dan
manusia menanggapi setiap pilihan yang diberikan oleh alam tersebut. Beberapa
pengikut faham ini adalah :
EC Sample
EC Sample
awalnya merupakan pengikut dan pendukung faham fisis determinisme. Dia
merupakan anak buah dan muridnya dari Ratzel. Menurut pandangannya, alam bukan
merupakan faktor penentu, namun hanyalah sebagai faktor pengontriol bagi
aktivitas manusia. Alam memberikan banyak peluang dan kemungkinan-kemungkinan
yang direspon manusia untuk menentukan unsur-unsur kebudayannya. Para ahli
geografi terkadang menyebut faham ini dengan istilah lain yaitu faham fisis
probabilisme.
Paul
Vidal de la Blache (1845 – 1919)
Paul Vidal
de la Blache merupakan geograf dari Perancis. Menurutnya alam tidak lagi
menentukan, melainkan proses produksi (genre de vie) yang dipilih manusia
sebagai pilihan dari alternatif-alternatif yang diberikan oleh alam berupa
tanah, iklim, dan ruang di suatu wilayah. Sebagai contoh bahwa aktivitas
manusia di sekitar lingkungan pantai, menurut faham determinisme, dipastikan
sebagai nelayan. Namun bagi faham posibilisme disebutkan bahwa bentukan pantai
dapat berupa bentukan pantai yang landai, agak curam, dan sangat curam (cliff),
berawa, dan yang memiliki continental shelf yang panjang. Respon mata
pencaharian manusia terhadap bentukan lingkungan pantai akan beragam, misalnya
menjadi nelayan, petambak udang atau garam, petambak rumput laut, bahkan
bersawah pada wilayah pesisir atau muara sungai.
Kemampuan
manusia dalam menanggapi alam tidak terlepas dari pengunaan teknologi yang
digunakannya. Dengan kemampuan penciptaan teknologi oleh manusia, menjadikan
hidup manusia semakin mudah dan ringan. Keberhasilan manusia dalam menerapan
teknologi, menjadikan bahwa teknologi menjadi tumpuan bahkan keyakinan sebagai
tumpuan untuk pememnuhan kebutuhan hidup.
Contoh manusia mempengaruhi alam dari sisi
positifnya adalah manusia membuat sengkedan di daerah pegunungan agar
tidak terjadi longsor. manusia melakukan reboisasi atau penghijauan kembali di
jalan - jalan untuk menggantikan pohon - phon yang telah di tebang. Sedangkan
pengaruh manusia kepada alam dari sisi negatifnya dapat dilihat dari
kebiasaan sehari - hari yang dilakukan manusia seperti manusia dapat melakukan penebangan
hutan yang dapat menyebabkan kebanjiran, kebiasaan manusia menghisap asap rokok
serta asap dari kendaraan yang berpengaruh kepada lingkungan sekitar. contoh
lain adalah kebiasaan manusia membuang sampah plastik di sembarang tempat, hal
itu dapat menyebabkan kebanjiran dan menyebabkan polusi terhadap tanah.