Budaya Belajar Lengkap
1. Pengertian
Budaya Belajar
Konsep budaya belajar bersumber dari konsep budaya,
terutama yang dalam tulisan ini budaya tidak dipandang sebagai gejala yang
bersifat material, baik yang berupa benda, orang, tindakan atau pun emosi,
melainkan sesuatu yang bersifat abstrak yang terdapat dalam pikiran manusia.
Kebudayaan yang dimaksud adalah model – model
pengetahuan manusia yang digunakan oleh pemiliknya untuk menafsirkan benda,
orang, tindakan dan emosi (Goodenough dalam Spradley, 1972). Tegasnya
kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan pengalaman
lingkungannya serta menjadi kerangka landasan bagi menciptakan dan mendorong
terwujudnya kelakuan (Suparlan: 1980).
Budaya belajar dapat juga dipandang sebagai proses
adaptasi manusia dengan lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Sistem pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi dalam
rangka untuk memenuhi tiga syarat kebutuhan hidup, yakni: (1) Syarat dasar
ilmiah yang berupa kebutuhan biologis seperti pemenuhan kebutuhan makan, minum,
menjaga stamina, menjadikan lebih berfungsi organ – organ tubuh manusia. (2)
Syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang, jauh dari perasan
– perasaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagi kebutuhan kejiwaan
lainnya. (3) Syarat dasar sosial yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan orang
lain, dapat melangsungkan bungan, dapat mempelajari kebudayaan, dapat
mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb. (Suparlan, 1980; Bennet, 1976:
172).
2. Sifat-sifat
Budaya Belajar
a. Budaya
belajar dimiliki bersama
Sifat budaya
belajaryang melekat dalam kebudayaan diciptakan oleh kelompok manusia secara
bersama. Karena terlahir dari potensi yang dimiliki manusia, maka budaya
belajar kelompok itu merupakan suatu karya yang dimiliki bersama. Seorang
individu akan menjadi pendukung budaya belajar yang bersumber dari latar
belakang etnis, sekaligus menjadi pendukung budaya belajar masyarakat
perkotaan, bahkan memeperlihatkan ekspresi budaya belajar dari daerah pantai.
b. Budaya
belajar cenderung bertahan dan berubah
Umumnya budaya
belajar cepat atau lembat mengalami perubahan selain pertahanan, namun yang
harus dicatat adalah adanya membedakan pada level individu atau kelompok sosial
dalam lamanya bertahan atau cepatnya berubah. Sebagai contoh, kebudayaan
masyarakat pantai dipandang sebagai kebudayaan yang terbuka, karena letak
geografis yang memungkinkan untuk tingginya frekuensi melakukan kontak budaya.
Artinya pada batas – batas tertentu jenis budaya ini akan tercerminkan dalam
sifat budaya belajar yang cenderung terbuka atau dinamis.
c. Fungsi
budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
Kebudayaan
diciptakan bersama dan dikembangkan bersama karena dipercayai dalam berdaya
guna untuk keperluan dan memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara individu
maupun kolektif. Ada tiga syarat dasar yang harus dipenuhi oleh manusia dengan
budaya belajarnya yakni:
a. Syarat
dasar alamiah, yakni sayarat pemenuhan kebutuhan biologi.
b. Syarat
kejiwaan atau psikologis, yakni syarat kebutuhan untuk sehat secara kejiwaan.
c. Kebutuhan
dasar sosial, yakni hidup kebutuhan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan
sesama manusia.
d. Budaya
belajar diperoleh melalui proses belajar
Budaya belajar
bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetic yang bersifat herediter,
melainkan dihasilkan melalui proses belajar oleh individu atau kelompok social
di lingkungannya. Budaya belajar adalah produk ciptaan manusia yang bersifat
khas yang dibentuk melalui lingkungan budaya.
Factor yang
menentukan dalam mempelajari budaya belajar adalah lewat komunikasi dengan
symbol bahasa. Bagaimanapun sederhananya satu kebudayaan masyarakat, individu
atau kelompok sosial pendukungnya masih bisa berkomunikasi dengan bahasa
ciptaannya semakin maju budaya belajar, maka struktur komunikasi berbahasa
memperlihatkan kompleksitasnya. Dalam budaya belajar peranan bahasa menjadi
alat yang kehadirannya sangat diperlukan dalam pewarisan budaya belajar.
3. Perwujudan
budaya belajar
Wujud budaya
belajar dalam kehidupan dapat dilihat pada dua kategori bentuk. Pertama,
perwujudan budaya belajar yang bersifat abstrak, dan kedua perwujudan budaya
yang bersifat kongkrit.
Perwujudan budaya
belajar yang bersifat abstrak adalah konsekwensi dari cara pandang budaya
belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok
sosial sebagai pedoman dalam belajar. Dalam kenyataan dilapangan wujud budaya
belajar yang dioperasikan melalui sistem berpikir akan tampak dalam
mengungkapkan gagasan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Perwujudan budaya
belajar yang diperlihatkan secara kongkrit berupa (a) dalam perilaku belajar;
(b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan (c) hasil belajar berupa material.
Hasil belajar
berupa material menjadikan perwujudan konkret dari sistem budaya belajar
individu atau kelompok sosial. Dalam konsep keterampilan hidup terkandung
didalamnya sejumlah kecakapan-kecakapan yang dihasilkan melalui proses
pembelajaran yang berlangsung dilingkungannya suatu masyarakat. Kecakapan
tersebut diantaranya (a) kecakapan dalam mengendalikan diri; (b) kecakapan
dalam kehidupan sosial; (c) kecakapan akademik; dan (d) kecakapan dalam bidang
kejujuran.
4. Substansi
Budaya Belajar
Substansi budaya
belajar dapat dikategorikan dalam tiga bagian penting yakni: (a) sistem
pengetahuan budaya belajar; (b) sistem nilai budaya belajar dan sistem ethos
budaya belajar dan; (c) sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar.
Ada tiga cara
manusia mendapatkan pengetahuan belajar yang diperoleh dari penyesuaian diri
dengan lingkungannya, yakni: (a) melalui serangkaian pengalaman hidupnya
tentang kehidupan yang dirasakan, baik pengalaman dalam lingkungan alam ataupun
social. (b) melalui berbagai pengajaran yang diperolehnya baik melalui
pembelajaran dirumah, masyarakat ataupun pendidikan disekitar sekolah. (c)
penegtahuan juga diperoleh melalui petunjuk –petunjuk yang bersifat simbolik
yang sering juga disebut sebagai komunikasi simbolik.
5. Bidang
materi budaya belajar
Mengingat budaya
belajar berlangsung dalam kehidupan, maka yang menjadi bidang garapan atau
materi pembelajaran adalah seluruh bidang kehidupan manusia. Para ahli budaya
sepakat untuk menetapkan bidang – bidang kehidupan manusia yang senantiasa dibutuhkan
dalam kehidupan di masyarakat manapun
adanya, yakni:
a. Materi
belajar sistem kepercayaan dan religi
Lima komponen yang
dimasukkan dalam materi pembelajaran sistem kepercayaan dan religi, yakni:
a. Emosi
keagamaan. Pembelajaran emosi keagamaan diarahkan pada kekuatan kolektifitas,
sehingga menjadi identitas suatu kelompok sosial berdasarkan kategori agama.
b. Sistem
keyakinan. Sistem keyakinan diarahkan dalam budaya belajar untuk mengenal tuhan
dengan sifat –sifatnya (kosmologi), terjadinya alam dan kejadian dunia
(kosmogoni), percaya pada hari akhirat (esyatologi).
c. Sistem
ritus dan upacara keagamaan, adalah suatu wujud budaya belajar dalam tindakan
untuk melakukan peribadatan kepada Tuhan YME atau kekuatan gaib berupa dewa dan
dewi; roh nenek moyang atau makhlu halus lainnya. Fungsi ritus adalah sarana
manusia untuk melakuan komunikasi secara khusus.
d. Pelaksanaan
ritus menggunakan tempat yang khusus artinya budaya belajar diarahkan untuk
mengenal tempat – tempat yang disucikan untuk melaksanakan ritus. Misalnya
bangunan mesjid, langgar, gereja, pagoda, stupa atau tempat keramat lainnya.
e. Ummat
beragama yakni budaya belajar diarahkan untuk mengenal adanya kesatuan kelompok
sosialnya yang berdasarkan kesamaan
dalam sistem agama atau keyakinan pada saat melaksanakan ritus.
b. Materi
belajar sistem oraganisasi sosial
Sebagai makhluk
sosial, manusia senantiasa hidup secara berkelompok. Sikap hidup untuk
berkelompok bukan karena insting semata melainkan atas dasar kebutuhan bersama.
Terdapat dua sub materi yang dijadikan bahan mengenai kehidupan sosial berikut
organisasinya, yakni (a) Organisasi simbiotik, yakni organisasi semata – mata
yang terbentuk atas tingkah laku fisik yang bersifat otomatis; dan (b) Organisasi
sosial, yang terbentuk atas dasar komunikasi dengan menggunakan sistem lambang.
Setiap individu
atau kelompok sosial mengarah pada upaya memahami tata hubungan yang dapat
mengarah pada keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan sosial. Dalam mencapai
ketertiban diperlukan sejumlah syarat yang perlu dipenuhi diantaranya:
(a) Memiliki
aturan yang baku dan aturan tersebut diterima oleh semua anggota kelompok; (b)
Adanya kekuasaan hyang dapat memaksa individu untuk mematuhi aturan yang ada;
(c) Adanya koordinasi antar lapisan masyarakat (lapisan bawah, menengah dan
lapisan atas); (d) Antar lapisan masyarakat itu bekerja diberbagai bidang
kehidupan dapat terjalin dengan harmoni dan saling member kepuasan antar pihak;
(e) Dari keseluruhan bidang harus membentuk mekanisme atau pola yang dijadikan
pedoman dalam bertingkah laku
c. Materi
belajar sistem mata pencaharian hidup
Materi
pembelajaran mengenai sistem pencaharian hidup adalah materi yang paling
mendapat tekanan masyarakat manapun. Setiap kelompok masyarakat memiliki sistem
ekonomi yang bersumber dari lingkungannya.
Dalam pengkajian
perekonomian setidaknya memerlukan tiga aspek, yakni: (a) Ekonomi sector
produksi (b) Ekonomin sector distribusi dan
(c) Ekonomi sector konsumsi. Dalam kaitan dengan materi pembelajaran
bidang ekonomi perlu memperhatikan jenis mata pencaharian yang dijadikan bidang
kehidupannya.
d. Materi
sitem pembelajaran dan teknologi
Materi sitem
pembelajaran dan teknologi adalah salah satu unsur kehidupan manusia yang
berperan untuk mengembangkan suatu masyarakat. Teknologi dipandang sebagai ilmu
tentang sejumlah teknik yang diciptakan masyarakat untuk mempermudah dan
meningkatkan kualitas kehidupan suatu masyarakat. Pada prinsipnya teknologi
ditemukan manusia karena terdesaknya oleh kebutuhan dalam pekerjaannya.
e. Materi
belajar sistem bahasa
Salah satu materi
budaya belajar yang bersifat khas adalah bahasa. Materi budaya belajar ini
mendapat perhatian yang besar oleh Antropologi mutakhir, mengingat bahasa
dipandang menjadi pangkal terwujud suatu kebudayaan. Materi pengetahuan belajar
dilakukan dengan mengguanakan sistem bahasa ternyata banyak keuntungannya
karena bersifat efektif dan efisien dalam menyampaikan makna.
Bahasa tidak hanya
diartikan sekedar suara (bahsa lisan), melainkan juga dengan bahasa tulisan,
bahkan bahasa gerak (bahasa isyarat).
f.
Materi belajar sistem
kesenian
Setiap masyarakat
menciptakan dan mengembangkan berbagain jenis kesenian. Kesenian adalah un sur
budaya yang berusia tua. Hasil –hasil penelitian arkeologi yangb menemukan
ekspresi gambar lukisan pada dinding gua.
Sebagai materi
pembelajaran, kesenian secara langsung maupun tidak langsung dijalankan dengan
budaya belajar. Melihat citranya yang indah memungkinkan individu atau kelompok
sosial mempelajari kesenian setempat maupun kelompok lain secara khusus.
KEGIATAN BELAJAR 3
7.
Difusi Budaya Belajar
Difusi
Budaya Belajar dipandang sebagai proses penyebaran dari satu budaya belajar
individu ke individu lainnya atau intra masyarakat atau dari masyarakay ke
masyarakat lainnya atau difusi inter masyarakat. Bila suatu budaya belajar baru
diterima oleh masyarakat karena berkesesuaian dengan sitem gagasan, kebiasaan
serta emosi – emosinya maka budaya belajar akan menjadi gejala universal
sebaliknya budaya belajar baru yang ketika disebarkan hanya didukung oleh
sebgian masyarakat saja disebut gejala alternative. Sedangkan bila pendukung
budaya belajar hanya sebagian kecil hanya disebut spesialis. Manakala sistem
gagasan, tingkah laku dan sikap budaya belajar baru hanya muncul pada
perorangan saja maka disebut particular individu.
Proses
peneruan budaya belajar disebut imitasi. Proses imitasi budaya belajar tidak
selalu dipandang negative, karena pada prinsipnya individu atau kelompok sosial
itu tengah melakukan identifikasi budaya belajar baru. Dikalangan innovator
budaya belajar gejala peniruan bisa dilakukan, manakala mereka dihadapkan pada
suatu masalah untuk segera memecahkan masalah dilingkungannya.
8.
Dampak Perubahan Budaya Belajar
Respon
perubahan budaya belajar pada suatu masyarakat dengan tingkat kebudayaan
memiliki cara yang berbeda dalam menangkapi perubahan. Cara tersebut didasarkan
pada perbedaan dalam latar belakang karakter budaya masing – masing berikut
dengan ciri khasnya. Latar belakang budaya yang diartikan sebagai model
pengetahuan pada dasarnya difungsikan untuk menginterpretasi pengalaman dan
lingkungannya serta yang mendorong terwujudnya suatu kelakuan.
Penetrasi
budaya belajar adalah penyebab budaya belajar individu atau kelompok sosial
dapat berubah yang disebabkan kontak dengan dunia luar. Kontak tersebut dapat
secara langsung, yakni melalui antar individu atau antar kelompok secara
berhadapan, maupun secara tidak langsung. Hubungan atau konntak secara tidak
langsung ini berupa bentuk kontak melalui media massa, koran, majalah, radio,
televisi dan bentuk media lainnya.