Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Values Clarification Lengkap

 Clarifying Response
Elemen-elemen dasar dalam dialog kelas adalah: “Clarifying Response”. Dalam clarifying response ini harus diciptakanlingkungan kelas yang tidak mengancam/menakutkan, setiap siswa didorong untuk berpartisipasi sehingga akan muncul berbagai tanggapan. Tanggapan yang berupa jawaban siswa tidak ada yang “benar mutlak”, oleh karena itu mempermasalahkan komentar siswa secara keras tidak diizinkan.
Peran guru diharapkan memberi contoh sikap Clarifying Response pada tahap awal proes dan kemudian mendorong siswa untuk memprakarsai Clarifying Response mereka dihubungkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa lain dan gurunya.
Sasaran Clarifying Response adalah:
1.    Membantu siswa berpikir secara jelas mengenai komentar-komentar yang baru saja dibuatnya.
2.    Meletakkan tanggungjawab pada seluruh siswa untuk memutuskan sendiri apakah mereka setuju atau tidak terhadap komentar-komentar itu.
Contoh Clarifying Response diantaranya adalah:
1.    Apa sebenarnya yang dimaksud dengan...?
2.    Dimana  pertama kali anda memperoleh gagasan tersebut?
3.    Apakah anda telah mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lain?
Sifat-sifat Clarifying response diantaranya  adalah:
1.    Tidak digunakan untuk mewawancarai siswa, tapi untuk menstimulasi pikiran.
2.    Tidak ada pola khusus pada Clarifying Response. Clarifying Response sebaiknya muncul secara alami dalam kegiatan percakapan yang tidak menggunakan pola secara mekanis.
3.    Menghindari pemoralan atau pemfokusan pada respon-respon benar atau salah.
Clarifying Response tidak menginstruksikan. Artinya pertanyaan-pertanyaan itu tidak menekan siswa menuju ke arah atau menghindari nilai tertentu. Pertanyaan-pertanyaan “mengapa” sebaiknya dihindari karena pertanyaan-pertanyaan itu cenderug menempatkan siswa pada posisi defensif. Siswa tidak seharusnya ditanya “mengapa” suatu pilihan tertentu dibuat. Siswa sebaiknya diijinkan untuk menjelaskan tindakannya jika mereka memilih begitu, tetapi tidak seharusnya diminta untuk memberikanalasan tanggapannya seperti itu.

VIII. Kritik terhadap Model Values Clarification
Salah satu kritik terhadap Values Clarification terletak pada fakta bahwa suatu topik yang menurut seorang guru “cocok” atau “masuk akal”, oleh guru lainnya dianggap tidak cocok.
Kritik-kritik menegaskan bahwa proses “Valuing/Penilaian” bisa menyebabkan berbagai masalah, jika siswa-siswa memilih nilai-nilai yang berakibat pada tindakan-tindakan yang oleh masyarakat dianggap “tidak etis” atau “tidak bermoral”.dalam prosesnya mereka berargumentasi terlalu terbuka dan lemah dalam setiap standar umum yang vital bagi kesatuan sosial dan hubungan yang harmonis karena prosesnya tergantung pada analisa kritis dan penilaian yang matang.
Akhir-akhir ini, beberapa pendukung Values Clarification mulai lebih direktif dalam prosesnya dengan membatasi pilihan-pilihan terhadap nilai-nilai yang dapat diterima secara sossial. Pendekatan baru ini agak berlawanan terhadap kriteria pemilihan yang “bebas”. Kriteria ini membolehkan siswa-siswa terhadap suatu pilihan yang memiliki scope luas dan memfokuskan diskusi melalui pertanyaan yang mendasar pada moralitas dan keluhuran kemanusiaan serta konsekuensi-konsekuensi etis. Sebuah contoh dari pendekatan ini bisa ditemukan dalam latihan “lelang nilai”. Item-item lelang itu menampilkan macam-macapilihan yang luas tetapi mencegah siswa untuk memilih pernyataan nilai yang tidak etis yang akhirnya menentang tujuan nasional. Pilihan-pilihan tersebut memberikan perbandingan-perbandingan yang cukup untuk membuat diskusi-diskusi mengenai nilai-nilai nassional lawan nilai-nilai personal dan nilai-nilai profesional.
Latihan Values Clarification 1 (Pelelangan Nilai)
Latihan ini menggambarkan suatu kegiatan Values Clarification yang bisa dengan mudah disesuaikan dengan siswa di setiap kelas. 
1.    Sesuaikanlah lelang nilai untuk sekelompok siswa yang anda ajar. Istilah-istilah dalam lelang tersebut bisa dimodifikasi untuk seiap bahan pelajaran.
2.    Lakukan lelang nilai dengan sekelompok  atau salah satu teman kelas anda.
3.    Evaluasi keefektifan dari lelang tersebut.
Aturan-Aturan Lelang Nilai
Tujuan: membantu siswa untuk memperjelas nilai-nilaimereka dengan cara:
1.    Choosing
Pintalah para siswa memilih prioritas dari item alternatif pada lelang tersebut.
2.    Prizing
Suruhlah mereka menempatkan “token nilai” (uang) pada item-item yang telah mereka pilih (sejauh mana nilai yang telah diakui oleh umum dihubungkan pada item tersebut)
3.    Acting
Memperbolehkan siswa-siswa secara aktif bersaing dengan sesamanya bagi item-item yang mereka nilai.
4.    Analizing
Menyuruh siswa-siswa menganalisa keputusan mereka dalam pengertian sistem nilai personal, nasional dan profesional mereka.
Aturan-aturan untuk Memainkan Lelang
A.           Fase Persiapan Siswa
1.    Berikanlah kepada siswa selembaran lelang nilai
2.    Usahakanlah setiap siswa memiliki item-item yang merekas senangi untuk mereka miliki dengan menuliskan ceklis kecil disamping setiap item yang diinginkan.
3.    Mintalah para siswa untuk membuat alokasi nilai pada item-item pilihan mereka
a.    Setiap siswa sebainya memiliki 20 poin yang akan dibelanjakan
b.    Pada kolom 1 (jumlah yang akan dialokasikan) dari lembaran lelang, setiap siswa menulis jumlah poin (1 sampai 20) yang dia ingin alokasikannya terhadap masing-masing item yang terseleksi, poin-poin tersebut boleh dibagi dengan cara apapun asal ke-20 poin tersebut teralokasikan. Para siswa boleh menulis dari 0 sampai 20 pada item manapun (yaitu seorang siswa boleh memberikan pada item 1 sebanyak 3 poin, pada item 2 sebanyak 5 poin, pada item 3 sebanyak 0 poin, dan pada item 4 sebanyak 12 poin). Jumlah poin-poin tersebut tidaklan mencerminkan harga diri item, tetapi mencerminkan nilai yang diberikan pada item tersebut dibandingkan dengan item lainnya yang ada dalam daftar. Para siswa sebaiknya diminta untuk menuliskan jumlah item yang siap mereka berikan atau mungkin mereka senangi pada item tersebut.
4.    Bila siswa telah menuliskan alokasi mereka dalam kolom 1, berilah token/uang sejumlah 20 untuk setiap siswa.
5.    Setiap siswa menempatkan jumlah token/uang pada kolom satu yang cocok dengan poin-poin yang diberikan terhadap masing-masing item.
6.    Berikan pada setiap siswa sebuah kartu lelang yang telah diberi nomor.
B.            Fase Penawaran
1.    Guru menyebutkan setiap satu item dalam waktu tertentu dan meminta siswa untuk menawar item tersebut.
2.    Siswa akan menawar lebih dari jumlah yang telah ditetapkan lebih dulu dengan mengambil uang (tanda) dari bagian item lain yang belum ditawarkan.
3.    Siswa yang memenangkan item itu harus menempatkan jumlah token/ uang yang benar sesuai dengan tawaran tertinggi pada kolom 3.
4.    Keseluruhan siswa yang menawar item 1 harus menuliskan tawaran tertinggi mereka pada kolom 2, tetapi mereka tidak menggeser token/uang maupun ke kolom 3.
5.    Pelanggan berlangsung terus hingga seuruh item terlelang.
C.           Fase Diskusi
Guru memiliki tanggung jawab untuk memimpin diskusi dan sebagai penjelas untuk membantu siswa mengerti apa yang telah mereka lakukan, apa arti dari keputusan mereka serta bagaimana berfikir lebih jauh untuk mengembangkan nilai mereka.
Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan seperti:
1.    Siapa yang memiliki token/ uang yang tersisa di kolom 1? apakah yang menyebabkan anda memiliki sisa token/ uang pada pelelangan tersebut?
2.    Siapa yang memenangkan item yang paling anda senangi? Bagaimana mereka memenangkannya? Apakah yang menghalangi anda untuk memenangkan apa yang anda inginkan?
3.    Bagaimana perasaan anda ketika orang lain menawarkan lebih tinggi dari anda? Apakah anda terdorong untuk menawar lebih tinggi dari tawaran yang dilakukan orang lain?
4.    Apakah anda melakukan tawaran yang berbeda bila dilakukan pelelangan disaat lain?
5.    Apa yang anda pelajari mengenai prioritas-prioritas anda? Apakah tindakan siswa-siswa lain membuat anda merubah prioritas-prioritas anda?
6.    Apakah prioritas-prioritas anda? Personal atau profesional?
Dalam situasi ini, para siswa mungkin memperdebatkan berbagai pandangan yang berhubungan dengan masalah dipengaruhi orang lain dan konsekuensinya serta mengapa dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang berbeda.                                                 
Para siswa mungkin mengembangkan rencana jangka panjang untuk memperoleh suatu item pada pelelangan itu. Apa yang akan diperlukan dalam bidang:                                           
-       Pendidikan
-       Hubungan internasional
-       Gaya Hidup
-       Orang Tua, Keluarga dan lain-lain
D.           Peringatan
Sebelum mencoba pelelangan dengan siswa-siswa anda, sebaiknya anda mencoba dulu contoh lelang nilai dengan beberapa teman. Merupakan gagasan yang bagus bila anda menyelenggarakan suatu session katihan dengan para siswa sebelum benar-benarmenggunakan pelelangan ini dalam bentuk yang utuh.
PRAKTEK PELELANGAN
(Lembaran contoh untuk seorang siswa)
Item-item yang dilelang
Kolom-kolom
1
2
3
Alokasi
Tawaran
Jumlah yang dibelanjakan
Contoh untuk satu siswa:
1.      Sebuah sepeda motor baru



(memindahkan dua token/ uang ke item lain)
 
 



2.      Libur 2 bulan di Australia gratis



3.      Belanja gratis di Swalayan king seharga Rp. 4.500.000,-



4.      Dua tiket gratis untuk kejuaraan sepak bola tingkat nasional
1.a    1.b
      2      0
Tidak memenangkan tawaran


4 (+2) = 6
Pengalokasian kembali


4(-2) = 2
Kelebihannya dibelanjakan ke item ke-2

2
3






8




2




2
0






8




0




0
Kolom total 1.a dan 3                          10                           -                        8
Jumlah yang tak terbelanjakan (10-8) = 2
Catatan : pada contoh itu siswa mengalokasikan 2 token/ uang untuk ikon 1  tetapi tak memenangkan tawaran. Oleh karena itu dia memutuskan untuk mengalokasikan kembali 2 token/uang dari item 1 tersebut ke item 2. dia menawarkan lebih dari alokasi item 2, hal ini berarti dia harus mengambil 2 token/uang dari tempat lain untuk mendukung tawarannya. Satu-satunya cara untuk memperoleh token/uang adalah dari item 3 yang belum ditawarkan. Oleh karena itu dia harus mengambil uang dari item 3. hal ini berakibat berkurangnya token/uang pada item 3 tersebut dan oleh karena itu dia tidak mendapatkan tawarannya. Dia memperoleh token/uang sisa dari item 3 yang dia alokasikan kembali pada item 4. tetapi dia tidak memiliki uang yang cukup untuk memenangkan tawaran pada item 4 dan karena itu memiliki 2 token/uang yang tersisa yang tidak terbelanjakan olehnya.
Untuk session latihan, pilih 3 siswa (teman-teman). Gunakan hanya 10 poin dan 10 token/uang untuk praktek pelelangan. Gunakan hanya 4 item. Hal ini akan memberikan alternatif lebih banyak pada siswa untuk memilihnya.
Berikan pada masing-masing siswa sebuah kartu pelelangan dengan nomor tertentu. Petunjuk kartu lelang akan disertakan pada halaman berikut setelah contoh lembaran pelelangan.
Ikuti terus keseluruhan proses latihan dengan 3 atau 4 siswa dengan menggunakan lembaran semacam seperti yang diperlihatkan diatas untuk melihat seberapa jauh mereka mengerti pelelangan itu.
Bagaimanapun, sebaiknya anda tidak menggunakan terus daftar pertanyaan yang sama dalam setiap latihan, sebab mungkin banyak siswa merubah penawaran mereka setelah secara kritis menganalisa konsekuensi-konsekuensi tindakan mereka.
Dalam praktek pelelangan, seluruh item itu bersifat personal dan materialistis. Dalam menyusun lembaran pelelangan, sediakanlah alat alokasi dan jumlah yang dibayarkan sesuai dengan yang direncanakan