Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Instrumen Penelitian Lengkap

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang dipakai dalam suatu penelitian adalah data yang benar dan dapat dipercaya, karena jika data yang digunakan salah akan menghasilkan informasi yang salah.
Dalam kaitannya dalam pengumpulan data, seorang peneliti haruslah membuat dan atau memiliki instrumen penelitian yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data. Tanpainstrumen penelitian, peneliti dianggap gagal dalam penelitian ilmiah. Bagaimana bisa seorang peneliti tanpa instrumen penelitian dapat memperoleh data yang akurat? Tentunya hal ini tidak mungkin.
Penelitian sebagai suatu cara ilmiah dalam menyelesaikan masalah, akan selalu berhubungan dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Mengapa demikian? Karena penelitian membutuhkan data empiris, dan data tersebut hanya mungkin diperoleh melalui instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat. Dengan demikian instrumen penelitian dapat menentukan kualitas penelitian itu sendiri. Oleh sebab itu, instrumen penelitian harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah.
A. Pengertian Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitiansangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Setiap teknik pengumpulan data akan memiliki bentuk instrumen yang berbeda pula.
Perlu kita pahami, tidak semua instrumen cocok digunakan dalam semua jenis penelitian. Instrumen yang dapat digunakan sangat tergantung pada jenis data yang diperlukan sesuai dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, sebelum kita menetapkan instrumen penelitian, maka terlebih dahulu kita perlu memahami jenis data yang akan kita kumpulkan dalam penelitian. 
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian:
Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang diperlukan.Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan sistematika item dalaminstrumen penelitian.Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnya.Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian.Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.
B. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Dalam menyusun instrumen disarankan mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Variabel Penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu dikembangkan. 
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau meungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
3. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya.
4. Menyusun Item Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan.
5. Mengujicobakan Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek uji coba.
C. Jenis-jenis Instrumen Penelitian
1. Tes
a. Pengertian
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek peneliti dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai nateri pelajaran tertentu digunakan tes tertulis tentang materi tersebut.
b. Kriteria Tes
1) Reliabilitas Tes
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan reliabel manakala tes tersebut bersifat handal. Tes yang handal adalah tes yang dapat mengumpulkan data sesuai dengan kemampuan subjek yang sesungguhnya, yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi termasuk oleh letak geografis.
2) Validitas Tes
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan valid manakala tes itu bersifat sahih, atau item-item tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Terdapat dua cara uji validitas yaitu, validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis diperoleh dengan cara judgment ahli yang kompeten. Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh melalui uji coba tes pada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang diasumsikan sama dengan subjek penelitian.
2. Angket (Quisioner)
a. Pengertian
Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Angket dapat digunakan peneliti untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut:
Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis.Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, pengisian angket tidak terlalu terikat oleh waktu.
Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya:
Belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat sesuai dengan keyakinannya.Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh responden yang dapat membaca dan menulis.Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
b. Langkah-langkah Menyusun Angket
Beberapa petunjuk cara menyusun angket:
Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan-pertanyaan angket disusun.Buatlah petunjuk cara pengisian angket dengan jelas dan ringkas.Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian.Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas, dan sederhana, sehingga tidak menguras tenaga dan pikiran responden ketika membaca angket.Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang ditanyakan.Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, makia sebaiknya diberi tanda, seperti dengan menebalkan kata atau kalimat, menggaris bawahi, atau menulikan dalam warna yang berbeda kata tersebut.Pertanyaan setiap item angket tidak menggiring pada jawaban yang diinginkan peneliti.Angket harus dibuat semenarik mungkin. 
3. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
4. Observasi 
a. Pengertian
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi.
b. Instrumen Observasi
1) Check List
Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang diamati. Dengan pedoman tersebut observer (pengamat) memberi tanda cek (√) untuk menentukan “ada atau tidak ada” sesuatu berdasarkan hasil pengamatannya.
2) Rating Scale (Skala Penilaian)
Skala penilaian (rating scale) adalah instrumen observasi yang berisi tentang segala aspek yang diobservasi yang dikategorikan dalam bentuk skala yang dijadikan pedoman oleh observer untuk menentukan beberapa aspek yang diobservasi itu berada dalam rentangan tertentu.
D. Kriteria Instrumen yang Baik
Menurut Sevilla (1988) dalam Husein Umar (2013), paling tidak ada lima kriteria agar instrumen pengumpulan data dapat dikatakan baik, yaitu:
1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pengujian secara internal adalah pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Sedangkan pengujian secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest.
a. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataannya ekuivalen. Mislanya: “Berapa tahun usia anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada responden dan waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen itu. Bila korelasinya positif dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.
b. Test-Retest
Cara ini adalah dengan mencobakan instrumen beberapa kali kepada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan dan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.
2. Validitas
Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan, yaitu:
a. Pengujian Validitas Konstruksi
Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahli minimal tiga orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan maka uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengorelasikan antar skor item instrumen.
b.  Pengujian Validitas Isi
Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk non tes, dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan rancangan atau program yang telah disiapkan. Pada tiap instrumen terdapat butir-butir pertanyaan maupun pernyataan.  
c. Pengujian Validitas Eksternal
Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. 
3. Sensitivitas
Sensivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan validitas suatu tes tinggi, maka tampaknya tes tersebut juga sensitif, mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakteristik yang diukur. 
4. Objektivitas
Objektivitas adalah sebagai derajat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.
5. Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumber daya dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntun keterampilan minimum dalam menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi kendala dalam penelitian, sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan kemampuan.

x