Landasan Teori Hakikat Pembelajaran
Hakikat
pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjono (1999:297) adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran sering dikatakan
dengan mengajar, menurut William H. Burton, mengajar adalah upaya untuk
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongn kepada siswa agar
terjadi proses belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subser khusus dari pendidikan. Menurut Dunkin dan Biddle, proses pembelajaran
akan aktif jika pendidik mempunyai dua kompetensi yaitu kompetensi substansi
materi pembelajaran/penguasaan materi dan komptensi metodologi pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yaitu melibatkan
proses rancangan, pelaksanaa, dan evaluasi. (Knrik dan Gustafson 1986:15). Didalam
proses pembelajaran terdapat beberapa komponen pembelajaran. Komponen
pembelajaran itu sendiri merupakan sebagai item yang berhubungan satu sama lain
yang merupakan hal terpenting dalam proses belajar mengajar. Proses
pembelajaran harus dilaksanakan dengan efektif, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektif adalah
adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dan sasaran yang dituju.
Efektif berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
ketepatan waktu, dan adanya partisipasi dari anggota. Proses pembelajaran
dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif,
baik mental, fisik maupun sosialnya. Sebab dalam proses pembelajaran aktivitas
yang menonjol ada pada peserta didik