Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ekstrakurikuler Keagamaan Murottal wal Imla

Kegiatan ekstrakurikuler  “Murottal wal Imla”  pada setiap pertemuan diawali dengan berdo’a.
Kegiatan ekstrakurikuler  “Murottal wal Imla”  ini pada setiap pertemuan diawali dengan berdo’a bersama. Pada pertemuan pertama diawali dengan pengenalan istilah “murottal wal imla” itu sendiri kepada siswa. Selanjutnya siswa diminta untuk menyebutkan huruf-huruf hijaiyah, untuk melihat ketepatan pengucapan berdasarkan makhorijul hurufnya. Selanjutnya siswa diminta untuk membaca beberapa surat pendek, untuk melihat sejauh mana ketepatan penerapan hukum tajwid mereka dalam membaca al-qur’an.
Untuk lagkah-langkah selanjutnya siswa dilatih untuk menulis berbagai kata dalam tulisan arab, dari mulai yang pendek (satu kata), satu ayat, bahkan satu surat, tetapi surat-surat yang pendek, setelah sebelumnya siswa diberikan pengetahuan mengenai cara menyambug huruf hijaiyah. Caranya pun bertahap, pada awal pertemuan, sebelum diminta menuliskan sebuah ayat atau surat, siswa diberi kesempatan untuk membuka juz ‘amma, karena sebelumnya telah disepakati bahwa kata, ayat, maupun surat yang digunakan dalam proses beajar ini diambil dari surat-surat pada juz ‘amma, khususnya dari surat ad-dhuha sampai an-naas, karena kebanyakan dari mereka telah hafal surat-surat dari ad-dhuha sampai an-nas. Kemudian pada pertemuan-pertemuan selanjutnya cara belajar menuju ke level yang lebih tinggi, yaitu pembina/pembimbing membacakan suatu ayat atau surat, dan siswa langsung diminta menuliskannya dengan tepat sesuai cara penulisan dalam al-qur’an. Dan pada pertemuan selanjutnya, pembina hanya menyebutkan nama surat dan ayat yang harus dituliskan, kemudian siswa diminta membacakannya terlebih dahulu dengan makhroj dan hukum tajwid yang tepat, setelah itu barulah siswa menuliskannya di dalam buku tulis atau langsung di papan tulis dengan tepat sesuai cara penulisan dalam al-qur’an. Kegiatan ini dilakukan secara kelompok maupun individu, tetapi lebih sering dilakukan secara individu, agar kemampuan setiap siswa dapat lebih terukur. Biasanya yang menjadi bahan pertimbangannya ialah waktu dan jumlah siswa serta kegiatan yang akan dilakukan. Pada setiap pertemuan siswa diharapkan terus menambah hafalan suratnya serta dapat menuliskannya tanpa melihat di dalam al-qur’an terlebih dahulu, sehingga di setiap akhir pertemuan pembina selalu menugaskan siswa untuk kembali menghafal surat, cara membaca yang benar, serta cara penulisannya.