Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Pendek (Cerpen) : Kesalahan

Hari itu, tepat di kursi taman sekolah ada seorang gadis yang sedang duduk dengan berlinang air mata, dia bernama Kirana. Seorang gadis yang selalu terlihat ceria. Namun, entah mengapa hari itu dunia terasa sangat menyiksanya, semua perkataan bagaikan pedang yang menusuk hatinya.
“Apa yang terjadi Kirana ? kenapa kamu menangis ?” ujar Diana salahsatu sahabat baik Kirana.
“Kenapa semua ini terasa sangat menyakitkan, kenapa harus aku yang selalu memahami tanpa dipahami oleh seorangpun ? Ucapan itu memang sangat aku harapkan sejak dulu, tapi disisi lain itu semua bagaikan duri bagiku.” Jawab Kirana dengan nada pelan menahan tangis dan memukul tas yang dia pegang.
“Kirana..... Aku sangat memahami perasaanmu, tapi kamu jangan seperti ini, kamu harus tetap tersenyum pada dunia, dan katakan pada semuanya bahwa kamu adalah wanita yang tegar.” Diana memeluk erat sahabatnya yang sedang menangis,lalu kemudian Diana mengajak Kirana pulang, karena saat itu mentari telah mulai meredup.
Beberapa hari setelah itu, Kirana mulai dekat kembali dengan Galih, seorang pemuda yang dia tangisi beberapa hari yang lalu. Dia merasa sangat bahagia dengan kedekatannya itu karena Galih adalah pemuda yang membuatnya nyaman,meskipun tanpa Galih sadari Kirana sering menangisinya. Namun, disisi lain Kirana merasa semua itu adalah sebuah kesalahan,karena ternyata Galih telah mempunyai seorang kekasih. Betapa hancurnya perasaan Kirana sesaat setelah dia mengetahui kenyataan itu, senyuman yang dia pancarkan memudar seketika bersama tetesan air matanya.
Pada suatu malam, Kirana mengerjakan tugas di rumah temannya. Galih mengetahui semua itu dan dia merasa sangat khawatir jika gadis itu pulang sendirian,dia menawarkan untuk mengantar Kirana pulang. Kirana menolaknya karena dia merasa bingung, dia takut kekasih Galih marah, meskipun dia tahu bahwa kedekatan antara Galih dan dirinya hanyalah sekedar pertemanan. Tapi, Galih malah bersikeras untuk mengantarkan Kirana pulang dan akhirnya Kirana diantarkan pulang oleh Galih.
Sesampainya di rumah, Kirana melamun menatap langit, “Galih mengantarkan aku pulang, apa yang aku rasakan ini Tuhan ? sedih dan senang menyatu di benakku. Siapa yang salah dalam cerita  ini ? dan apa arti dari semua perhatian Galih itu ?” Ucapnya lirih.
Hal yang sangat membuat Kirana sedih adalah ketika ada seorang Pria yang mengatakan bahwa Galih mempunyai rasa yang sama seperti Kirana, rasa yang terkubur bersama luka namun tumbuh kembali meski tak seindah bunga. Tidak hanya Pria itu, beberapa teman Kirana juga mengatakan hal yang sama saat melihat perhatian Galih padanya, tatapan mata Galih pada Kirana yang membuat mereka heran dan bertanya-tanya apa hubungan antara Galih dan Kirana.
Perkataan dan semua yang Galih lakukan untuknya meskipun hanya hal kecil, tapi semua itu sangat berarti untuknya, dan akan menjadi sebuah kenangan yang akan menghadirkan tawa dan air mata. Kirana mengerti bahwa Galih tak pernah berniat untuk menyakitinya bahkan membuatnya menangis, dan karena itulah Kirana selalu berusaha untuk tetap tersenyun dihadapan pemuda yang dia sayangi itu.
Hari yang dia nantipun tiba, seusai latihan upacara Galih menghampiri Kirana yang saat itu sedang bersama Diana di depan kelas. Dalam sekejap semua terasa sangat sunyi, segelintir pertanyaan yang hinggap di kepalanya mendadak hilang bersama hembusan angin. Taka ada satu katapun yang terlontar dari mulut mereka, hingga akhirnya Galih memulai percakapan diantara mereka.
“Apa yang ingin kamu tanyakan padaku ?” tanya Galih.
“Entahlah aku lupa dengan apa yang harus aku tanyakan padamu.”Kirana menjawab dengan memalingkan wajahnya.
“Bukannya kamu ingin menanyakan sesuatu padaku ? jawab Galih.
Kirana menatap pemuda itu dan berkata “Aku ingin tahu apa maksud dari semua perhatian itu ?”
“Dulu aku menyukaimu, tapi disaat aku ingin mengenalmu lebih jauh kamu seperti menghindar , kamu selalu bersikap acuh tarhadapku, kamu seperti membenciku.” Ucap Galih tanpa menatap gadis yang duduk disampingnya.
“Aku bersikap seperti itu agar aku tak sakit melihat kalian berdua, aku seolah tak peduli dan berusaha tersenyum didepan kalian hanya untuk menutupi semua luka yang aku rasakan.  Aku menghargaimu dan aku juga menjaga perasaannya meski mungkin ini sulit bagiku.” Ucap Kirana tertunduk menahan tangis.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu dan aku tak ingin diantara kalian ada yang terluka karenaku.” Ucap Galih dengan penuh penyesalan.
“Sudahlah memang disini aku yang terluka dan aku yang harus mengalah untuk kebahagiaanmu, silahkan kamu berbahagia dengannya, jangan fikirkan aku karena aku akan berusaha kuat menghadapi semua ini.  Sekarang kamu bersamanya dan jangan sakiti dia, jaga dia.” Kirana menangis dan berlari menjauhi  Galih.
Pengakuan itu memang sedikit membahagiakannya, namun pada kenyataannya Galih lebih memilih mempertahankan hubungan itu dan tidak memperjuangkan rasa yang dulu tersimpan. Dan itu yang membuat Kirana sangat tersakiti dan dia mengakui bahwa untuk melupakan Galih itu adalah hal tersulit untuknya saat ini.
Perhatian Galih membuat Kirana percaya akan indahnya hari esok dan seterusnya jika mereka lalui bersama. Namun, hari ini dia menemukan kenyataan pahit yang harus dia terima dengan penuh rasa ikhlas.