Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Praktik Mengajar

SATUAN PELAJARAN
Peraktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Sukamenak Indah menggunakan Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan silabus. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 setiap mata pelajaran, baik dalam pengetahuan dan keterampilan diintegrasikan melalui tema.
Setiap satuan pelajaran yang dibuat untuk persiapan mengajar diberikan kepada Dosen Luar Biasa kemudian ditandatangani. Aspek-aspek yang tercantum dalam  setiap satuan pelajaran dinilai oleh setiap Dosen Luar Biasa atau guru yang bersangkutan. Penilaiannya berdasarkan APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru). Penilaian tersebut diberikan saat praktikan ada di kelas, sehingga guru pamong atau guru kelas bisan memberikan penilaian,
Praktikan melaksanakan kegiatan mengajar  dengan jumlah keseluruhan penampilan sebanyak 36 tampilan, dengan perincian 14 RPP tematik dan 4 RPP mata pelajaran matematika. 1 (satu) RPP matematika dihitung sebagai 2 (dua) tampilan sedangkan 1 (satu) RPP mapel dihitung sebagai 1 (satu) tampilan.

PENAMPILAN MENGAJAR
       Penampilan mengajar dilaksanakan setelah perencanaan pembelajaran. Sebelum mengajar di kelas, praktikan menemui Dosen Luar Biasa untuk mendiskusikan tema, subtema, pembelajaran, kompetensi dasar dan materi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Hasil diskusi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus dicapai oleh praktikan selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebanyak 36 RPP dengan rincian 16 RPP tematik (satu RPP Tematik dihitung dua kali pertemuan atau bisa bilang dua point) dan 4 RPP Mata elajaran Matematika (satu RPP mapel dihitung 1 kali pertemuan atau bisa bilang satu point). Dalam 20 RPP yang harus di buat ada 7 RPP yang harus di tulis tangan menggunakan tegak bersambung dalam folio bergaris dan sisanya diketik menggunakan MS.word.
Pada minggu ke-1 praktikan melaksanakan kegiatan orientasi atau masa perkenalan dengan warga SDN Sukamenak Indah. Selain itu pratikan melakukan observasi kedalam kelas untuk melihat suasana kelas dan bagaimana cara mengajarnya, melihat kondisi kelas apakah mendukung atau tidak dalam sarana dan prasarana belajaranya, dan hal lainnya yang mendukung untuk terlaksananya kegiatan PPL.
Pada minggu ke-2 praktikan mulai mengajar melalui kegiatan terbimbing dan mulai membuat RPP, pekan terbimbing ini untuk melihat kemampuan mengajar sejauh mana kemampuan diri pribadi dan meminta masukan dari guru pamong dalam mengajar yang baik begitu juga RPP yang di buat untuk mengajar apakah sedah benar atau masih banyak yang harus di perbaiki. Tidak hanya dalam segi mengajar dan RPP saja yang dinilai oleh guru pamong melainkan tulisan tegak bersambungpun di nilai dari segi kerapihan dan cara menulis tegak bersambung yang baik dan benar.
Pada minggu ke-3 sampai minggu terakhir kegiatan PPL, praktikan secara mandiri melakukan praktik mengajar. Ketika praktikan melakukan praktik mengajar secara mandiri, guru kelas menilai RPP serta penampilan praktikan ketika mengajar dengan menggunakan APKG I (untuk penilaian RPP) dan APKG II (untuk penilaian praktek mengajar). Kegiatan mandiri dilakukan sebanyak 36 kali dengan cakupan mengajar di kelas I, II, III, IV, dan V. Dengan terhitung 16 kali pembelajaran tematik di kelas I, II, III, IV dan V dan pembelajaran matematika di kelas IV dan v. Kegiatan mandiri yang dilakukan oleh praktikan tidak sepenuhnya dilepas mandiri dalam kelas melainkan guru kelas melihat penampilan mengajar kita sesekali untuk melihat cara mengajar kita dan memberikan nilai dalam APKG.
Dalam penampilan mengajar, praktikan memperoleh pengalaman yang berbeda-beda di tiap kelas. Praktikan harus mampu beradaptasi dengan keadaan siswa SD yang memiliki karakter, kemampuan berpikir, sikap, dan kecakapan yang bervariasi serta harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan siswa. Hal tersebut menjadi motivasai dan tantangan bagi praktikan untuk lebih meningkatkan kegiatan pembelajaran agar lebih bermakna, efekif dan kondusif.

TUGAS MENGAJAR TANPA PERSIAPAN SATUAN PELAJARAN
Selain mengajar dengan satuan pelajaran, dalam kegiatan PPL ini praktikan juga pernah mendapatkan tugas mengajar tanpa satuan pelajaran karena praktikan diperlukan untuk menggantikan guru atau praktikan yang tidak bisa mengajar pada hari itu. Mengajar tanpa persiapan itu membuat pratikan menjadi kurang percaya diri dalam mengajar, karena tidak adanya persiapan pembelajaran. Pembelajaran menjadi kurang sistematis dan suasana kelas kurang terkondisikan karena praktikan tidak memiliki acuan persiapan pembelajaran sebelumnya. Akibatnya materi pembelajaran yang disampaikan pun tidak maksimal.
Pengalaman mengajar tanpa persiapan satuan pelajaran ini merupakan latihan untuk menanamkan keterampilan dan kemampuan mengajar tanpa persiapan sehingga praktikan harus siap siaga untuk dapat menangani permasalahan yang muncul bersifat insidental selama proses pembelajaran berlangsung. 
Mengajar tanpa persipan terlebih dahulu seperti RPP dan media akan membuat praktikan kesusahan dikarenakan mengajar tanpa media itu sulit untuk anak Sekolah dasar apalagi untuk kelas rendah karena masih membutuhkan suasana belajar yang kongkrit. Apa lagi media yang digunakan untuk kelas rendah itu harus konkret dan benar-benar menarik agar biasa membuat anak menjadi termotivasi saat belajar.

MASALAH-MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan praktik mengajar di SDN Sukamenak Indah, yaitu :
  1. Dalam menyusun RPP, praktikan mengalami kesulitan saat tamil pertama kali. Hal tersebut karena RPP harus disesuaikan dengan yang berlaku di sekolah sedangkan RPP yang dibuat oleh praktikan sedikit berbeda dengan apa yang sudah didapatkan dari bangku perkuliahan.
  2. Praktikan mengalami kesulitan dalam menentukan indikator pada suatu pembelajaran.
  3. Praktikan mengalami kesulitan dalam menentukan dan membuat media, alat peraga dan LKS, karena harus menyeseuaikan dengan karakteristik siswa dan alokasi waktu.
  4. Praktikan masih kesulitan saat menangi siswa dalam kelas yang kurang kondusif atau ricuh apalagi untuk kelas rendah harus benar-bener bisa membuat pembelajan semenarik mungkin agar siswa bisa fokus saat belajar.
  5. Dengan alokasi waktu yang terbatas di kelas praktikan masih sulit untuk membimbing siswa yang masih sulit untuk mengikuti pembelajaran seperti sulit membaca atau tidak bisa membaca sama sekali dan tidak bisa menulis. 
Setelah praktikan mengidentifikasi masalah dan faktor penyebabnya, maka beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Berkonsultasi dengan Dosen Luar Biasa atau wali kelas yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan RPP, administrasi kelas dan proses pembelajaran yang dilakukan serta pemilihan media yang cocok digunakan untuk menjelaskan materi sehingga anak lebih mengerti. 
  2. Mempelajari berbagai metode dan strategi pembelajaran agar dapat membuat pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan disenangi oleh siswa. 
  3. Berdiskusi dengan rekan-rekan sekelompok untuk mengatasi berbagai masalah yang bisa terjadi di kelas, terutama ketika masalah tersebut timbul akibat siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran, sehingga mengganggu temannya yang lain yang sedang serius belajar.
  4. Membuat aturan baru di dalam kelas, terutama pada kelas tinggi yang biasanya gaduh. Dengan aturan tersebut, praktikan dapat memberikan reward dan punishmant.
  5. Bersikap lebih tenang, percaya diri dan menyesuaikan diri dengan karakter  siswa sehingga pratikan akan lebih memahami bagaimana karakteristik yang dimiliki setiap siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 
Secara keseluruhan, praktik mengajar di SDN Sukamenak Indah berjalan dengan lancar. Adapun permasalahan yang timbul di lapangan itu semuanya harus dihadapi dan ditanggulangi dengan baik, juga sebagai latihan saya menajadi guru yang profesional. Berkat komunikasi dan diskusi yang terjalin baik antara praktikan, guru dan kepala sekolah maka masalah-masalah yang timbul tersebut pun dapat diatasi.
Saran
Untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran, hendaknya diadakan pengayaan untuk siswa yang mengalami permasalahan dalam pencapaian  kompetensi pembelajaran. Sedangkan untuk siswa yang bermasalah diadakannya layanan bimbingan untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi siswa.