> Pengantar Penelitian Pendidikan Lengkap - IrfanMalikA
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengantar Penelitian Pendidikan Lengkap

2.1 Tujuan Penelitian
          Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan,menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatupengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwatingkah lakuteori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksiinformasi menyeluruh mengenai suatu subjek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas". Penelitian sangatlah penting terutama bagi seorang mahasiswa, biasanya seorang mahasiswa akan melakukan pengabdian kepada masyarakatsekaligus melakukan penelitian. Pentingnya melakukan penelitian bagi seorang mahasiswa yaitu :
1.      Mengembangkan materi pengajaran
2.      Mendukung pengabdian masyarakat
3.      Meningkatkan reputasi kampus.
          Menurut Sutrisno Hadi Penelitian adalah usaha untuk menemukan apa pun untuk mengisi kesenjangan atau gap, dan memiliki tujuan untuk menggali lebih dalam apa yang sudah ada, untuk mengembangkan dan memperluas, dan untuk menguji kebenaran dari apa yang sudah ada, tapi sebenarnya masih diragukan.
          Adapun tujuan umum dari penelitian yaitu sebagai berikut :
1.      Eksploratif (penjajagan)
      Eksploratif adalah studi yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpinan 9 efektif dalam manajemen berbasis sekolah. Atau penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2.      Verifikatif (pengujian)
     Verifikatif adalah studi yang tujuannya adalah untuk melakukan tes pada teori / penelitian sebelumnya, sehingga akan diperoleh hasil dapat digunakan untuk membatalkan atau memperkuat teori penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3.      Development (pengembangan/pembangunan)
     Development adalah studi yang tujuannya adalah untuk mengembangkan, menggali dan memperluas lebih dalam masalah / teori ilmiah juga menjadi lebih sebagai sarana pemecahan berbagai masalah di masyarakat dan penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu ilmu pengetahuan yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pengetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis/perusahaan.

2.2    Tugas Penelitian
Tugas dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah
Setiap penelitian harus dimulai dengan adanya masalah. Dengan adanya masalah-masalah yang banyak dihadapi seseorang tentunya sebelum meneliti harusnya diidentiikasi terlebih dahulu. Masalah yang sudah teridentiikasi harus dirumuskan secara jelas, karena hal ini merupakan pangkal dari segala aspek penelitian.
2.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Dalam tahapan ini peneliti haruslah sudah mulai memperoleh jawaban-jawaban sementara untuk memecahkan masalah.
3.      Menguji Hipotesis secara empirik
Suatu hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, yaitu berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi atau lapangan empiris yang memberi data yang diperlukan.
4.      Melakukan pembahasan
Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut dibahas dengan adanya sumber dari dasar teori. Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah menguji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Menganalisa data yang diperoleh merupakan langkah yang sangat kritik dalam penelitian. Penelitian harus memastikan teknik analisis mana yang akan dipilih.
5.      Menarik kesimpulan.
Dari hasil analisa tadi maka dapatlah menarik kesimpulan yang merupakan pemecahan dari masalah tadi. Bukan untuk menambah masalah yang baru lagi.
2.3  Jenis Penelitian
Berdasarkan pendekatan, jenis penelitian di kategorikan menjadi dua macam yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.
1.      Kuantitatif
a)      Asumsi Tentang Realita
Penelitain kuantitatif didasarkan pada konsep positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil,lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaan individual. Realita tersusun atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrument.
b)      Tujuan Penelitian
Penenilitian kuantitatif bertujuan mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur.
c)      Metode dan Proses Penelitian
Penenilitian kuantitatif memiliki serangkaian langkah-langkah atau prosedur baku yang menjadi pegangan para peneliti. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan tertutup , sudah tersusun sempurna sebelum pengumpulan data dilakukan. 
d)      Kajian Khas
Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental atau korelasional sebagai kajian khasnya (protypical studies) untuk mengurangi kekeliruan, bias, variabel-variabel ekstraneus, Dalam penelitian kuantitatif bias dan subjektivitas sangat dihindari.
e)      Peranan Peneliti
Dalam penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti, dicegah jangan sampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti.
f)       Pentingnya Konteks dalam Penelitian
Penelitian kuantitatif diarahkan pada menemukan generalisasi universal yang bebas dari konteks situasi.
2.      Kualitatif
a)      Asumsi Tentang Realita
Penelitain kuantitatif didasarkan pada konsep kontruktivisme, yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah.realita bersifatterbuka, konstektual, secara social meliputi persepsi dan pandangan –pandangan individu dan kolektif, diteliti dengan menggunakan manusia sebagai instrument.

b)      Tujuan Penelitian
Penenilitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena social dari perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui pengamatan partisipasif dalam kehidupan orang-orang yang menjadi patisipan.
c)      Metode dan Proses Penelitian
Penelitian kualitatif menggunakan strategi dan prosedur penelitian yang sangat fleksibel. Penelitian ini menggunakan rancangan terbuka yang disempurnakan selama pengumpulan data.
d)      Kajian Khas
Penelitian kualitatif menggunakan kajian etnografis untuk memahami keragaman perspektif dalam situasi yang diteliti, sebagai ciri khasnya. Dalam penelitian kuantitatif bias dan subjektivitas sangat dihindari, sedang dalam penelitian kualitatif hal-hal subjektif termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis data.
e)      Peranan Peneliti
Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur (immersed) dengan situasi yang diteliti. Peneliti adalah pengumpul data, orang yang ahli dan memilki kesiapan penuh untuk memahami situasi, ia peneliti sekaligus sebagai instrumen. Penelitian kualitatif disebut juga “penelitian subjektif” (disciplined subjectivity) atau “penelitian reflektif” (reflexivity), peneliti melakukan penguji sendiri secara kritis (critical self examination) selama proses penelitian. 
f)       Pentingnya Konteks dalam Penelitian
Penelitian kualitatif sebaliknya meyakini pengaruh situasi terhadap hal yang diamati. Seorang peneliti tidak akan dapat memahami kerangka kehidupan dari situasi dimana orang-orang itu berada. Mereka berpikir, berperasaan dan berbuat dalam konteks kerangka kehidupannya. Penelitian kualitatif mengembangkan generalisasi dalam kesatuan konteks.

Selain berdasarkan cara pendekatannya, penelitian juga bisa dibedakan berdasarkan jenisnya, diantaranya :
1.       Penelitian Dasar
Penelitian dasar (Basic Research) disebut juga penelitian murni (Pure Research) atau penelitian pokok (Fundamental Research), diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Para ilmuwan berperan mengembangkan pengetahuan dan tidak perlu selalu memiliki implikasi praktis. Tujuan penelitian dasar adalah - menambah pengetahuab kita dengan prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, - meningkatkanpencarian dan metodologi ilmiah.
2.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan (Applied Research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu.
3.      Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (Evaluation Research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan latihan-latihan khusus. Untuk dapat melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu, metodologi dan keterampilan yang berhubugan dan komunikasi secara interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif dari beberapa studi terkait yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan.

Jenis – jenis penelitian berdasarkan tujuannya yaitu :
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif juga dapat dilakukan melalui studi kecenderungan. Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat kecenderungannya pada masa yang akan datang.
2.      Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (Predicvtive Research) studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variabel juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multipel dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu.
3.      Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, menigkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.
4.      Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Variabel dalam pendidikan dapat berupa guru mengajar, membimbing, mengevaluasi, murid belajar, mengerjakan tugas, dll.

2.4  Pengertian Penelitian Pendidikan
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuantujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalu berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku. Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut.
Penelitian dapat di tinjau dari beberapa segi diantaranya :
1.      Dari segi proses penelitian merupakan berbagai kegiatan yang meliputi, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa data, serta interpretasi dan pengambilan kesimpulan.
2.      Dari segi pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan mempergunakan pendekatan-pendekatan ilmiah (metode ilmiah).
3.      Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahanpermasalahan baik untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis. 
Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:
1.      Mengidentifikasi masalah penelitian.
2.      Melakukan studi empiris.
3.      Melakukan replikasi atau pengulangan.
4.      Menyatukan (sintesis) atau mereview.
5.      Menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6).

Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan berdasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery. Sukardi (2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan memang sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru

2.5  Sejarah Penelitian Pendidikan
Untuk mengetahui bagaimana proses dari terbentuknya sebuah penelitian pendidikan maka perlu adanya sebuah riset yang menyatakan atau menjelaskan mengenai Sejarah Penelitian Pendidikan itu sendiri. Berdasarkan artikel artikel yang tersebar, penelitian pendidikan usianya masih tergolong muda, sebab usianya masih kurang dari 18 tahun. Awalnya penelitian pndidikan ini diawali oleh bidang ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17 dan 18. Kemudian pada abad ke 19 barulah ilmu pendidikan menggunakan metodologi ilmu. Alat pengukuran, alat pengamatan dan peliknya gejala – gejala dalam kehidupan menjadi faktor penghambat dalam perkembangan disiplin ilmu ini.
1.      Awal Pengukuran.
Benih gerakan penelitian disemaikan pada tahun 1879, ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi - eksperimental yang pertama di Leipzig, Jerman. Dari psikologi -eksperimental inilah yang menjadi awal timbulnya sejumlah prosedur penelitian.Perkembangan penelitian pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh Sir Francis Galton (1822-1911), yang menyelidiki perbedaan -perbedaan individu di kalangan masyarakat.Galton mempelopori penggunaan metodekorelasi. Di Amerika Serikat, James Mc Keen Cattell, yang pernah belajar di Jerman kepada Wundt dan juga terpengaruh oleh Galton, memulai suatu penyelidikan yang sistematis.Cattell menekankan perlunya pembakuan prosedur tes guna memperoleh pengukuran yang sebanding dari para subyek. Apa yang dimulai Cattell ini mengakibatkan timbulnya studi sistematis tentang perbedaan-perbedaan individu dalam fungsi-fungsi kemanusiaan lainnya, termasuk pengukuran kecerdasan.
2.      Awal Penelitian Pendidikan.
Joseph M. Rice pada umumnya dikenal sebagai perintis dalam gerakan penelitian pendidikan. Di tahun 1897, ia menerbitkan dua artikel yang melaporkan hasil penyelidikannya tentang hasil belajar mengeja (spelling) anak -anak sekolah di Amerika Serikat. Dalam karya Rice, orang dapat melihat pembentangan pendirian yang menekankan pentingnya penelitian di dalam pola pemikiran total mengenai pendidikan, suatu wewenang untuk menilai kelebihan dan kelemahan praktek-praktek pendidikan serta menyarankan jalan ke arah perbaikan.
3.      Periode Perintisan (1900 - 1920).
Pada tahun 1990 – 1920 merupakan masaeksplorasi dan pengembangan alat pengukur yang diperlukan oleh para peneliti. Di tahun 1905, Alfred Binet menerbitkan skala kecerdasan praktis yang pertama, sesuatu yang sangat dibutuhkan di negerinya pada waktu itu. Pada era ini, banyak bermunculan riset - riset ilmiah di bidang pendidikan dengan menggunakan statistik. Studi statistik yang pertama tentang kemajuan anak - anak di sekolah dilakukan oleh Thorndike (1901), Ayres (1909) dan Strayer (1911). Berkat penelitian mereka, maka norma-norma hasil belajar secara nasional bagi semua tingkatan kelas dapat ditetapkan, serta kemajuan anak - anak berdasarkan norma - norma ini dapat di evaluasi.
4.      Periode Perluasan (1920 - 1945)
Periode ini merupakan masa perkembangan yang pesat bagi penelitian pendidikan. Jumlah alat ukur yang tersedia bagi para peneliti bertambah dengan pesat, ditandai dengan terbitnya Mental Measurement Year-Book. Penelitian pendidikan ditetapkan sebagai suatu bidang studi di perguruan tinggi. Program sarjana bidang pendidikan mulai menjadikan penelitian pendidikan sebagai mata kuliah wajib. Buku karya Mc Call ’How to Experiment in Education’ yang terbit di tahun 1923, merupakan salah satu dari buku - buku pertama yang membahas masalah pengendalian dalam eksperimentasi pendidikan. Dan terobosan besar juga terjadi di tahu 1935, ketika Fisher mengembangkan desain - desain statistik variabel berganda (multivariat statistical designs).

5. Periode Penilaian Secara Kritis (1945 -sekarang)
Ruang lingkup penelitian pendidikan telah semakin diperluas. Setiap tahun banyak penelitian dilakukan dengan tujuan menetapkan keefektifan semua aspek kurikulum, metode pengajaran, bimbingan, serta praktek - praktek administrasi. Penelitian pendidikan tidak lagi hanya merupakan usaha pencarian fakta belaka.