Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Layanan Bimbingan Konseling


PERENCANAAN
Layanan bimbingan merupakan salah satu program sekolah yang harus diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan belajar ataupun yang mengalami masalah sosial baik itu dengan teman maupun dengan lingkungan sekolah. Sebelum melaksanakan layanan bimbingan, praktikan merumuskan perencanaan layanan bimbingan sebagai berikut:

Melakukan observasi di kelas.
Dalam observasi ini, diharapkan praktikan menemukan siswa-siswa yang membutuhkan layanan bimbingan. Ketika observasi, saya menemukan seorang anak di kelas IV yang ketika itu ia sering tidur di kelas, sering ngambek, mudah tersinggung, susah menulis.

Melakukan wawancara dengan guru kelas bersangkutan.
Setelah mencatat beberapa siswa yang diperkirakan membutuhkan layanan bimbingan, langkah selanjutnya yaitu melakukan konsultasi dengan guru kelas bersangkutan. Konsultasi tersebut diharapkan guru kelas dapat memberikan saran berkaitan siswa yang akan diberikan layanan bimbingan.

Menentukan siswa yang akan diberikan bimbingan.
Berdasarkan hasil observasi dan konsultasi dengan guru kelas, maka ditetapkanlah siswa yang akan diberikan layanan bimbingan. Dalam hal ini, praktikan memberitahukan pelaksanaan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan.

Melaksanakan proses bimbingan.
Pelaksanaan layanan bimbingan disesuaikan dengan permasalahan yang dialami oleh siswa bersangkutan. Proses layanan bimbingan diberikan ketika jam istirahat atau setelah pulang sekolah. Waktu layanan bimbingan disesuaikan dengan kesediaan dari siswa bersangkutan.

Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa.
Setelah proses bimbingan diberikan, praktikan melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar dari siswa bersangkutan.

PELAKSANAAN
     Pada tahap pelaksanaan tahap ini saya di kelas IV mulai melakukan beberapa identifikasi mendalam terhdap Alif, setelah studi dokumen, saya menemukan data anak ini sebagai berikut: 

Data siswa
Nama Lengkap : Muhammad Farhan Alif
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 20 Juni 2008
Agama : Islam
Alamat : Nagrog
Kelas : III (tiga)
Anak ke- : 1
Jumlah Saudara kandung : 1
Data Orang Tua/Wali Siswa
Nama Ayah : Yana Suryana
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan terakhir : SMP
Nama Ibu : Mala
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Nagrog
Pada  tahap pelaksanaan ini, memuat hal-hal sebagai berikut :
Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dimiliki siswa adalah :
Suka mengganggu temannya
Banyak bicara
Mudah tersinggung (sedikit-sedikit menangis)
Jarang mengikuti pembelajaran
Kesulitan dalam menulis
Mudah melukai teman 
Sering tidur di kelas
Dalam pembelajaran siswa tidak memperhatikan guru, malah asyik menggambar
Diagnosa 
Setelah diteliti faktor penyebab masalah yang dihadapi anak ini yaitu:
Kurangnya bimbingan orang tua. 
Teman sekelasnya jarang mengajak peserta didik untuk bermain atau belajar bersama.
Orang tua kurang memperhatikan pendidikan siswa. 
Rendahnya tingkat motivasi yang dimiliki siswa.

Kurangnya pendidikan prasekolah, sehingga siswa masih sangat kekanak-kanakan, belum bisa mandiri dan disiplin serta mengerti waktu untuk belajar dan memperhatikan penjelasan guru atau mengerjakan tugas.

Prognosa 
Berdasarkan hal tersebut, praktikan menganggap anak tersebut membutuhkan perhatian yang lebih dari guru dan orang tua dan teman-teman yang berada di lingkungannya. Anak membutuhkan bimbingan untuk belajar dan tambahan belajar membaca dan menulis di luar jam pelajaran. Juga anak dilatih untuk mengembangkan bakatnya dalam menggambar.

Perlakuan
Berdasarkan diagnosa tersebut, praktikan menemukan kesulitan yang dialami peserta didik sehingga praktikan melakukan perlakuan (treatment) dengan cara sebagai berikut:

Memberikan perhatian lebih kepada siswa
Setelah atau sebelum jam pelajaran, siswa diberikan tambahan pelajaran. Sebelum siswa diajarkan membaca dan menulis, Setelah itu, Siswa dilatih membaca permulaan mulai dari kata yang bersuku kata tiga. Selain itu, bertanya jawab dengan siswa mengenai kata yang dibaca agar bertambah kosa kata yang ia ketahui.

Setelah siswa mampu membaca yang bersuku kata tiga, siswa diminta untuk membaca buku cerita bergambar dengan teks bacaan yang sederhana.

Metode yang diberikan yaitu belajar sambil bermain, siswa dilatih membaca dengan menggunakan kartu kata dan games education. Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak merasa bosan ketika belajar membaca.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Dalam mengikuti ppelajaran tambahan, siswa sangat antusias dalam mengikuti proses bimbingan, semangat siswa dapat terlihat ketika siswa memiliki kemauan untuk diajak belajar membaca dan menulis diluar jam pelajaran. Siswa tidak menolak untuk diajak belajar membaca individual. Bahkan siswa terlihat lebih percaya diri saat belajar individual dibandingkan saat belajar kelompok. Terlebih lagi siswa dikembangkan bakat dan minatnya dalam menggambar, agar nantinya siswa bisa terampil dalam bakat dan minta yang di milikinya. Dalam pelaksanaan bimbingan, memang belum ada perubahan yang signifikan dari siswa, karena proses layanan bimbingan terlaksana sangat singkat dan minimnya waktu yang dimiliki praktikan selama kegiatan PPL. Akan tetapi, setelah diberikan layanan bimbingan melalui beragam media yang digunakan, siswa tersebut akhirnya memiliki kemauan untuk belajar membaca dan menulis. Untuk tindak lanjut, praktikan menyerahkan kembali kepada guru kelas dan orang tua siswa agar senantiasa memberikan perhatian dan bimbingan yang intensif kepada siswa.

Harapan praktikan, semoga layanan bimbingan yang telah dilakukan dapat memberikan semangat baru kepada siswa untuk senantiasa meningkatkan perkembangan dalam membaca dan menulis. Disamping itu juga siswa dapat memaksimalkan potensi menggambar yang dimiliknya, sehingga nantinya menjadi siswa yang berprestasi dibandingkan sebelumnya.