Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar untuk Melakukan Sendiri



Perlu disadari, semakin hari semakin berkurang usiaku dan seharusnya semakin kritis pemikiranku, semakin harus aku untuk dewasa, bahkan sudah selayaknya di masa detik-detik akan menjumpai dunia kerja, aku harus membiasakan melakukan sesuatu dengan sendiri, tak perlu lagi bergantung pada orangtua, sahabat dan pacar. Aku harus menyadari, bahwa sedekat apapun hubungan kita dengan mereka, pada akhirnya kita akan berjalan sendiri, akan berjuang sendiri bahkan kita akan tidur sendiri menyatu dengan bumi, jadi ngga perlu khawatir untuk melakukan segala hal dengan sendiri.
Sejak aku dalam kandungan sampai aku dilahirkan hingga tumbuh dewasa seperti ini semua kebutuhan orangtuaku yang menanggung, namun aku perlu berpikir untuk lebih dewasa dalam menanggapi hal tersebut, masa iya setelah lulus kuliah nanti aku masih bergantung pada orangtuaku ? masih menyodorkan tangan untuk meminta uang, masih menunggu kabar transfer biaya bulanan dan sebagainya, kan ngga mungkin ? sudah sepantasnya aku belajar untuk mencari sesuap nasi, setelah itu belajar memberi dari hasil keringatku dari pagi sampai selesai jam kerja.
Sejak aku duduk dibangku taman kanak-kanak, jujur aku masih begitu polos, ngga pernah tahu bahkan mengenal yang namanya grup, geng dan sejenisnya, yang aku tahu di masa taman kanak-kanak dengan siapa saja bisa, naik tingkat menuju SD, SMP, SMA bahkan di bangku perkuliahan aku merasakan dan menjadi bagian dari geng atau teman dekat yang sejalan dan satu pemikiran yang menimbulkan ingin selalu bersama grup tersebut, padahal setelah lulus SD, SMP, SMA silaturahmi kurang berjalan baik, bahkan sekarang dimasa perkuliahan aku masuk kedalam salahsatu kubu dikelas yang memang sejalan dan sesuai dengan pemikiranku, hal tersebut juga terkadang menimbulkan ketergantungan, mulailah sejak saat ini, di penghujung tingkat tiga aku perlu membatasi hal-hal yang bisa aku lakukan dengan sendiri yang menjadikan aku tidak bergantung pada mereka, karena pada akhirnya kitapun akan berpisah di zonanya masing masing sesuai minat dan takdirnya.
Selanjutnya pacar, sebelum aku punya pacar sejak kuliah aku selalu biasa saja sih kalau kemana-mana sendiri, namun setelah aku menjalin hubungan “pacaran” aku mulai merasakan ketergantungan, entah itu ketergatungan diantar pulanglah atau lainnya, namun tiba-tiba karena kesibukan aku dengannya berbeda yang menjadikan keduanya jarang komunikasi dan bertemu kadang menjadikan aku kesel, dan kecewa padahal rasa itu ngga perlu ada dalam diriku, karena sebelumnya kemana-mana termasuk pulang pun aku selalu sendiri.
Setelah beberapa hal yang membuatku merasa sedikit kecewa, ya aku belajar untuk tidak bergantung padanya, karena dia baru pacarku belum jodohku, meskipun aku berharap tuhan memberikan dia sebeagai jodohku tapi aku tidak pernah tahu dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Cobalah melakukan segala hal sendiri, ketika kita masih mampu untuk melakukan sendiri, kenapa tidak aku melakukannya dengan sendiri pula.


Tasikmalaya, April 2019
Tika Marwati