Tindak Lanjut Pembelajaran dan Penilaian Berbasis KTSP
Tindak Lanjut Pembelajaran dan Penilaian Berbasis KTSP
Tika Marwati
Dalam
KTSP, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai tindak lanjut
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut mencakup peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dan
peningkatan motivasi belajar.
1. Peningkatan
Aktivitas dan Kreativitas Peserta Didik
Proses
pembelajaran pada dasarnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar, akan tetapi
pada pelaksanaannya sering kali kita tidak menyadari, bahwa masih banyak
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan
kreativitas peserta didik. Dalam kurikulum KTSP dapat dilihat pada proses
pembelajaran didalam kelas dimana pembelajaran lebih menekankan pada aspek
kognitif, kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada situasi
yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa-apa yang
dianggap penting oleh gurunya dan menghafalnya.
Kreativitas
dapat dikembangkan oleh peserta didik dengan memberi kepercayaan, komunikasi
yang bebas, penghargaan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat (Gibbs,
19972) dalam (Mulyasa, hlm 262). Sedangkan untuk meningkatkan kreatif peserta
didik dapat dilakukan dengan cara dikembangkan rasa percaya diri dan mengurangi
rasa takut, memberi kesempatan pada peserta didik untuk berkomunikasi secara
bebas dan terarah, dan melibatkan mereka secara aktif dalam proses
pembelajaran. Apa yang dikemukan diatas nampaknya sulit untuk dilakukan, namun
setidaknya guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang
mengarah pada kondisi diatas.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik dalam upaya peningkatan
aktivitas dan kreativitas pembelajaran, Mulyasa (2004, hlm 263).
a. Self
esteem approach
Dalam pendekatan ini
seorang pendidik perlu untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada kesadaran akan
harga diri (self esteem), dalam hal ini guru tidak hanya mengembangkan materi
ilmiah saja, tetapi pengembangan sikap pun perlu mendapaat perhatian secara
proposional.
b. Creative
approach
Dalam pendekatan ini
yang lebih perlu dikembangkan adalah problem solving, brain storning, inquiry
dan role playing. Pada saat pelaksanaan pembelajaran pendidik perlu melakukan
inovasi yang bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan pada pembelajaran.
c. Value
clarification and moral developmen approach
Pada pendekatan ini
seorang pendidik perlu mengembangkan pribadi peserta didik, penerapan moral
menjadi sasaran utama dalam pembelajaran. Pengembangan intelektua; akan
mengiringi pengembangan pribadi peserta didik.
d. Multiple
talent approach
Pendekatan ini
mementingkan upayaa pengembangan seluruh potensi peserta didik, karena pada
dasarnya pengembangan potensi akan membangun konsep diri peserta didik.
e. Inquiry
approach
Pada pendekatan ini
peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan
konsep mental dan meningkatkan potensi intelektualnya.
f. Pictorial
riddle approach
Dalam pendekatan ini
lebih menekankan pada pengembangan motivasi dan minat peserta didik dalam
diskusi kelompok kecil. Pada pendekatan ini sangat membantu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
g. Synetics
approach
Dalam pendekatan ini memusatan perhatiannya
pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai bentuk
kreativitasnya. kegiatannya dapat dilakukan dengan kegiatan kerja kelompok yang
tidak rasional dan berkembang pada penemuan serta pemecahan masalah secara
rasional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya meningkatkan kretivitas peserta didik. Hal tersebut dapat dibantu melalui kemampuan kreatif yang dimilki guru tersebut dan pandai dalam pembentukan kompetensi peserta didik, serta mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
2. Peningkatan
Motivasi Belajar
Motivasi
adalah salahsatu faktor yang turut menentukan keefektifam pembelajaran.
Motivasi adalah dorongan yang diberikan oleh seseorang yang menyebabkan adanya
perubahan tingkah laku. Hal tersebut sejalan dengan Callahan and Clarak (1988)
bahwa motivasi adalah tenaga pendorog atau penarik yang menyebabkan adanya pengubahan
tingkah laku ke arah tertentu. Dalam tindak lanjut pembelajaran selain dapat
dilakukan dengan peningkatan kreativitas, peningkatan motivasi ini menjadi hal
yang tidak kalah penting untuk dikembangkan.
Daftar
Pustaka
Mulyasa, D. E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.