Materi Kesiagaan Pramuka
Siaga
adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 10 tahun. Pada
usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya
mereka merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat unik
Siaga merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum
dapat diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup
menonjol adalah keingintahuan (curiosity) yang sangat tinggi, senang
berdendang, menari dan menyanyi, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan
sangat suka dipuji.
Kehidupan
siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat aktivitasnya. Atas dasar
hal tersebut pembinaan pramuka Siaga dikiaskan sebagai keluarga bahagia di mana
terdapat ayah, ibu, kakak dan adik. Wadah pembinaan pramuka Siaga disebut
Perindukan Siaga yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada
ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi pada upacara
pembukaan dan penutupan latihan Siaga. Formasi barisan pada upacara pembukaan
dan penutupan latihan Siaga adalah berupa lingkaran di mana Pembina berada di
dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang bendera. Bentuk lingkaran
menyiratkan dunia Siaga yang masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh
pembinanya. Hal ini memberi makna bahwa di dalam pembinaan Siaga,
porsi terbesar adalah Ing ngarsa sung tulada, atau di depan memberi
teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani
porsinya lebih kecil. Bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa norma dan
tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian Pembinanya.
MATERI
POKOK
Perindukan
Siaga.
Satuan
di gugus depan sebagai tempat berhimpunnya Pramuka Siaga disebut Perindukan
Siaga. Perindukan idealnya terdiri atas 18-24 Pramuka Siaga yang dibagi ke
dalam 3-4 kelompok, disebut Barung. Barung yang ideal terdiri atas 6
Pramuka Siaga. Perindukan Siaga dipimpin oleh Pembina Perindukan Siaga
disingkat Pembina Siaga dibantu oleh Pembantu Pembina Siaga.
Untuk
melaksanakan tugas di tingkat Perindukan, dipilih Pemimpin Barung Utama,
dipanggil Sulung, yang dipilih dari para Pemimpin Barung. Posisi Pemimpin
Barung Utama tidak permanen, dapat berganti setelah beberapa kali latihan. Hal
ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan lebih banyak bagi anggota Barung
berlatih menjadi memimpin.
Kata
Perindukan berasal dari kata induk. Perindukan berarti tempat anak-anak
menginduk menjadi satu.
Pembina
Perindukan manakala memanggil seluruh anggota Perindukan meneriakkan
Siaagaaaa.! Dijawab oleh seluruh anggota Perindukan dengan meneriakkan:
Siaaap.!
Perindukan
harus memiliki standar bendera dan tiangnya serta bendera Merah Putih, untuk
upacara pembukaan dan penutupan latihan, bendera Pramuka, tali-temali,
buku-buku ceritera untuk Siaga, peralatan memasak untuk sarana latihan, dan
peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
Perindukan
Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina putera maupun
Pembina dan Pembantu Pembina puteri, sedangkan Perindukan Siaga Puteri hanya
dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina puteri.
Barung.
Kelompok
kecil dalam Perindukan Siaga yang idealnya beranggotakan 6 Pramuka Siaga,
disebut Barung. Kata Barung berarti rumah jaga suatu
bangunan.
Setiap
Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri memiliki nama Barung yang diambil
dari nama warna seperti Barung Merah, Biru, Hijau, Putih, dan Barung
Kuning. Setiap warna memiliki makna dan kiasannya, dan nama Barung
merupakan cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota
Barung tersebut.
Keanggotaan
Barung tidak bersifat menetap, dapat diubah setiap 1-2 bulan sekali, dilakukan
secara teratur sebagai bagian dari dinamika Perindukan.
Barung
tidak memakai bendera barung, karena pelaksanaan kegiatan Pramuka Siaga pada umumnya
dilaksanakan di tingkat Perindukan. Kegiatan di tingkat barung hanya
berupa permainan singkat dan spontan.
Barung
memiliki Buku Daftar hadir anggota, dan kas anggota.
Barung
dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Barung dan seorang Wakil
Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari anggota Barung dengan bantuan Pembina
dan Pembantu Pembina Siaga.
Setiap
kegiatan Barung didampingi Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
Dewan
Siaga (Dewan Satuan Siaga)
Dewan
Siaga dibentuk untuk memenuhi hak anak dan melatih kepemimpinan Pramuka
Siaga. Dewan Siaga beranggotakan seluruh anggota perindukan. Ketua
Dewan Siaga adalah Pemimpin Barung Utama atau Sulung. Pertemuan
Dewan Siaga diadakan tiga bulan sekali atau sesuai kebutuhan program atau
aktivitas.
Dewan
Siaga bertugas:
Memilih
dan membahas kegiatan yang diusulkan Pembina,
Mengatur
kegiatan perindukan,
Menjalankan
keputusan-keputusan yang diambil Dewan, termasuk pemberian penghargaan.
Pada
Perindukan Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan, semua tugas Dewan Kehormatan
berada di tangan Pembina.
Kegiatan
Siaga
Kegiatan
Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis, kekeluargaan, dan
berkarakter. Pembina adalah kunci pokok di dalam mengemas bahan latihan, dan
kreativitas Pembina sangat diperlukan. Semakin akrab hubungan antara Pembina
dengan Siaga maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan Siaga untuk tetap
berlatih.
Untuk
menjadi Pembina Siaga diperlukan kesabaran, pandai berceritera, lebih baik bila
pandai menyanyi, bertubuh sehat dan energik, pandai senam, dan tentu saja
berbudi pekerti yang luhur sebagaimana syarat menjadi Pembina Pramuka.
Di
dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat-syarat
Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Siaga.
SKU
Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh Siaga untuk mendapatkan
Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat pendidikan sebagai perangsang dan
pendorong untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Tingkat
pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan keterampilan dilakukan melalui
pendadaran Syarat Kecakapan Khusus (SKK).
Ada
4 jenjang kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga yakni:
Siaga
Mula
Siaga
Bantu
Siaga
Tata
Siaga
Garuda
Syarat
Kecakapan Khusus Siaga.
Selain
kecakapan umum Siaga dapat mengambil kecakapan khusus yang sesuai dengan minat
dan bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
Purwa
Madya
Utama
Secara
garis besar kegiatan Siaga dibagi menjadi:
Kegiatan
Latihan Rutin
1).
Mingguan
Kegiatan
latihan dimulai dengan:
-
Upacara pembukaan latihan.
-
Upacara penutupan latihan. Di sini jangan lupa Pembina Upacara menyampaikan
rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Siaga, serta jangan
lupa latihan yang akan datang mengajak teman yang lain untuk ikut menjadi
anggota baru Siaga.
2).
Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan
ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Siaga dan Pembinanya,
dengan jenis kegiatan yang biasanya berbeda dengan kegiatan rutin
mingguan.
Pertemuan
Besar Siaga
Pertemuan
ini diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan pada waktu
tertentu dalam rangka peringatan hari-hari besar /Pramuka.
Acara
Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang bersifat
kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
Pesta
Siaga dapat berbentuk:
Bazar
Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka Siaga.
Permainan
bersama.
Darmawisata.
Perkemahan
Siaga/perkemahan sehari.
Karnaval
Siaga.
Dengan
banyaknya jenis kegiatan maka tidak mungkin seorang Pembina kekurangan bahan
latihan.
Peserta didik pada proses pendidikan dalam
Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu
pendapatnya, keinginannya, harus dihargai. Dalam membina Siaga konsep Ing
Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi keteladanan) porsinya lebih banyak
dibandingkan dengan Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan
kemauan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)