> Keterampilan Variasi Mengajar - IrfanMalikA
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keterampilan Variasi Mengajar


Keterampilan Variasi
Review Perkuliahan Micro Teaching 


Salah satu keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan mengadakan variasi. Menurut (Alma, 2009) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam prilaku keterampilan mengajar, yang dimaksid dengan variasi dalam hal ini adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar misalnya variasi dalam menggunakan sumber bahan pelajaran media pengajaran, variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan murid.
Menurut (Mulyasa, 2013) variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi.
Menurut (Majid, Belajar dan Pembelajaran, 2014) variasi stimulus adalah kegiatan proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
Sedangkan menurut (Wardani, 2005) variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variasi adalah perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan meningkatkan perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif dan turut berpartisipasi dalam pembelajarannya.
A.    Tujuan dan Manfaat
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Menurut (Usman, 2013) ada beberapa tujuan dan manfaat dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1.      Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa aspek-aspek belajar mengajar.
2.      Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui danmenyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.      Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkkungan belajar yang lebih baik.
4.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Dalam proses belajar mengajar masalah siswa adalah yang menjadi fokus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya lingkungan yang tercipta menyenangkan hati semua siswa dan dapat membangkitkan semangat dalam belajar siswa. Agar kegiatan pembelajaran aktif dan kreatif belajar maka perlu  memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam penggunaan variasi belajar menurut (Djamarah, 2013), yaitu:
1.      Dalam menggunakan variasi sebaikya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3.      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena memerlykan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu:
4.      Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa;
5.      Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

B.     Jenis Variasi
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni variasi gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, dan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan menurut (Majid, Strategi Pembelajaran, 2013):
a.      Variasi Dalam Gaya Mengajar
Variasi ini dapat dilakukan melalui enam cara sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
1.      Variasi suara
Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
2.      Memusatkan perhatian
Pemusatan dengan lisan diikuti dengan syarat seperti menunjuk pada gambar yang tergantung di dinding atau papan tulis dan sebagainya. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek kunci guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya: “perhatikan baik-baik”, “jangan lupa ini dicatan baik-baik”, dan sebagainnya.
3.      Membuatan kesenyapan sejenak
Kesenyapan adalah suatu keadaan atau diam secara tiba-tiba ditengah-tengah kegiatan pembelajaran atau saat menerangkan sesuatu. Kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Kesenyapan ada untuk memberi waktu berfikir, supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.
4.      Mengadakan kontak
Saat guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya pandangan guru menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata siswa untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi (seperti membesarkan mata tanda tercengang), atau dapat juga digunakan untuk mengetahui pengertian dan pemahaman siswa.
5.      Variasi gerakan badan dan mimik
Suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi yang disampaikan, dan hal itu tidak boleh terlalu berlebihan. Begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah yang merupakan alat komunikasi yang kuat. Misalnya: memasang ekspresi wajah yang penuh semangat, ceria dan mendukung suasana belajar yang kondusif agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.
6.      Mengubah posisi dengan gerak
Perpindahan posisi, selain bermanfaat bagi guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Sebaiknya pergerakan atau perpindahan posisi guru didasarkan pada tujuan, misalnya karena sebwlah kanan kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi guru kesebelah kanan dapat mengurangi atau menghentikan kegaduhan siswa.
b.      Variasi Dalam Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
Setiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang sama, baik pendengaran maupn penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak dan senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki setiap anak didik, misalnya guru dapat menulis di papan tullis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indera anak didik.
1.      Variasi Media Visual
Penggunaan media Visual memiliki keuntungan sebagai berikut: 1) Membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respons yang kurang bermanfaat; 2) Memiliki perhatian anak didik secara potensial pada tingkat yang tinggi; 3) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik; 4) Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film; 5) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain; 6) Memberi frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar.

2.      Variasi Media Audio
Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai diantaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahakan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevan dengan pelajaran.
3.      Variasi alat yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids)
Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi, karena melibatkan semua indera yang dimiliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar mengajar. Media yang termasuk AVA ini misalnya film, televisi, radio,slide projector.
4.      Variasi alat yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan mampu menarik perhatian siswa, dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok. Misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka.
5.      Variasi dalam pola interaksi
Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan seperti berikut:
1.      Pola guru-murid: komunikasi sebagai aksi satu arah.
2.      Pola guru-murid-guru: ad kebalikan (feedbeak) bagi guru, tidak suka ada interaksi antara siswa.
3.      Pola guru-murud-murid: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
4.      Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: interaksi optimal antara guru dengan murid, dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai interaksi dan multi arah)
5.      Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali sebelum semua siswa belum mendapat giliran.
Sedangkan menurut (Mulyasa, 2013) variasi dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam pembelajaran.
a.      Variasi dalam gaya mengajar
1.      Variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil.
2.      Memusatkan perhatian.
3.      Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak).
4.      Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.
5.      Variasi gerakan badan dan mimik.
6.      Mengubah posisi: misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan kebelakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasana pembelajaran.

b.      Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
1.      Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat.
2.      Variasi alat dan bahan yang dapat didengar.
3.      Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
4.      Variasi penggunaan sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar.
c.   Variasi dalam pola interaksi
1.      Variasi dalam pengelompokkan peserta didik: klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan.
2.      Variasi tempat kegiatan pembelajaran: dikelas dan diluar kelas.
3.      Variasi dalam pola pengaturan guru: seorang guru dan tim.
4.      Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik: langsung (tatap muka) dan melalui media.
5.      Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran: terbuka dan tertutup.
6.      Variasi dalam pengorganisasian pesan: deduktif dan induktif.
7.      Variasi dalam pengelolaan pesan: expositorik dan heuristik atau hipotetik.
d. Variasi dalam kegiatan pembelajaran
1.      Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran.
2.      Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar.
3.      Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi.
4.      Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.

C.    Kelebihan dan Kekurangan
Menurut (Farihah, 2015) keterampilan mengadakan variasi memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut:
a.      Kelebihan
Setiap keterampilan yang digunakan oleh guru tentu memiliki kelebihan-kelebihan sehingga guru menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, adapun kelebihan dari keterampilan mengadakan variasi diantaranya:
1.      Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun bagi peserta didik.
2.      Peserta didik menjadi semangat, penuh perhatian serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien.
b.      Kekurangan
Selain memiliki kelebihan keterampilan mengadakan variasi tentunya  juga memiliki berbagai kekurangan-kekurangan. Kekurangan ini sering terjadi karena guru yang kurang terampil atau kurang mampu menerapkan keterampilan mengadakan variasi, sehingga munculah permasalahan-permasalahan diantaranya:
1.      Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang dilakukannya, maka peserta didik juga akan salah penafsirannya dari pesan yang ingin disampaikan oleh guru.
2.      Apabila guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran akan tergangu dan tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai secara efektif dan efisien.
3.      Tidak semua siswa dapat menerima variasi yang diberikan oleh guru, sehingga kadang siswa malah binggung dengan adanya variasi.