Tulisan Puisiku
Puisi
untuk 3 Orang
Tika
Marwati
Bulir-bulir bening
tanpa dosa menetes perlahan sampai terjatuh pada ubin
Setiap tetesan yang
terjatuh mengandung kandungan sejuta mutiara yang terbuang sia sia
Hal itu hanya karena
sebuah luka
Yang menjadikan aku
menderita
Harus menerima
dengan terpaksa
Harus melepaskan
dengan suka rela
Mencoba berulang
mencoba, tapi aku masih belum bisa
Belum bisa...
Merelakanmu pergi
bersamanya meninggalkan kota tercinta
Kamu pergi dengan
memberikan goresan tajam pada dada
#Dada...
Dadaku sesak,
batukku berdahak
Ini penyebab makan seblak
Aku bingung harus
bagaimana ?
Pergi ke dokter tak
punya harta
Bilang ke mamah yang
ada dianggaop bercanda
Masa aku harus pergi
bertapa untuk mengobati batuk berdahak dan dada sesak
#Sesak...
Sesak seketika
Aku pingsan akibat
asap kebakaran
Anehnya, setiap
insan malah membawaku ke tempat parasmanan
Aku mulai tersadar,
saat di depanku ada minuman taican
Tapi aku masih
melanjutkan pura-pura pingsan, agar
dapat belas kasihan
Puisi
Dariku untuk Bundaku
Tika
Marwati
Sejauh mata
memandang
Sejauh tangan
menggapai
Harapan dalam mimpi
ternyata bukan hanya sekedar ilusi
Semua sudah terbukti
Hadir dalam hidupku
Melengkapi
perjalanan langkahku
Menemani setiap
detik pada detak
Menyejukkan pagi
dengan tetesan embun suci
Menyinari siang
dengan cahaya mentari
Menghiasi sore
dengan lembayung senja
Memberikan aurora
dan pesona yang memanjakan mata
Selintas memang
terlihat sederhana
Tapi ternyata dia
begitu luar biasa
Bunda . . .
Satu-satunya harta
berharga melebihi mutiara dan permata
Kelembutan hatinya
yang membuatku semakin cinta
Perjuangan kerasnya
untukku terkadang membuatku merasa berdosa
Selalu bangun lebih
dulu dari ayam jantan yang berkokok sepertiga malam
Menghamparkan
sejadah lalu kedua tangannya menengadah
Menyiapkan makanan
untukku, membersihkan rumah
Sedangkan aku ?
masih dalam keadaan setengah mati menikmati kasur dan mimpi
Maafkan aku bunda
Aku hanya bisa
berdoa dan berusaha
Semoga setelah aku
sarjana, aku bisa membuat bahagia
Saat usiamu semakin
tua
Aku tidak akan
membiarkanmu bekerja lalu menderita
Apalagi sampai
meneteskan air mata
Aku bangga
I love You
Puisi
Dariku untuk Bapakku
Tika
Marwati
Meski aku tidak
mengingat masa bayiku
Tapi aku percaya,
selain bunda bapak juga selalu ada
Melengkapi kisah
perjalanan hidupku
Mencukupi semua
kebutuhan rumah dan juga aku
Saat bedug bertalu
untuk adzan diwaktu subuh
Bapak pergi ke kota
domba untuk bekerja
Mengelilingi panasnya
kota dengan penuh ketulusan dan kesabaran
Tentunya
mengeluarkan banyak tenaga agar bisa membahagiakan keluarga
Aku tidak tahu
rasanya mencari sesuap nasi
Yang aku tahu, uang
saku selalu ada untukku
Uang buku, baju, tas
sepatu selalu tepat waktu
Entah berapa liter
keringat yang kau keluarkan
Entah berapa
kekuatan tenaga yang kau gunakan
Hati, jiwamu
melebihi mas dan intan
Aku bersyukur kau
masih hadir dalam hidupku
Melengkapi kisah
cerita hidupku
Menemani perjalanan
langkahku
Apa dayaku tanpa hadirnya
dirimu ?
Bapak
Rambutmu semakin
hari semakin putih
Tubuhmu semakin hari
semakin renta
Tapi semangatmu demi
aku dan keluarga sungguh luar biasa
Kaulah anugrah dalam
perjalananku untuk menjelajahi dunia
Aku doakan semoga
bapak selalu sehat dalam menerima takdir hidup kita yang hanya sesaat
I love You