Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dasar Strategi Pembelajaran

   
   Pengertian strategi pembelajaran
Strategi Pembelajaran menurut para ahli :
1.      Hamzah B. Uno (2008:45) : Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
2.      Dick dan Carey (2005:7) : Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
3.      Suparman (1997:157) : Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
4.      Hilda Taba : Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
5.      Gerlach dan Ely (1990) : Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
6.       Kemp (1995) : Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran dapat pula diartikan dengan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
B.     Prinsip-prinsip  Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
1.      Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal berbagai macam hewan yang ada.
2.      Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
3.      Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Lingkungan belajar anak harus tercipta lingkungan yang menarik dan menyenangkan selama mereka melakukan permainan (Zainal Aqib, 2011). Lingkungan yang menarik akan lebih menggugah minat anak untuk belajar, bermain dan mengekspresikan diri.
4.      Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang dimiliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat mendengar bunyi, maka selanjutnya anak akan berfikir bunyi apa itu dan berasal darimana bunyi itu, dan bahkan pertanyaan lain yang lebih kompleks.
5.      Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam, karena memang anak itu unik (Zainal Aqib, 2011). Ada yang cepat dalam merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.  Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
6.      Anak Belajar melalui Bermain
Bermain adalah kebutuhan semua anak (Sujiono, 2012). Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai  imajinasi anak. Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar dan pembelajaran anak.
C.    Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada bermacam-macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting (Kuntjojo, 2010), yaitu:
1.      karakteristik tujuan pembelajaran
2.      karakteristik anak dan cara belajarnya
3.      tempat berlangsungnya kegiatan belajar
4.      tema pembelajaran
5.      pola kegiatan
D.    Strategi pembelajaran di PAUD
 Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Strategi pembelajran ini relevan untuk digunakan pada anak-anak usia 3-8 tahun
Jenis-jenis strategi pembelajatan khusus tersebut adalah:
1.      Kegiatan Eksplorasi
Menurut Tylor (1993), kegiatan eksplorasi memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan kapan melakukannya. Melalui kegiatan eksplorasi ini anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuai dengan minatnya.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong kegiatan eksplorasianak meskipun anak memegang peran utama dalam kegiatan  belajarnya. Kegiatan ini merupakan penggabungan dari strategi pembelajaran umum yang dapat meningkatkan keterlibatan indra anak dengan mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat merangsang dan memungkinkan anak terlibat secara bebas dan aman.
2.      Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Tujuan dari penemuan terbimbing bagi anak-anak adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Guru dalam merencanakan penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada proses belaja bukan pada hasil yang dicapainya.
Peranan anak adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat pilihan dan keputusan, melakukan percobaan, mengalami, memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya. Peranan guru adalah untuk menyediakan alat dan informasi yang diperlukan yang dapat mendukung kemajuan belajar anak melalui pengembangan kemampuan.
Kegiatan penemuan terbimbing ini menggabungkan strategi modelling, penghargaan yang efektif, menceritakan/ menjelaskan/ mengimformasikan, do-it-signal dan pertanyaan. Karena penemuan terbimbing ini guru dapat mengetahui proses berfikir anak -anak untuk dijadikan dasar dalam merecanakan pengalaman belajar lainnya dan secara bertahap anak-anak juga membangun konsep yang lebih tepat bagi dirinya sendiri.
3.      Pemecehan Masalah (Problem Salving)
Melalui pemecehan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakan dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak adalah tentang hal yang berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara, memberikan peluang kepada mereka untuk mengumpulkankan informasi yang konkret dan mengandung lebih dari satu kemungkinan untuk memecahkannya. Masalah-masalah yang  telah dikenal dengan baik oleh anak, dapat digunakan dan akan lebih mudah untuk dipecahkan oleh anak serta dirumuskan kesimpulannya.
Penggunaan metode pemecehan masalah bagi anak dapat berdasarkan langkah-langkah pemecehan masalah yang digunakan dalam ilmu–ilmu alam (Hafifah, 2013), yaitu sebagai berikut:
a.       Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi)
b.      Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat mengapa sesuatu terjadi, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang didasarkan pada pengalaman dan meramalkan)
c.       Melakukan eksperimen (menguji ide)
d.      Menggambarkan kesimpulan
e.       Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan mebuat peencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan sesuatu hipotesis baru)
Strategi pemecehan masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam tapi juga masalah sosial.
4.      Diskusi (Discussion)
Metode Diskusi  adalah pembelajaran yang menunjukan interaksi timbal balik antara guru kepada anak dan anak kepada teman sebayanya. Diskusi merupakan penggabungan dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan  dalam perannya guru tidak membimbing percakapan anak akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasan, mengkomunikasikan serta mengembangkannya secara luas kepada diri sendiri, teman atau gurunya.
Terdapat berbagai hal yang dapat menjadi topik diskusi bagi anak usia dini, misalnya :
a.       Kejadian di sekolah
b.      Kejadian yang yang berkaitan dengan anak yang tidak masuk sekolah
c.       Peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat 
5.      Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Cohen (1994) mengidentifikasi strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisifasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas tapi tidak terus menerus dan supervisi diarahkan secara langsung oleh guru.
Ada empat unsur penting belajar kooperatif yaitu:
a.       Adanya peserta dalam kelompok
b.      Adaya aturan kelompok
c.       Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
d.      Adanya tujuan yang harus di capai
Dalam belajar kooperatif guru menekankan peningkatan aspek-aspek keterampilan sosial anak dalam mengerjakan tugas seperti memahami, mendengarkan orang lain sebagai teman, memanggilnya dengan namanya, berbicara dengan kata-kata yang sopan, mengambil giliran-giliran  menawarkan bantuan, menghargai orang lain.
Belajar kooperatif memiliki mamfaat sebagai berikut :
a.       Meningkatkan perasaan dan harga diri yang positif serta meningkatkan keterampilan sosial anak
b.      Meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
c.       Meningkatkan toleransi antara anak
d.      Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Belajar kooperatif merupakan gabungan dari strategi belajar analisis tugas, penemuan terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, tantangan dan pertanyaan.
6.      Demontrasi (Demontration)
Demontrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demontrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan demontrasi yang harus diperhatiakan guru  ketika mendemontrasikan sesuatu adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan  anak didik.
Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi demontrasi yaitu, (a) meminta perhatian anak, (b) menunjukan sesuatu kepada anak-anak, (c) meminta tanggapan atau respons anak terhadap apa yang mereka lihat.
Strategi  Demontrasi memiliki beberapa mamfaat sebagai berikut :
a.       anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantanag.
b.      Dapat meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen atau berfikir induktif dan berfikir evaluatif.
7.      Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak mengenal istilah –istilah, strategi, informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan. Pengajaran langsung merupakan gabungan dari modelling, analisis tugas, penghargaan yang efektif, menginformasikan dan tantangan. Dalam Pengajaran langsung guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam membuat keputusan tantang: apa, bagaimana, dan kapan anak melaksanakan tugas-tugas tertentu serta memadukan berbagai strategi pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan waktu yang disediakan dan mengarahkan anak-anak melalui langkah-langkah yang jelas sehingga dapat memberikan respons yang relatif cepat. Keuntungan menggunakan Pengajaran langsung adalah efisiensi dalam waktu, dan guru dapat mengetahui hasil belajar anak dengan segera.