Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komponen-Komponen Belajar dan Pembelajaran

A. Pengertian Komponen Belajar dan Pembelajaran
1.       Pengertian Komponen Belajar
Belajar merupakan proses penyesuaian diri yang menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku dan peningkatan pemahaman atas sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Dalam proses belajar tersebut terdapat komponen – komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen – komponen tersebut merupakan hal – hal yang menjadikan proses belajar tersebut berlangsung. Tanpa komponen belajar maka tidak akan terjadi proses belajar. Begitupun bila salah satu komponen tidak dilaksanakan atau tidak diterapkan maka proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komponen belajar adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan hal penting dalam proses belajar.
2.      Pengertian Komponen Pembelajaran
Secara sederhana pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat melaksanakan proses belajar. Sama halnya dengan proses belajar, dalam pembelajaran pun terdapat komponen – komponen yang salaing berhubungan satu sama lain. Jika tidak ada komponen pembelajaran atau tidak diterapkan salah satu dari komponen pembelajaran  maka proses pembelajaran berlangsung dengan kurang efektif.
B.        Komponen – Komponen Belajar dan Pembelajaran AUD
         1. Tujuan
Baik belajar maupun pembelajaran mengartikan tujuan sebagai target yang harus dicapai setelah melakukan proses belajar dan atau pembelajaran. Selain sebagai target, tujuan pula merupakan arah atau acuan dalam melakukan proses belajar dan pembelajaran. Secara garis besar tujuan belajar dan pembelajaran adalah adanya perubahan tingkah laku yang progresif baik pengetahuannya, sikap maupun keterampilannya. Tujuan belajar dan pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum adalah salah satu tujuan yang disusun dan dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum pusat. Tujuan umum ini masih bersifat meyeluruh artinya hal yang ingin dicapai tidak dijabarkan secara spesifik. Seperti yang dikemukakan oleh (Cepy Riyana:2011)  tujuan pembelajaran umum merupakan tujuan pembelajarannya yang sifatnya masih umum dan belum menggambarkan tigkah laku secara spesifik.
b.       Tujuan Khusus
Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Tujuan ini bukan merupakan tujuan yang disusun dan dikembangkan oleh pengembang kurikulum pusat namun diserahkan pada guru. Hal ini dimaksudkan agar tujuan umum yang sudah dibuat dapat lebih dispesifikasikan sehingga mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Guru harus mengutamakan ketercapaian tujuan khusus dalam proses belajar dan pembelajaran. Walau begitu guru harus tetap menyadari bahwa orientasi jangka panjang dari proses belajar dan pembelajaran adalah tujuan umum.
2.      Materi
Materi merupakan salah satu komponen dalam belajar dan pembelajaran, materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun menurut (Rossana Hutari:2012) berbendapat bahwa materi adalah bahan ajar berupa prinsip, konsep, dan fakta yang akan disampaikan kepada peserta didik yang diorganisasikan secara sistematis agar mudah dipahami oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 (Menurut Sudjana:2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran bagi siswa adalah sebagai berikut:
a.    Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
b.    b.Materi pelajaran yang ditulis dalam perencanaan hanya secara garis besarnya saja;
c.    Menetapkan materi harus sesuai dengan urutan tujuan;
d.    d.Urutan materi hendaknya memperhatikan kesinambungan;
e.    Materi disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks;
f.     Sifat materi pelajaran ada yang faktual ada yang konseptual.
  1. Metode
Terdapat beberapa metode belajar dan pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a.       Metode Bermain, adalah suatu metode dimana pembelajarn dilakukan dengan cara bermain. Dimana bermain tersebut telah direncanakan oleh guru sesuai dengan proses pembelajaran.
b.      Metode Tanya Jawab, adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu.
c.       Metode Diskusi, sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
d.      Metode Bercerita, adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif.
e.       Metode Demonstrasi, adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
f.        Metode Eksperimen, adalah metode atau cara ketika guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.
g.      Metode Proyek, adalah  cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kepada siswa untuk memilih, merancang dan juga memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugastugasnya.
h.      Metode Simulasi, berasal dari kata “stimulate” yang artinya berpura-pura atau seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
  1. Evaluasi
Adapun evaluasi pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini adalah tercantum dalam PERMERDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang didalamnya terdapat standar penilaian. Dalam standar penilaian tersebut terdapat teknik penilaian, lingkup, proses, pengelolaan hasil dan tindak lanjut. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sebagai berikut.
  1. Teknik penilaian. bisa dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan / dialog, laporan orang tua dan dokumentasi hasil karya anak (portopolio) serta deskripsi profil anak.
  2. Lingkup
1)      Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik.
2)      Mencakup data tentang status kesehatan, pengasuhan, dan pendidikan.
  1. Proses
1)        Dilakukan secara berkala, intensif, bermakna, menyeluruh, dan berkelanjutan.
2)        Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari.
3)        Secara berkala tim pendidik mengkaji-ulang catatan perkembangan anak dan berbagai informasi lain termasuk kebutuhan khusus anak yang dikumpulkan dari hasil catatan pengamatan, anekdot, check list, dan portofolio.
4)        Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak, termasuk kebutuhan khusus anak.
  1. Pengelolaan Hasil
1)      Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia.
2)      Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis kepada orang tua secara berkala, minimal sekali dalam satu semester.
3)      Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan lisan dan tertulis secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.

  1. Tindak Lanjut
1)   Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.
2)   Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
3)   Mengadakan pertemuan dengan orang tua / keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
4)   Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua.
5)   Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.