Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Keterampilan membuka dalam pembelajaran baik pada jenjang dasar maupun perguruan tinggi menjadi salahsatu keterampilan dasar yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dengan tujuan untuk mengefektifkan pelajaran dengan menyiapkan mental peserta didik dan membimbiung peserta didik memiliki kemampuan memahami materi yang dipelajari. Dalam hal ini keterampilam membuka pembelajaran, tugas seorang pendidik bukan hanya sekedar menyiapkan pembelajaran yang menarik saja, akan tetapi bagaimana seorang guru mampu mengajak peserta didik agar bisa mengikuti pembelajaran dan diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar mengerti akan tetapi memahami materi yang sedang dan telah dipelajari, sehingga tugas seorang pendidik tidak hanya menyampaikan materi akan tetapi bagimana caranya materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik.
Mansor, dkk (2012) guru yang selalu melaksanakan membuka pelajaran telah melaksanakan salahsatu kegiatan yang dapat membantu menciptakan pembelajaran yang efektif di kelas. (Khakiim, Degeng, & Widiati, 2016).
Dalam membuka pembelajaran ada beberapa komponen yang perlu di perhatikan oleh seorang pendidik, karena keterampilan membuka buka hanya menjadi pembuka atau pengantar dalam proses pembelajaran, namun mampu mengkondisikan suasana siap belajar dalam kelas.
1. Menarik Perhatian Siswa
Dalam hal ini seorang pendidik dapat menampilkan gaya mengajarnya sesuai dengan kepribadian dan kemampuannya tidak mengikuti orang lain namun, tidak terlepas dari keadaan kelas pada saat mengajar. Seorang guru yang dapat menciptkan pembelajaran yang menarik dapat dilihat dari antusias peserta didik mengikuti pembelajaran dan memusatkan perhatiannya pada guru. Sebelum memulai ke tahap pemberian materi, terlebih dahulu seorang guru harus memberikan sapaan, menanyakan kabar. Menarik perhatian siwsa pada awal pembelajaran menjadi langkah awal yang harus disiapkan oleh seorang guru, selain menampilkan gaya mengajar, guru pun harus kreatif dalam menciptakan pola interaksi dengan peserta didik, guru tidak hanya berbicara sendiri akan tetapi bagaimana caranya agar peserta didik juga diberiakan kesempatan dalam berkomunikasi. Untuk menarik perhatian peserta didik guru harus bervariasi dalam pelaksanaan pembelajaran misal dengan menggunakan alat bantu mengajar, karena dengan menggunkan alat bantu dapat mempermudah guru dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. Keterampilan dan ketetapan guru memilih dan ketetapan guru memilih dan menggunakan media berdampak terhadap perhatian siswa (Supriatna & Wahyupurmomo, 2015).
2. Memotivasi Siswa
Dalam membuka pembelajaran guru harus mampu mendorong dan memberikan semangat kepada anak didiknya untuk siap mengikuti pembelajaran, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan kehangatan dan keantusiasan, dalam hal ini guru bersikap ramah, hangat bahkan bisa bersahabat dengan peserta didik untuk mendorong peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kehangatan dan keantusiasan disini dapat dilakukan dengan cara: menanyakan kembali materi pelajaran yang telah dipelajari takutnya peserta didik lupa atau belum memahaminya, menanyakan kabar atau menayakan sudah sarapan atau belum dan lainnya yang dapat menimbulkan keantusiasan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain hal tersebut seorang guru dalam memberikan motivasi hendaknya mampu menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, misalnya dilakukan dengan cara seorang guru mengemukakan gagasan yang bertentangan dengan masalah atau dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nantinya peserta didik akan merasa penasaran dan akhirnya menimbulkan rasa ingin tahu dengan gagasan yang disampaikan oleh gurunya. Terlepas dari hal tersebut seorang guru pun harus mampu memperhatikan minat siswa, dimana minat ini dapat menjadi motivasi peserta didik dan dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik. Memperhatikan minat peserta didik dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan topik pembelajaran atau dapat dilihat dari kemampuan peserta didiknya.
3. Memberi Acuan
Pada komponen ini guru mengemukakan bagian dari materi pelajaran dengan menunjukkan tujuan, kompetensi dasar sertta indikator yang akan di capai tentunya dalam penyampaian hal tersebut hendaknya menggunakan bahasanya sendiri agar peserta didik mudah memahaminya, terlebih pada jenjang sekolah dasar. Pada komponen ini sebelum membuka pelajaran seorang guru harus bisa memberikan acuan pada peserta didik tentang pelajaran yang akan dipelajari, misalnya sebelum memulai penjelasan materi guru memberikan pertanyaan tentang hal yang akan dipelajari, dari hal tersebut guru dapat melihat kemampuan peserta didiknya.
4. Sebelum memulai pembelajaran ke tahap pemberian materi guru perlu meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami oleh peserta didik dengan mengajukan pertanyaan atau menyimpulkan inti materi yang telah dipelajari.
Pengertian Keterampilan Menutup Pembelajaran
Pengertian Keterampilan Menutup Pembelajaran
Kegiatan
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran (Hasibuan.1994). Kegiatan menutup pelajaran tersebut tidakmencakup
kegiatan rutin yang dilakukan siswa seperti menyiapkan alat peraga mengucapkan
salam mengisi daftar hadir dan sebagainya. Usaha menutup pelajaran tersebut
dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru
antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan
mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti
halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus
dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir
setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran
itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga
tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi
kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Disamping
itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan
pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan
mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat
pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa
bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar
dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya. Ada berbagai
alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran
antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai
keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan
menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru
untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup
pelajaran.
Komponen Menutup Pembelajaran
Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah sebagai berikut Marmo dan Idris (2008:103-105) keterampilan dasar mengajar menutup pelajaran memiliki komponen sebagai berikut:
1. Meninjau kembali
penguasaan inti pelajaran
Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap
penggal kegiatan, guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan
telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran
itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
2.
Merangkum inti pelajaran.
Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran ini terdapat
sepanjang proses pembelajaran. Misalnya, pada saat guru selesai menjelaskan
ciri-ciri bangun ruang kubus, atau jika guru membuat kesimpulan secara lisan
hasil diskusi yang ditugaskan pada siswa, setelah selesai sejumlah pertanyaan
dijawab oleh siswa, pada saat menjelang pergantian topik bahasan, dan tentu
saja pada saat pembelajaran akan diakhiri. Selain guru, siswa dapat juga
diminta untuk membuat rangkuman secara lisan. Tetapi jika rangkuman yang dibuat
oleh siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus membetulkan atau
menyempurnakan rangkuman itu.
3.
Membuat ringkasan.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-pokok
materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut, dengan
ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang lambat
belajar dapat mempelajarinya kembali. Pembuatan ringkasan itu dapat dilakukan
oleh guru, dapat pula dilakukan oleh siswa secara perorangan atau kelompok, dan
dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama. Misalnya, setelah
pelajaran statistika tentang pengumpulan dan pengolahan data selesai, siswa
diminta membuat ringkasan cara mengolah data yang telah dikumpulkan siswa
melalui percobaan. Hasil diskusi tersebut ditulis di kertas lebar dan
menempelkannya di dinding atau di papan tulis serta mengemukakan hasil rumusan
kelompok itu ke seluruh kelas untuk memperoleh tanggapan.
- Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas.
1)
Mendemonstrasikan keterampilan. Pada akhir satu penggal kegiatan siswa
dapat diminta untuk mendemonstrasikan keterampilannya. Misalnya, setelah guru
selesai menerangkan konsep matematika, guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
2)
Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain. Misalnya, setelah guru menerangkan penjumlahan
dua pecahan lalu siswa disuruh menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan.
3)
Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. Guru dapat meminta siswa untuk
memberi komentar tentang
keefektifan sesuatu demonstrasi yang dilakukan guru atau
siswa-siswa lain. Misalnya,setelah
permainan peran (role-playing)
tentang
aritmatika sosial dalam bahasan pengenalan mata
uang
selesai, lalu
siswa diminta
untuk mengemukakan pendapat dan perasaan mereka tentang peranyang dimainkan.
4)
Soal – soal tertulis. Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk
dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes
objektif, atau melengkapi lembaran kerja. (E.Mulyasa 2005.
Hasibuan, dkk 1994)
Tujuan Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Tujuan membuka
pembelajaran :
1.
Menciptakan kesiapan mental yaitu pembentukan kondisi
psikologis siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran.
2.
Membangkitkan perhatian dan motivasi yaitu keinginan untuk
memusatkan seluruh perhatian, emosi (fisik dan psikhis) siswa agar tercurah
pada pembelajaran yang akan dilakukan.
3.
Memberikan gambaran yang jelas tujuan atau kompetensi yang
harus dicapai oleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya.
4.
Memberikan gambaran yang jelas batas-batas tugas atau
kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
5.
Memberikan gambaran yang jelas pengalaman atau
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan
atau kompetensi yang diharapkan.
6.
Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya mengikuti
pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga proses dan hasil pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Adapun
usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk tercapainya sassaran dari kegiatan
menutup pembelajaran tersebut antara lain:a) merangkum kembali atau menugaskan
siswa membuat ringkasan, b) mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. (Drs. Dadang
Sukirman, 2012). Dari penjelasan singkat pengertian menutup pembelajaran
seperti diuraikan di atas, kemudin dari gambaran contoh kegiatan yang dapat
dilakukan dalam menutup pembelajaran tersebut, maka kegiatan menutup
pembelajaran antara lain bertujuan:
1.
Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok
atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2.
Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang
telah diperoleh siswa, sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru.
4.
Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan
proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
PPrinsip-Prinsip Membuka dan Menutup Pembelajaran
- Bermakna, dalam pembelajaran bermakna disini berarti ketika proses pembelajaran perlu memberikan arti terhadap peserta didik.
- Berurutan, kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru akan bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkinya. Diawali dengan memperhatikan dan menciptakan kondisi siswa siap mengikuti pelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian strategi pembelajaran, pemberian contoh kejadian yang berkaitan dengan materi ajar, menghubungkan materi yang akan dipelajari denga materi pelajaran sebelumnya, serta menemukan pertanyaan dan pernyataan yang memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif didalam pembelajaran. Aktivitas membuka dan menutup yang berkesinambungan mempermudah guru dan siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
- Fleksibel (Penggunaan yang tidak kaku), meskipun secara tertulis dalam rancangan rencana pembelajaran dilakukan secara berurutan, akan tetapi pada tahap membuka ini sifatnya fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, misalnya di RPP motivasi ditulis setelah apersepsi namun pada pelaksanaanya kedua hal tersebut bisa digabungkan.
- Antusiasme, dalam membuka dan menutup pembelajaran seorang guru perlu antusias dalam melaksanakan pembelajaran tujuannya agar peserta didik memperhatikan pada setiap perkataan yang disampaikan.
Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip :
1. Singkat, padat dan jelas
2. Tidak berulang-ulang atau berbelit belit
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
4. disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
5. Mengikat perhatian siswa