Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengajaran yang Efektif

Mengajar adalah suatu proses interaksi anatara gueu dengan siswa atau kelompok siswa untuk mencapai tujuan pengetahuan, seikap dan keterampilan baru atau memperkuat keterampilan yang ada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang melingkar yang terdiri dari 4 komponen :
1. Mengukur/ mendiagnosa
Diagnosa dilakukan pada awal pengajaran, selama pengajaran berlangsung, dan pada akhir pengajaran dengan maksud yang berbeda.
Pada awal pengajaran siswa didiagnosa untuk menentukan :
  1. Level perkembangan kognitif dan afektifnya
  2. Kesiapan dalam mempelajari bahan baru
  3. Kemampuan yang telah dimiliki tentang bahan yang akan diajarkan
  4. Pengalaman tentang bahan yang akan diajarkan
  5. Pada sekolah formal, informasi diagnosa awal bisa di dapatkan dengan tes, catatan bimbingan dan penyuluhan, dan dokumentasi lainnya.
Namun di jenjang perguruan tinggi, informasi lebih sulit didapatkan sehingga harus dilakukan secara informal. Selain itu informasi diagnosis ini dapat dikumpulkan melalui kuesioner singkat, pra test, diskusi kelompok kecil, proyek mini yang dilaksanakan di awal pertemuan kelas. Informasi diagnosis ini berguna bagi guru untuk memulai bahan pelajaran, materi apa yang perlu mendapat penekanan, metodologi apa yang harus digunakan serta bagaimana cara memotivasi siswa.
Pada saat pengajaran berlangsung yang perlu dimonitor atau di didiagnosa dari siswa adalah :

  1. Sejauh mana siswa telah mempelajari bahan
  2. Bagian mana yang belum mereka pelajari
  3. Mengapa siswa gagal mempelajari bagian tertentu
  4. Metode dan materi apa yang efektif atau kurang efektif
  5. Materi apa yang harus diulang pada siswa tertentu
  6. Cara mendiagnosanya bisa dengan tes, pertanyaan informal, interview, wawancara individual, pengamatan guru, proyek siswa, laporan siswa, lembar kerja, simulasi, roleplay, dan lain-lain.
Setelah pengajaran diagnosa atau monitoring perlu dilakukan untuk :
Apa yang telah siswa pelajari
Apa yang gagal siswa pelajari
Kesimpulan tambahan apa yang harus diberikan, remidial apa yang harus dilakukan, reinforcement apa yang dibutuhkan oleh siswa tertentu.
1. Merencanakan (perencanaan)
Perencanaan dalam pengajaran terjadi dalam dua tingkat :
Level kurikulum makro (umum) dan
Level pengajaran untuk kelas tertentu
(Level kurikulum makro telah dibahas khusus di bab sebelumnya, sehingga yang akan dibahas adalah perencanaan pengajaran untuk kelas tertentu)
Pada level ini, ada sejumlah cara untuk mengorganisir proses perencanaan dan tentu hal ini bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum (seperti keadaan pelajaran hasil diagnosa, tuntutan masyarakat, serta karakteristik bahan yang akan diajarkan). Para pengajar yang baik akan menggunakan kombinasi perencanaan unit, perencanaan mingguan serta perencanaan harian. Jenis perencanaan yang akan dikembangkan tergantung pada pendekatan pengorganisasian yang akan dipilih untuk mengembangkan bahan tersebut, apakah menggunakan sistematik/teknologis, student centered/humanistik atau problem centered/inquiry.
Seringkali pedoman kurikulum level makro akan menyediakan perencanaan level unit, yaitu perencanaan pengajaran yang umum dan luas yang terdiri dari :
Tujuan kurikuler
Pokok bahasan atau sub pokok bahasan
Tujuan intruksional umum
Alternatif strategi belajar mengajar untuk tujuan instruksional umum serta sub topik yang cocok
Persyaratan siswa (kondisi, latar belakang, dan sebagainya)
Rancangan evaluasi dan standar-standar untuk pentahapan
Suatu unit pengajaran biasanya dirancang untuk beberapa minggu atau beberapa bulan tertentu, dan selanjutnya dijadikan dasar untuk membuat  perencanaan pengajaran yang lebih terperinci untunk mingguan atau harian. Setiap unit penjaran harus dipecah menjadi rangkaian sub topik misalnya 3 sampai 5 sub,  dan dari sub-sub topik tersebut bisa dikembangkan tujuan khusus itu harus disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajarnya (hal ini dikembangkan dari strategi belajar mengajar yang ada dalam kurikulum makro, juga disesuaikan dengan sumber belajar yang berhubungan serta prosedur penilaian atau evaluasi untuk setiap tujuan khusus yang akan disampaikan.
Contoh Perencanaan Pengajaran Harian
Mata Kuliah : Konsep pendidikan Nilai-Moral
Unit Topik : Kurikulum dan pengajaran pendidikan nilai-moral
Sub Topik : Perencanaan pengajaran pada level kelas
Tujuan Ins. Umum : untuk mengembangkan satuan pelajaran dalam satu TIU pendidikan nilai-moral
Tujuan intruksional Khusus :
Setelah proses belajar mengajar, mahasiswa diharapkan dapat :
  1. Mengidentifikasi satu unit pendidikan nilai-moral dari sub topik sedikitnya berisikan 2 tujuan intruksional umum dari mata kuliah yang sedang diajarkan
  2. Menuliskan paling sedikt 2 buah tujuan intruksional khusus dari sebuah tujuan intruksional umum dalam ranah kognitif dan afektif
  3. Merancang sedikitnya 2 kegiatan belajar mengajar dengan cara menjodohkan setiap tujuan intruksional khusus dengan sumber belajar yang diminta
  4. Mengevaluasi perencanaan pengajaran harian yang dibuat oleh mahasiswa lain berdasarkan kriteria yang terdapat dalam evaluasi pengajaran
  5. Mendemonstrasikan pembuatan rencana pengajaran harian yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan Mengajar
Sumber Mengajar-Belajar
1. Ceramah dosen/guru
1. Hand out kelas atau pegangan dosen dan transparan
2. Simulasi perencanaan pengajaran kelompok kecil, kegiatan, praktek, latihan dan penguatan
2. Lembaran perencanaan pengerjaan individual
3. Simulasi perencanaan pengajaran individual
3. Lembaran perencanaan pengajaran harian
4. Analisa dan diskusi hasil individual/kelompok kecil dalam perencanaan pengajaran
4. Bentuk evaluasi perencanaan pengajaran harian

Proses dan prosedur evaluasi:
Laporan oleh kelompok kecil dalam simulasi perencanaan
Diperiksa oleh pengajar (dosen), seluruh perencanaan pengajran yang dibuat kelompok
Hasil dari evaluasi perencanaan pengajaran berdasarkan kriteria evaluasi perencanaan
Reaksi dan komentar siswa secara perorangan
Perhatikanlah bahwa Tujuan Instruksional Umum di atas ditulis dalam pernyataan umum yang menunjukkan arah secara jelas tetapi sulit diukur, sedangkan Tujuan Instruksional Khusus merupakan penjabaran dari TIU dan mudah diukur. Sasaran yang terukur (TIK) paling tidak harus berisi unsur-unsur sebagai berikut:
Apa? : Yaitu pernyataan kegiatan yang
khusus menunjukkan dengan pasti apa yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa.
Berapa banyak atau sebaik apa? : Yaitu pernyataan yang menunjukkan
kuantitas atau kualitas untuk mengukur kegiatan siswa.
Siapa? : Dalam contoh satuan pelajaran di
atas, siapa diartikan sebagai seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Konsep Pendidikan Nilai-Moral, dalam beberapa kasus bisa seluruh siswa yang mengikuti mata pelajaran tertentu, atau siswa-siswa tertentu, seperti mahasiswa yang tidak lulus ujian tengah semester atau mahasiswa karyawan, jadi bukan seluruh mahasiswa.
Dalam kondisi apa? : Pada contoh satuan pelajaran di atas,
tidak ada kondisi khusus selain seperti yang digambarkan dalam kegiatan tersebut (simulasi, kerja kelompok, dan kerja individual). Sebaiknya kondisi tersebut lebih nampak dengan jelas. Contoh: Bila dikemukakan 5 macam lembaga negara yang ada di Indonesia, maka siswa dapat menyebutkan secara tepat dua lembaga tinggi negara yang berhak merancang Undang-undang.
Bentuk-bentuk pengajaran yang dikemukakan di atas tidak menunjukkan secara tegas hirarki pengajaran seperti halnya hirarki domain (kognitif, afektif, psikomotor), karena bentuk-bentuk pengajaran ini memiliki hubungan satu sama lain.
Di bawah ini akan dikemukakan beberapa kata kerja operasional yang cocok untuk melukiskan kegiatan siswa pada setiap level bentuk pengajaran tersebut pada domain kognitif, dan afektif.

I. Directive
Definisikan, beri label, alokasikan, ulangi, pilihlah, diaplikasikan, daftarkanlah/urutkan, ingatlah, jodohkan, sebutkan, dll.
Dengarkanlah dengan baik, pahami, waspadalah, tunjukkan toleransi.

II. Assistive
Terapkan, pilihlah, tunjukkan, ilustrasikan, sipakan, kelompokkan, manfaatkan, pecahkan masalah, tafsirkan, gunakan.
Merespon terhadap, menyetujui, menolak terhadap, menunjukkan kepuasan, mendukung.

III. Supportive
Analisa, kategorikan, kritik, sintesakan, bedakan, ujilah, konstruksikan, bandingkan, usulkan.
Terima, tolak dengan empati, tunjukkan komitmen pada, pertimbangkan alternatif, mendukung, menentang, menunjukkan kesadaran.

IV. Synectic
Pertimbangkan, pertahankan, ramalkan, perkirakan, debatlah, rancang, buat kriteria untuk, evaluasi, pertanyakan, nilailah, ekspresikan, proyeksikan.
Kembangkan sistem nilai, bertindaklah konsisten, ikuti aturan, tunjukkan kepercayaan pada, menghormati manusia, bertindak etis, adil dan sebagainya.