Metode Penelitian Campuran/Kombinasi (Mixed Methods) Lengkap
Desain penelitian Mixed methods adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu study atau seri penelitian (penelitian berlanjut) untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell dan plato Clark, 2011) dalam Cresweel. Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam penelitian.
Mixed methods adalah sebuah metode yang
berfokus pada pengumpulan dan analisis
data kuantitatif dan kualitatif yang dipadukan. Demikian penelitian Mixed methods terdiri dari penggabungan,
perpaduan, hubungan, dan kelekatan dari keduanya.
Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode
penelitian kombinasi ini adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya
menggunakan salah satu pendekatan
saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja.
Secara umum, Mixed methods adalah desain
yang baik untuk digunakan apabila peneliti dapat mencari kekuatan dari desain
kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif meliputi skore dari instumen, hasil angka spesifik yang
dianalasis secara statistik yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat
jika peneliti membutuhkan deskripsi dari besarnya angka tersebut. Akan tetapi,
data kualitatif seperti open ended interview (wawancara terbuka) dapat memberikan fakta sebenarnya
dari seseorang dalam suatu studi, perbedaan perspektif dari topik dalam studi
dan dapat menyediakan gambaran yang kompleks dari suatu kondisi. Ketika kita
menggabungkan data keduanya (kuantitatif dan kualitatif) kita akan mempunyai
kekuatan dari penggabungan keduanya (Miles & Huberman, 1994,p.42 dalam
Creswell).
Peneliti juga dapat
menggunakan Mixed methods ketika peneliti ingin memperoleh informasi yang lebih
rinci dan spesifik dari informasi yang diperoleh dari hasil uji statistik.
Peneliti menggunakan Mixed methods ketika peneliti ingin memberikan perspektif
lain dalam sebuah pelajaran. Contohnya adalah suatu studi eksperimen yang
menghasilkan informasi tertentu, tetapi beberapa informasi tambahan dari data
kualitatif dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hasil yang
diperoleh.
Menurut John W Creswell (2009:840), ada
beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam
merancang prosedur-prosedur mixed methods, yaitu sebagai berikut:
a.
Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap
(sekuensial) atau dikumpulkan dalam waktu yang sama (konkuren). Ketika data
dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data kuantitatif
atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini bergantung pada
tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya
adalah mengekplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi
penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua,
yaitu data kuantitatif, dimana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan
(biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren (dalam
waktu yang sama), berarti data-data kuantitatif dan data kualitatif dikumpulkan
dalam waktu yang sama dan pelaksanaannya serempak. Hal ini dianggap efektif
karena tidak membutuhkan waktu yang lama.
b.
Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud adalah prioritas
yang diberikan antara metode kuantittaif atau kualitatif. Dalam studi tertentu
bobot sama/seimbang. Dalam bebe rapa penelitian lain mungkin lebih menekankan
pada satu metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan
peneliti, keinginan pembaca dan hal apa yang ingin diutamakan peneliti. Bobot
dalam metode mixed method ini dapat dipertimbangkan melalui
beberapa hal yaitu apakah data kuantitatif dan kualitatif yang diutamakan
terlebih dahulu, sejauh mana treathment
terhadap masing-masing dari kedua data tersebut.
c.
Mixing (pencampuran)
Mencampur berarti bahwa data
kualitatif dan kuantittaif benar-benar dilebur dalam satu kesatuan, dijaga
keterpisahannya atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja
ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan satu sama lain selama
tahap penelitian.
d.
Teorizing (teorisasi)
Hal yang harus dipikirkan adalah
perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/tahap
penelitian ini bisa berupa ilmu sosial maupun perspektif teori lain yang lebih
luas. Dalam metode kombinasi, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam
penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implementasi apa yang diharapkan
dari peneliti.
Penelitian Mixed methods memiliki karakter yang berbeda
dengan penelitian lain. Berikut beberapa karakter dari penelitian Mixed methods.
1.
Provide a rationale for the
design
Pada penelitian yang menggunakan
metode kombinasi, peneliti harus memberikan kerangka yang jelas mengapa memilih
desain mixed methods (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini
biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan.
2.
Include collecting
quantitative and qualitative data
Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Creswell
(2011), membagi metode atau teknik pengambilan data dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Metode Pengambilan Data
(Sumber: Creswell, 2011)
Quantitative and Qualitative Methods of Data Collection and Types of
Data
|
|||
Quantitative Research
|
Qualitative Research
|
||
Methods of
Data Collection
|
Data
|
Methods of Data Collection
|
Data
|
Instrumen (e.g., questionnaire, closed-ended
interview, closed-ended observation)
|
Numeric scores
|
Open-ended interview
|
Text data from transcribed interviews
|
Document (e.g.,census, attendance records)
|
Numeric scores
|
Open-ended question and questionaires
|
Text data transcribed from questionaires
|
Open-ended Observations
|
Fieldsnotes (text) from researcher’s note
|
||
Document (e.g., private or public)
|
Text data optically scanned from diaries, journals,
letter, or official documents
|
||
Visual materials
|
Image data from pictures, photography, or audiotapes
|
3. Consider priority
Penentuan prioritas pada kedua data
yang diperoleh dalam penelitian mixed
method tergantung pada tujuan
penelitian yang akan dilakukan.
4.
Consider sequence
Penggunaan data kuantitatif dan
kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan adanya data pengurutan dalam
penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan pengurutan dalam
pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data kuantitatif
dan data kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil
terlebih dahulu sebelum data kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan
terlebih dahulu sebelum data kuantitatif.
5.
Match the data analysis to
a design
Metode penelitian kombinasi memiliki
tantangan yang cukup sulit terutama dalam menganalisa data dari metode kuantitatif
dan kualitatif. Analisis data pada penelitian kombinasi harus disesuaikan
dengan model penelitian kombinasi yang dipilih.
6.
Diagram the procedure
Metode penelitian kombinasi memiliki
diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif
dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang
digunakan dalam penelitian.
Menurut Cresswell, model penelitian kombinasi terbagi menjadi enam
model (Creswell, 2011) yakni:
The Convergent Parallel Design
The Convergent Parallel Design
Tujuan dari metode penelitian kombinasi model convergent (concurrent) parallel design adalah untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif
dan menggunakannya secara bersama-sama untuk digunakan dalam memahami
permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Desain penelitian kombinasi model
convergent parallel design dapat
digambarkan melalui gambar berikut.
Kelebihan dari model penelitian kombinasi ini adalah menggabungkan keunggulan dari kedua data yang dikombinasikan, yaitu data kuantitatif yang dapat digunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan untuk menjelaskan konteksnya. Model penelitian kombinasi ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian kombinasi ini adalah terletak pada pengkombinasian dua bentuk data yang berbeda.
Model penelitian kombinasi explanatory
sequential design diawali dengan pengumpulan data kuantitatif kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data kualitatif untuk membantu menjelaskan dan
menguraikan hasil yang diperoleh oleh data kuantitatif, sehingga hasil
penelitian model penelitian ini bersifat explanatory
atau menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi).
Hal
yang mendasari model penelitian ini adalah bahwa data kuantitatif yang
diperoleh pada tahap pertama dapat memberikan gambaran umum (generalisasi)
tentang masalah penelitian, untuk analisis lebih lanjut maka diperlukan data
kualitatif untuk menjelaskan gambaran umum tersebut (Creswell, 2011). Desain
penelitian kombinasi model explanatory sequential design dapat
digambarkan melalui gambar berikut.
Metode penelitian kombinasi model explanatory sequential design memiliki kelebihan yaitu data
kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas, sehingga
memudakan bagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untuk mendesign
penelitian dengan menggunakan model ini. Model penelitian kombinasi ini memerlukan
keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu
ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan
penelitian diperlukan waktu yang cukup lama.
The Exploratory Sequential Design
The Exploratory Sequential Design
Model penelitian kombinasi exploratory
sequential design diawali dengan pengumpulan data kualitatif kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif. Tujuan dari pengumpulan data
kualitatif di tahap pertama adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang ada
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk
menjelaskan hubungan variable yang ditemukan dalam data kualitatif (Creswell,
2011). Peneliti menggunakan desain ini ketika ada instrumen, variabel, dan
langkah-langkah mungkin tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang
diteliti.
Salah satu keuntungan dari model penelitian kombinasi ini adalah bahwa hal itu memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah sebenarnya didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari responden (peserta) penelitian. Peneliti dapat membuat gambaran awal mengenai masalah penelitian melalui pendapat objek penelitian tanpa melalui pendekatan untuk menentukan variabel yang belum diketahui. Kelemahan dari model ini adalah diperlukan waktu yang sangat lama terutama untuk mengumpulkan data serta validasi instrumen.
The Embedded Desgn
Model penelitian kombinasi embedded
design merupakan model penelitian
kombinasi yang mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama
atau berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan peran pendukung bagi
bentuk data yang lain (Creswell, 2011). Pada model penelitian kombinasi ini
tidak melihat bagaimana urutan pengumpulan datanya, namun lebih menekankan pada
dominasi bobot data (data utama dan data pendukung). Data pendukung biasanya
memiliki proporsi yang kecil dalam penelitian kombinasi dengan tujuan untuk
menambah atau mendukung bentuk utama dari data. Sebagai contoh selama
penelitian korelasional (kuantitatif), peneliti dapat mengumpulkan data
kualitatif sekunder untuk membantu memahami alasan-alasan untuk hasil
korelasional. Desain penelitian kombinasi model embedded design dapat
digambarkan melalui gambar berikut.
Kelebihan dari model penelitian ini adalah dapat menggunakan
kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data. Penelitian
kombinasi ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan
desain penelitian yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data
kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan
diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif. Tantangan dalam menggunakan
model penelitian ini antara lain terletak pada kejelasan data pendukungnya,
pengkombinasian atau penggabungan kedua data yang berbeda, serta dimungkinkan
terjadinya interferensi (ganggunan) hasil penelitian oleh data pendukung.
The Transformative Design
The Transformative Design
Model
penelitian kombinasi transformative design merupakan model penelitian
kombinasi yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya (convergent, explanatory, exploratory,
embedded) yang didesain menggunakan
suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2011). Kerangka
transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada
suatu populasi yang terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat
dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell (2011),
kekuatan dari model penelitian kombinasi ini adalah berbasis pada nilai dan
ideologinya. Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas,
gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian kombinasi ini adalah
mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu penelitian kombinasi.
Desain penelitian kombinasi model transformative
design dapat digambarkan melalui
gambar berikut.
The Multiphase Design
Model penelitian kombinasi multiphase
design merupakan model penelitian
kombinasi yang berdasar pada model convergent,
explanatory, exploratory, dan embedded
. Penelitian kombinasi dapat dikatakan sebagai multiphase design jika
peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau penelitian
secara terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian (Creswell, 2011).
Desain penelitian kombinasi model multiphase
design dapat digambarkan melalui
gambar berikut.
Model penelitian kombinasi multiphase
design memiliki memiliki kelebihan
yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa
program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model
penelitian kombinasi ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan
proyek atau program secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama serta
lamanya waktu yang diperlukan selama proses penelitian.