> Mengajar yang Efektif - IrfanMalikA
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengajar yang Efektif

Pada akhir-akhir ini telah dilakukan usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri guru yang efektif. Walaupun para peneliti tidak menghasilkan cirri-ciri yang sama. Daftar di bawah ini merupakan ringkasan yang representatif dari hasil penemuan para peneliti tersebut:
Ciri-ciri guru efektif:
  1. Memulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya.
  2. Konsisten dengan kewajiban dan menghabiskan kebanyakan waktunya di kelas untuk memberikan bimbingan dan mengajar.
  3. Memulai setiap pelajaran dengan review singkat bahan pelajaran terdahulu.
  4. Mengemukakan tujuan dan sasaran pelajaran pada setiap permulaan pelajaran.
  5. Menyajikan bahan baru dengan langkah-langkah kecil dan melakukan latihan setelah setiap langkah.
  6. Memberikan latihan aktif pada seluruh siswa.
  7. Melatih seluruh siswa pada latihan permulaan.
  8. Memberikan sejumlah pertanyaan untuk memperoleh tanggapan atau jawaban dari seluruh siswa dalam rangka memeriksa pemahaman siswa.
  9. Melakukan remedial bila perlu.
  10. Memonitor kemajuan siswa, memberikan feedback secara sistematis serta membuat koreksi secara teratur setiap hari.
  11. Melakukan review mingguan.
  12. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Walaupun setiap guru/dosen memiliki gaya dan seni mengajar sesuai dengan ciri-ciri kepribadiannya, keyakinannya serta nilai pemahamannya, namun ciri-ciri guru efektif yang dikemukakan di atas cocok dan masuk akal untuk diterapkan setiap guru. Ciri-ciri guru efektif di atas dapat dijadikan tolok ukur latihan mengajar  untuk tiap tingkatan sekolah (SD, SLTP, SLTA, maupun Perguruan Tinggi).
Penelitian tentang mengajar dan guru efektif ini telah banyak dilakukan di tingkat sekolah dalam domain kognitif level rendah dan dalam rangka mengembangkan keterampilan dasar (membaca, menulis dan berhitung), namun demikian ciri-ciri yang dikemukakan di atas akan cocok pula untuk berbagai situasi mengajar dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan keadaan dan situasi siswa. Sebagai contoh: Ciri-ciri guru mengajar efektif itu akan cocok secara langsung dengan bentuk mengajar directive dan assistive (namun pengajaran supportive agak kurang).
Pada bentuk pengajaran level IV, pengajaran synectic dimana siswa telah memiliki keterampilan dasar yang baik, self motivated dan telah mampu belajar mandiri, maka peran guru berubah dari pemberi informasi dan pembimbing belajar menjadi rekan dalam proses pencarian dan pemecahan masalah. Pada level ini ciri-ciri guru efektif di atas tidak cocok untuk diterapkan. Dalam system pendidikan formal, nampaknya jarang sekali yang sudah mencapai level ini, kecuali untuk siswa S3. Tetapi dalam sistem pendidikan informal khususnya untuk latihan bisnis dan industry, banyak manager dan trainer yang menerapkan level IV.
Latihan Reinformance dan Praktek
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam mengajar adalah membantu siswa untuk melatih dan memperkuat belajar mereka. Hal ini merupakan salah satu ciri mengajar efektif dan disarankan penting untuk dibicarakan secara terpisah.
Selama kegiatan pelatihan, guru memiliki tanggung jawab untuk memperkuat hasil belajar yang telah dicapai siswa melalui kegiatan. Pengajar disini bertindak sebagai pelatih untuk membimbing, mendorong, mengoreksi, memotivasi dan memberikan feedback selama proses belajar mengajar. Pelatihan biasanya dilakukan secara individual maupun kelompok kecil dan memerlukan pelibatan siswa secara aktif. Kegiatan latihan mungkin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
  1. Lembar kerja siswa secara perorangan.
  2. Proyek pemecahan masalah.
  3. Berfikir kritis terhadap suatu kejadian/dilemma.
  4. Memecahkan dilemma atau situasi konflik.
  5. Pertanyaan yang memerlukan analisis, sintesis atau pertimbangan.
  6. Simulasi atau role playing.
  7. Debat.
  8. Proyek penelitian, dan sebagainya.

Kegiatan latihan atau reinforcement sebaiknya dirancang sebagai bagian integral dari perencanaan pengajaran harian atau mingguan. Yang perlu diperhatikan adalah dalam kegiatan pelatihan ini adanya keterlibatan siswa secara aktif terutama bila tujuan pelajaran yang diharapkan adalah tingkat yang lebih tinggi dari domain kognitif, afektif, psikomotor, sikap, nilai atau juga perilaku.
Bila kegiatan latihan ini telah dilaksanakan maka proses belajar bisa memasuki kegiatan belajar berikutnya atau kembali mengulang langkah pertama, dalam lingkaran pengajaran yang telah dikemukakan. Dengan cara ini dapat dilakukan dua hal pokok:
Merencanakan pengajaran baru,
Merencanakan kembali atau mengubah perencanaan pengajaran bila dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya tidak mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan.