Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Terpadu Model Connected



Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada jenjang pendidikan dasar. ”Pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik” (Puskur, 2006:1).


Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang merka pelajaran melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antarkonsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.


Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu :
(1)    berpusat pada siswa (student centered),
(2)    proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta
(3)    pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.


Dari beberapa ciri pembelajaran terpadu di atas, menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu adalah sejalan dengan beberapa aliran pendidikan modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. Aliran pendidikan progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (William F. O’neill, 1981).


Fogarty, R (1991 : 61– 65) membagi Pembelajaran terpadu menjadi sepuluh model. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah :
1)          the fragmented model ( Model Fragmen )
2)          the connected model ( Model Terhubung )
3)          the nested model ( Model Tersarang )
4)          the sequenced model ( Model Terurut )
5)          the shared model ( Model Terbagi )
6)          the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba )
7)          the threaded model ( Model Pasang Benang )
8)          the integrated model ( Model Integrasi )
9)          the immersed model ( Model Terbenam ), dan
10)      the networked model ( Model Jaringan )

Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian kurikum beberapa disiplin ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu.
No
Klasifikasi Pengintegrasian
Model Pembelajaran Terpadu
1
pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu (interdisiplin ilmu)
Model Penggalan (fragmented), model keterhubungan (connected), dan model sarang (nested)
2
pengintegrasian kurikulum beberapa disiplin ilmu (antar disiplin ilmu)
Model urutan (sequenced), model bagian (shared), model jaring laba-laba (webbed), model galur (threaded), dan model keterpaduan (integrated)
3
pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu (inter dan antar disiplin ilmu)
Model celupan (immersed), dan model jaringan (networked)















Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum
Terkait dengan hal ini, Penulis akan mengembangkan pembelajaran terpadu model connected (keterhubungan). Pembelajaran terpadu model connected adalah model pembelajaran yang meng-hubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi (Tim Pengembang PGSD, 1997: 14).

B.       PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED
Pembelajaran terpadu model connected adalah model pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi (Tim Pengembang PGSD, 1997: 14).


Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.


Model Connected (terhubung) menekankan pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.


Dalam model Pembelajaran connected, makna “terhubung” tidak diartikan menghubungkan beberapa disiplin ilmu yang memiliki karakteristik yang mirip. Tiap-tiap disiplin ilmu tetap berada pada posisinya masing-masing. Makna “terhubung” dimaksudkan untuk menghubungkan materi-materi dalam satu disiplin ilmu. Dengan menggunakan model connected, dimungkinkan materi-materi yang memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi satu aktivitas pembelajaran sehingga materi dapat mudah dikuasai siswa dan tidak terpecah-pecah. Dengan model connected, dimungkinkan siswa akan mampu menuangkan ide-ide, gagasan, dan keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan antar tema, materi, bab, maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu kesatuan pemahaman yang utuh.

Kunci utama dari model connected (terhubung) adalah adanya usaha untuk menghubungkan materi, konsep, keterampilan dalam satu disiplin ilmu dengan asumsi bahwa siswa akan dapat secara otomatis memahami hubungan tersebut. Contohnya: guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal kemudian menghubungkan/ mengaplikasikan  untuk materi uang, angka/satuan dll.

Pembelajaran terpadu dengan menggunakan metode conected menuntut pemahaman dan kreatifitas guru dan siswa dalam menuangkan ide-ide  ke dalam suatu pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini, fokus utama tetap berada pada siswa (student oriented) sebagai pelaku utama pembelajaran. Guru dapat mengajak siswa bermusyawarah dalam menentukan materi-materi yang sekiranya memiliki keterkaitan untuk dipadukan dalam suatu aktifitas belajar mengajar. Selanjutnya guru membuat rencana pembelajaran yang mengakomodir materi-materi secara terintegrasi dengan tetap mengacu pada  standar kompetensi dan kompetensi dasar.


KELEBIHAN CONNECTED
            Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.

Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:


- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :
1.        Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2.        Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
3.        Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan dan kelemahan model keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah
1.            Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
2.            Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh peserta didik
3.            Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
4.            Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.

KELEMAHAN CONNECTED
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1.      Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi,
2.      Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan
3.      Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
4.      Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Model connected pada dasarnya menghubungkan topik-topik dalam satu disiplin ilmu. Konsep-konsep yang saling terhubung tersebut mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin ilmu. Dalam model connected, hubungan antar disiplin ilmu tidak berkaitan, content tetap focus pada satu disiplin ilmu.

Dalam proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi pengetahuan.

Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1.      Tahap Perencanaan :
a.       Menentukan tujuan pembelajaran umum
b.      Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2.      Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a.       Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi prasyarat)
b.      Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
c.       Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
d.      Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
e.       Menyampaikan pertanyaan kunci
3.      Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a.       Pengelolaan kelas  (dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok)
b.      Kegiatan proses
c.       Kegiatan pencatatan data
d.      Diskusi secara klasikal
4.      Evaluasi, meliputi :
Evaluasi proses , berupa :
a.       Ketepatan hasil pengamatan
b.      Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
c.       Ketepatan siswa saat menganalisis data
Evaluasi produk : penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
Evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.

Contoh Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD
Implementasi pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra.
1.      aspek mendengarkan: mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya
2.      aspek berbicara: memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
3.      aspek membaca: menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat
4.      aspek menulis: menulis dialog sederhana dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat ditempuh (1) siswa mendengarkan cerita dan mengidentifikasi unsur-unsur ceritanya, (2) siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi ceritanya, (3) siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi ceritanya, kemudian (4) siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.