Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Terpadu Model Immersed

Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dengan menggunakan kurikulum model pembelajaran terpadu. Banyak sekali model-model pembelajaran terpadu yang ditemukan oleh para ahli, salah satunya ialah pembelajara terpadu model Immersed yang juga akan dibahas pada makalah ini.
Pembelajaran terpadu Model Immersed adalah model yang dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. (Fogarty, 1991:74). Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pelajar, akan tetapi saat tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pelajar immersed (Fogarty, 1991; 86)

A. Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Menurut Fogarty (1991:76) pembelajaran terpadu model immersed merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Fogarty, 1991). Fogarty mengemukakan pula pada model immersed perpaduan dilakukan oleh siswa, guru hanya menyediakan fasilitas dan mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan siswa, model immersed hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi.
Menurut Suprayekti (2003) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu model ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu. Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar immersed (Fogarty, 1991; 86).
Model pembelajaran terpadu tipe immersed adalah suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan inter dan antar disiplin ilmu, dimana siswa dapat memaadukan semua data setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran ini juga dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran terpadu tipe immersed adalah tipe pembelajaran yang memerlukan tingkat kemampuan berpikir tinggi.
Pada pembelajaran ini, tidak lagi berfokus pada mata pelajaran, tetapi sudah pada para siswa sebagai individu-individu yang memmpunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda serta sebagai individu yang membentuk jaringan kerja sama.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Integrated
Sesuai dengan siswa yang memiliki tingkat pemikiran tinggi.
Setiap siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai minat dan bakat.
Proses perpaduan inter dan antar disiplin ilmu terjadi secara internal dalam diri siswa.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
a.       Tahap Perencaan, terdiri dari:
1)      Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
2)      Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan dari masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.
3)      Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
4)      Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
5)      Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
b.      Tahap Pelaksanaan:
Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
1)      Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
2)      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3)      Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.       Tahap Evaluasi:
Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada Depdiknas, hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.i


D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Integrated
Kelebihan Model Integrated
·         Siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
·         Setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya (collaborative learning).
·         Melatih kreativitas berfikir siswa secara bertahap dari tingkat satuan pendidikan dasar sampai tinggi.
2.    Kekurangan Model Integrated
     Model pembelajaran terpadu model Immersed, menekankan pada penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.
·         Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.
E. Penerapan Model Immersed
            Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Penerapan bagi kelas 5 SD misalnya pada materi pencemaran udara dapat dijelaskan pada materi pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan Seni Rupa. Materi tersebut membahas tentang:
IPA                              : Pernafasan pada manusia
PKN                            : Peraturan pemerintah tentang pencemaran udara
Bahasa Indonesia        : Menceritakan hasil pengamatan pencemaran udara
Seni Rupa                   : Membuat poster sederhana tentang pencemaran udara