Model Pembelajaran Terpadu Model Sequenced
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Sequenced
Kata sequence dalam bahasa Indonesia,
berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan, sehingga model sequenced
dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas
lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga
unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang
berhubungan dapat diurutkan sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat
diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan topik yang akan diajarkan,
kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu sama
lain. Pada intinya, satu subjek mengusung yang lainnya dan sebaliknya. Berikut
ini adalah gambar model sequenced:
Model sequenced diibaratkan seperti eyeglasses (kaca mata), yang berarti
konten internal yang bervariasi dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa
menggambarkan dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena
kedua materi pelajaran ini akan diajarkan secara paralel, dimana isi materi
pelajaran tersebut telah diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang
terpisah ini dibingkai oleh konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata
pelajaran tersebut.
Hamalik (2008), menyatakan bahwa
model sequenced adalah susunan atau
urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana”
pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.
John Adams pernah
berkata, “The textbook is not a moral
contract that teachers are obliged to teach—teachers are obliged to teach
children.” Artinya, buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru wajib
untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams
ini yakni dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada
urutan materi dalam buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi
pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Urutan baru mungkin akan lebih
logis jika urutan tersebut sejajar dengan isi mata pelajaran antar disiplin
ilmu. Akan sangat berguna bagi siswa dan guru ketika siswa mencari hubungan
dasar antar konten. Belajar menjadi lebih menyeluruh dan karena itu ilmu akan
lebih mudah ditransfer.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa model sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan kosep, walaupun mata
pelajarannya berbeda.
B. Ciri-Ciri
Model Pembelajaran Sequenced
Berikut ini adalah
ciri-ciri model sequenced:
1.
Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran
yang saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai
bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
3.
Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep
yang sama, yang akan diajarkan pada siswa
C.
Kelebihan dan kekurangan
Model Pembelajaran Sequenced
1. Kelebihan
Model Sequenced
Adapun kelebihan dari
model sequenced:
a. Dari
sudut pandang guru:
1) Melalui
penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat menetapkan prioritas
kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan oleh
redaksi buku teks.
2) Dengan
cara ini, guru dapat membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaran
yang akan diajarkan.
b. Dari
sudut pandang siswa:
1) Pengurutan
yang disengaja pada topik yang berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu
siswa memahami pelajaran mereka baik pada subjek maupun konten.
2) Pengintegrasian
dapat membantu transfer ilmu. Ketika siswa melihat guru pada area konten yang
berbeda, ruangan yang berbeda, periode yang berbeda, membuat pokokpokok yang
sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang
lebih bermakna.
- Kekurangan
Model Sequenced
Selain
kelebihan, terdapat pula kelemahan yang dimiliki oleh model sequenced,
diantaranya:
a.
Sebuah kelemahan dari
model sequenced adalah diperlukan kompromi untuk membentuk model.
b.
Guru harus mengalah pada
otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain,
artinya guru tidak boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun
guru harus banyak mengalah karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua
guru yang bermitra.
c.
Untuk urutan yang sesuai
dengan kejadian-kejadian yang terakhir membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan
dan fleksibilitas yang tinggi dari semua orang yang area kontennya terlibat.
Hal ini tidak semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat singkat,
bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru dapat dengan mudah melakukan
beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai langkah awal. Jika usaha pertama
ini dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua guru dapat mencoba
mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran paralel.
D. Implementasi
Model Pembelajaran
Sequenced
1. Kapan
Model Sequenced Dapat Digunakan?
Model
sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua
bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru harus bekerja
dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah,
kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga
keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna
membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata
pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan
saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model
sequenced, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Kronologis
b. Kausal
c. Struktural
d. Logis
dan psikologis (deduktif, induktif)
e. Spiral
f.
Rangkaian ke belakang
g.
Hierarki
belajar
2. Apakah
Model Sequenced Dapat Diterapkan Di Sekolah Dasar?
Pembelajaran
terpadu model sequenced masih jarang digunakan oleh para guru dilapangan karena
berbagai alasan, misalnya belum pahamnya merancang pembelajaran terpadu. Pada
jenjang SD, guru kelas masih memungkinkan bekerja sendiri sedangkan pada model
sequenced guru harus bekerja dengan seorang partner dalam mata pelajaran
berbeda. Di SMP atau SMA misalnya saja guru-guru biologi, fisika & kimia
dapat bekerjasama, namun kemunkinan di lapangan masih sulit untuk melakukan
team teaching dan berkolaborasi. Jadi dapat disimpulkan model sequenced dapat
digunakan di SD namun penggunannya memerlukan seorang partner (team teaching).
Contoh penggunaan model sequenced:
Berikut ini adalah contoh dua guru dari disiplin
ilmu Bahasa dengan guru IPS yang sama-sama membuat list pokok bahasan yang akan
disampaikan. Kemudian mereka merangkainya untuk memparalelkan pengajaran
mereka. Guru Bahasa dan IPS membuat list pokok bahasan sebagai berikut:
Gambar di atas menunjukkan bagaimana semulanya mata
pelajaran Seni Bahasa dan Sosial memiliki daftar topik yang mungkin saja daftar
tersebut berdasarkan urutan dalam buku teks yang tersedia. Namun, ketika
menggunakan model sequenced urutan topik yang akan diajarkan menjadi berubah.
Contohnya, urutan pertama pada mata pelajaran Seni Bahasa adalah “Robin Hood”
dan pada mata pelajaran Sosial adalah “Revolusi Perang”. Ketika topik-topik
diatur ulang dan diurutkan maka hasilnya menjadi pada urutan pertama topik yang
akan diajarkan yakni Robin Hood dan Abad Pertengahan, karena Robin Hood ini
adalah sebuah cerita rakyat Inggris yang menurut catatan terjadi di abad
pertengahan, sehingga sembari guru mengajarkan mengenai Abad Pertengahan,
belajar seni bahasa mengenai Robin Hood dapat diajarkan secara parallel
Dalam
hal ini dapat disimpulkan konsep-konsep yang sama dalam mata pelajaran bahasa
indonesia dengan mata pelajaran IPS diajarkan secara bersamaan, meskipun
keduanya termasuk mata pelajaran yang berbeda.
E. Langkah-langkah
Pembelajaran Terpadu Model Sequenced
Untuk mengaplikasikan
model sequence pada proses pembelajaran di sekolah, langkah-langkah
pengembangan dapat dilakukan, sebagai berikut :
1. Menganalisis isi kurikulum.
2.
Think
Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis
dan mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan
periode waktu yang sejajar.
3.
Think
Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis
dari kedua mata pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat.
4.
Think
Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit,
topik, atau konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan
dengan periode waktu yang sejajar.
Model sequenced adalah
model pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya
persamaan-persamaan kosep, walaupun mata pelajarannya berbeda. Adapun ciri-ciri
dari model sequenced yaitu berpusat pada anak, konsep dari berbagai bidang
studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran, serta guru bidang studi
melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep yang sama,
yang akan diajarkan pada siswa. Model Sequenced ini memiliki kelebihan baik
dari sudut pandang guru maupun siswa seperti pengurutan yang disengaja pada
topik yang berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami
pelajaran mereka baik pada subjek maupun konten. Adapun kekurangan Model
Sequenced yaitu diperlukan kompromi untuk membentuk model serta guru harus
mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra
dengan yang lain.
Selain itu terdapat
langkah-langkah untuk pembelajaran terpadu model sequenced diantaranya, menganalisis isi kurikulum, Think Back (Re-design), Think Ahead (Design), serta Think Again (Refine). Intinya dapat disimpulkan bahwa model sequenced
adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya
persamaan-persamaan kosep, walaupun mata pelajarannya berbeda.