Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kolaborasi Peran Orangtua dan Guru dalam Penanaman Karakter Anak melalui Permainan Berbasis Kearifan Lokal

oleh
Irfan Malik Abdurrohman

  Di era modern kali ini sering sekali terjadi kesalahan dalam presepsi setiap orangtua, hampir di seluruh belahan bumi manapun, bahwa pendidikan karakter anak adalah tanggung jawab pihak sekolah. Padahal, orangtualah yang berperan penting dalam pendidikan karakter anak. Sebelum anak mengenal dunia sekolah, mengenal guru dan teman-temannya, orang yang pertama anak kenal adalah orangtua, yaitu ayah dan bunda, maka sebenarnya pelibatan orangtua dalam penerapan karakter anak sangat di butuhkan. Karena pendidikan tidak lagi tanggungjawab individu melainkan menjadi tanggungjawab bersama. Apalagi di era modern sekarang ini banyak teknologi yang marak dan dinikmati anak-anak misalkan game yang ada di smartphone, di zaman ini kebanyakan anak-anak sering asyik bersama samrtphonenya, padahal dengan terus begitu anak-anak akan semakin malas dan jauh dari lingkungan sosial. Agar hal tersebut tidak terjadi maka bimbingan orang tua sangat perlu dan penting dilakukan salah satunya dengan mengenalkan permainan tradiosnal yang semakin-kesini semakin memudar. Dengan permainan tradisional juga anak-anak di bentuk karakternya dengan baik sambil bermain tanpa diajari dan dapat memunculkan nilai-nilai karakter yang baik dalam individu atau antar sesama.
Sebenaranya Pendidikan Dasar merupakan suatu hal yang perlu dipandang oleh guru ketika saat itu siswa akan memasuki dunia sekolah, tidak hanya guru, peran orang tua pun ikut turut andil dalam menciptakan karakter dan nilai-nilai yang ada pada diri siswa. Pada dasarnya, untuk memahami karakteristik anak, guru dan orang tua harus melakukan pemantauan secara khusus dan intensif terhadap segala bentuk perilaku anak yang muncul saat melakukan aktivitas di sekolah maupun di rumah. Melalui proses pemantauan secara khusus tersebut, maka akan didapat data-data berupa capaian perkembangan pendidikan anak. Data-data yang didapat dari hasil pemantauan terhadap capaian perkembangan anak tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk pemenuhan kebutuhan anak itu sendiri. Selain itu, Sujiono (2009) menguatkan bahwa perlunya diketahui capaian perkembangan anak merupakan bahan pertimbangan bagi para pendidik untuk memenuhi kebutuhan anak dalam menghadapi pendidikan di jenjang selanjutnya.
Perkembangan karaktristik anak cenderung dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan secara fisik maupun psikis dari lingkungan hidupnya. Konteks itu dikuatkan oleh Geldard (2012) bahwa lingkungan merupakan bagian terbesar dalam mempengaruhi perubahan perilaku setiap anak. Hal tersebut terjadi karena lingkungn hidup cenderung lebih menyentuh setiap aspek perkembangan anak secara dominan. Anak seusia sekolah dasar cenderung terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap, gerak, dan inteligen sehingga mempengaruhi perkembangannya. Kecenderungan-kecenderungan tersebut menggugah pola pikir bahwa betapa pentingnya penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan psikomotorik bagi siswa sekolah dasar yang dapat dilihat secara nyata. Kemudian dikaitkan dengan peran permainan berbasis kearifan lokal yang cenderung terdapat stimulus terhadap setiap aspek perkembangan anak. Sehingga dengan adanya kegiatan yang melibatkan aspek fisik anak, biasanya anak lebih tertarik dan lebih mengingat apa yang di lakukannya.
Berdasarkan hal tersebut, untuk menggugah pola pikir orangtua dan guru, bahwa pentingnya penanamaan dan pengembangan nilai karakter siswa sekolah dasar melalui permainan berbasis kearifan lokal. Melalui permainan berbasis kearifan lokal ini cenderung terdapat unsur-unsur stimulus terhadap aspek perkembangan siswa dan karakternya.
Sebenarnya, penanaman karakter anak tidak cukup dengan pendidikan formal di sekolah dasar, melainkan pendidikan di lingkungan rumahpun perlu di perhatikan, apalagi dengan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, rasanya tidak logis jika anak hanya terus di berikan pengajaran dari mulut ke mulut, atau dengan ceramah. Salahsatu jalan pintas yang mudah di lalui anak untuk mengembangkan nilai karakter yaitu melalui permainan berbasis kearifan lokal.
Dari kutipan diatas, permainan merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam mencari tahu nilai karakter pada anak. Dalam permainan, guru dapat menganalisis nilai karakter pada siswa Sekolah Dasar. Permainan berbasis kearifan lokal atau disebut juga permainan tradisional disimpulkan sudah memudar eksistensinya dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi topik memprihatinkan bagi kita sebagai anak bangsa yang ingin selalu menanamkan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi-generasi muda. (Sp, 2003) Banyak peserta didik yang kurang menaruh perhatian terhadap sopan santun, kurang memiliki rasa hormat terhadap orang lain, kurang mau berbagi dan menolong sesama bahkan keegoisan mementingkan diri sendiri yang semakin tinggi. Sikap-sikap tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, yang juga merupakan dasar Negara Indonesia.
 Perubahan perilaku kurang baik pada peserta didik saat ini di sekolah dasar, merupakan suatu hal yang harus diberi perhatian dan dicari solusinya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengajarkan pendidikan karakter yang include pada masing-masing mata pelajaran di sekolah dasar. Dengan demikian, diharapkan melalui pengenalan serta model-model pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, dapat meminimalisasirkan karakter peserta didik yang buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia khususnya Pancasila. (Khasanah, Prasetyo, & Rakhmawati, 2011) Nilai-nilai budaya lokal terdapat pada berbagai fenomena budaya masyarakat. Salah satunya ada pada permainan tradisional anak. Permainan tradisional memiliki arti tersendiri dalam menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Ada makna yang luhur yang terkandung di dalamnya, seperti nilai agama, nilai edukatif, norma, dan etika yang kesemuannya itu akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Sehingga di butuhkan guru yang kreatif untuk menggabungkan mata pelajaran dengan permainan yang sesuai dengan mata pelajaran.
Selain itu, orangtua pun menjadi pilar terpenting dalam menanamkan nilai nilai karakter anak yang sesuai dengan pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia, dimana dengan di berikan kesempatan kepada anak untuk bermain bersama teman teman dengan melalui pengawasan orangtua menjadi salahsatu solusi atau cara yang efektif agar nilai karakter seperti kerja keras, jujur, sikap toleransi, komunikatif, disiplin dan  memiliki rasa ingin tahu itu melekat pada anak. Permainan berbasis kearifan lokal dengan bimbingan orangtua dan guru sebenarnya menjadi salahsatu pemecahan masalah yang sedang di hadapi zaman pada saat ini. Perlu kita kita ketahui bersama, bahwa saat ini banyak sekali anak anak yang tidak sopan kepada orangtua, tidak jujur, membantah dan sebagainya menjadi PR terbesar orangtua dan guru untuk menyelesaikannya.
Salah satu permainan berbasis kearifan lokal yang dapat menanamkan nilai karakter anak yaitu, permainan sondah, permainan lompat tali, dan permainan dan permainan pensil botol.
Dengan adanya kolaborasi antara orangtua dan pihak sekolah, tidak akan ada lagi orangtua yang melemparkan kesalahan kepada pihak sekolah. Karena keduanya perlu menjadi satu tim untuk mendukung dan membantu anak menanamkan nilai nilai karakter. Meskipun demikian, orangtua tetap menjadi pendidik pertama dan utama untuk anaknya. #sahabatkeluarga