Bidang Garapan Pengelolaan Pendidikan
PENGELOLAAN KELAS
1. Konsep Pengelolaan Kelas
a. Lois V Johnson dan Mary Bany, 1970
Manajemen kelas menurut konsepsi lama
diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi
modern adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tepat terhadap problem
dan manajemen kelas. Menurut konsepsi lama, guru bertugas menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga individu
dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas
individual.
b. Wilford A.Weber, 1986 (Berdasarkan pendekatan
manajemen kelas)
1) Pendekatan Otoriter
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui penggunaan disiplin.
2) Pendekatan Intimidasi
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui intimidasi.
3) Pendekatan Permisif
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan.
4) Pendekatan Buku Masak
Manajemen kelas adalah seperengkat
kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk atau
resep yang telah disajikan.
5) Pendekatan Instruksional
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui pelaksanaan
pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
6) Pendekatan Perubahan Perilaku
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan
dengan mengurangi tingkah laku yang diinginkan.
7) Pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-emosional
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosio-emosional kelas yang positif.
8) Pendekatan Sistem Sosial
Manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif.
c. Depdikbud, 1994/1995
Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang
diartikan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
kemampuan. Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan
proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar megajar dan pengaturan
waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan
kokurikuler dapat tercapai.
d. I Made Pidarta ( Terjemahan dari Louise P Johnson)
Manajemen kelas adalah keterampilan
bertindak seorang guru yang didasarkan pada pengertian tentang sifat-sifat kelas
dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, berusaha, memahami dan
mendiagnosa kelas, serta kemampuan untuk bertindak efektif dan kreatif dalam
memperbaiki kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang
baik.
e. Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen,1996
Manajemen kelas adalah segala usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan
proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar, dan pengaturan
waktu, sehingga pembelajaran berjalan denga baik dan tujuan kurikulum dapat
tercapai.
f. Bobbi De Pourter, Quantum Teaching,2001
Lingkungan kelas dapat mempengaruhi
kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. Peningkatan seperti
poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara poster
afimasi menguatkan dialog internal siswa. Alat bantu dapat menghapus gagasan
abstrak dan mengikut sertakan pelajar kinestetik.
Pengaturan bangku mendukung hasil belajar.
Geser bangku atau meja agar siswa dapat berfokus pada tugas yang dihadapi.
Musik membuka kunci keadaan belajar optimal dan membantu menciptakan asosiasi.
Barok adalah musik paling cocok untuk belajar, mengulang, dan saat
berkonsentrasi. Gaya lain dapat digunakan pada saat jeda, membuat jurnal, kerja
kelompok, dan transisi. Pengorkestrasian unsur-unsur dalam lingkungan anda
sangat berpengaruh pada kemampuan anda untuk mengajar lebih banyak dengan usaha
lebih sedikit.
Kesimpulan dari beberapa definisi
tersebut, manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk merancang,
menangani, dan menilai situasi dan kondisi kelas agar terwujud kelas yang
menyenangkan dan kondusif, sehingga siswa senang belajar, aktif, kreatif dan
produktif menghasilkan hasil belajar yang optimal dan bermakna atau
pembelajaran PAKEM.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Berdasarkan acuan dari Dirjen POUD dan
Dikdasmen, 1996
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dngan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.
Berorientasi kepada pengembanganan variasi
pengelolaan pembelajaran seperti diutarakan di atas, maka tujuan manajemen
kelas tidak hanya tak terbatas pada keempat tujuan tersebut. Tujuan manajemen
kelas harus memiliki visi baru untuk mampu menyediakan pengalaman beragam bagi
siwa, tidak hanya didalam kelas tetapi diberbagai tempat dimana mungkin terjadi
proses pembelajaran.
Untuk itu tujuan manajemen kelas diarahkan pula
kepada:
1) Penyediaan kondisi dan situasi untuk mengembangkan
pengalaman mental siswa.
2) Penyediaan kondisi, situasi dan fasilitas untuk
menumbuhkan pengalaman fisik siswa.
3) Penyediaan kondisi dan situasi untuk pengembangan
pengalaman sosial siswa.
3. Ruang Lingkup Garapan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kegiatan belajar mengajar
dikelas, meliputi pengelolaan tempat belajar, pengeolaan siswa, pengelolaan
kegiatan pembelajaran, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber
belajar, dan pengelolaan strategi dan evaluasi pembelajaran. Keseluruhan tugas
ini merupakan tanggungan seorang guru kelas selaku manajer di dalam kelasnya.
a. Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang
menarik, merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM ( Pendekatan
Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ). Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu
hasil pekerjaan yang dipajangkan, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik, dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dapat
dipajangkan dapat berupa: hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok,
pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan siswa, ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM,
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. Pengelolaan
tempat belajar meliputi pengelolaan beberapa benda atau objek yang ada dalam
ruang belajar, seperti meja-kursi, pajangan sebagai hasil karya siswa, perabot
sekolah, atau sumber belajar yang ada di kelas. Pengelolaan meja-kursi dapat
disusun secara kelompok, bentuk U atau bentuk berjajar atau berbaris. Susunan
ini bergantung kepada strategi yang akan digunakan dan tujuan yang akan
dicapai. Jika menginginkan intensitas interaksi dengan antar siswa yang tinggi,
disarankan untuk tidak menggunakan bentuk berjajar berbaris.
b. Pengelolaan Siswa
Pengelolaan siswa biasanya dilakukan
dengan berbagai bentuk, seperti individual, berpasangan, kelompok kecil, atau
klasikal beberapa pertimbangan perlu diperhitungkan sewaktu melakukan
pengelolaan siswa, antara lain: jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan
siswa, waktu belajar, dan ketersediaan sarana atau prasarana. Hal yang sangat
penting lagi yakni keberagaman karakteristik siswa, gurus harus memahami bahwa
setiap siswa memiliki karakter berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu
dirancang kegiatan belajar belajar mengajar dengan suasana yang memungkinkan
siswa memperoleh peluang yang sama untuk menunjukan dan mengembangkan
potensinya.
c. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mengelola kegiatan ini guru perlu
merancang tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan
penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu untuk
kemampuan atau mendemonstrasikan kinerja atau performance sebagai
hail belajar.
Inti dari penyediaan tugas menantang ini,
adalah penyediaan seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau
melakukan kegiatan ilmiah, jenis pertanyaan ini merupakan “pertanyaan
produktif”. Oleh karenanya dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, guru perlu
memiliki kemampuan merancang pertanyaan produktif, dan mampu menyajikan
pertanyaan, sehingga memungkinkan semua siswa terlibat, baik secara mental
maupun secara fisik.
Tiga hal strategis yang perlu dikuasai
oleh guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, yaitu:
1) Penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan
berproduksi,
2) Penyediaan umpan balik,
3) Penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa
melakukan untuk perbuatan.
d. Pengelolaan Isi atau Materi Pembelajaran
Dalam mengelola isi atau materi
pembelajaran, paling tidak guru harus menyiapkan rencana operasional KBM dalam
wujud silabus terlebih dahulu. Bagi guru kelas I dan kelas II, yang siswanya
masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang
secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran.
Dengan cara demikian, pembelajaran kelas I dan II lebih bermakna, lebih utuh,
dan sangat kontekstual dengan dunianya, dunia usia dini.
e. Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan sumber belajar, sebaiknya
memperhatikan sumber daya yang ada disekolah, dan melibatkan orang-orang yang
ada disekolah, dan melibatkan orang-orang yang ada didalam sistem sekolah
tersebut. Pengelolaan sumber belajar meliputi sumber daya disekolah
dan sumber daya lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya lingkungan,
menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakatnya. Sekolah bukanlah
tempat yang terpisah dari masyarakatnya. Sekolah berfungsi sebagai pusat
pembaharuan dan pembangunan sosial budaya masyarakat. Lingkungan sangat kaya
dengan sumber-sumber media dan alat bantu pelajaran. Lingkungan fisik, sosial,
atau budaya merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belanja, tetapi juga sebagai objek
kajian atau sumber belajar.
Menata Perabot Kelas
Perabot kelas adalah segala sesuatu
perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas. Berdasarkan ketentuan
Depdiknas minimal harus ada:
1) Papan tulis dan penghapusnya,
2) Meja kursi guru,
3) Almari kelas
4) Meja kursi siswa,
5) Gambar Presiden, Wakil Presiden dan Lambang Negara,
6) Papan absensi,
7) Daftar jaga,
8) Jadwal pelajaran,
9) Tempat cuci tangan dan lap tangan,
10) Kalender
pendidikan,
11) Tempat
sampah,
12) Sapu
dan bulu ayam,
13) Gambar-gambar
lain atau alat peraga,
14) Kapur/spidol.
4. Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Guru dituntut untuk terampil memilih atau
memadukan pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus pengelolaan
kelas yang tepat, sesuai dengan masalah yang terjadi di kelas. Dalam kegiatan
pengelolaan kelas, guru memiliki pilihan untuk melaksanakan pengelolan kelas
yang tepat. Beberapa jenis pendekatan pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Pendekatan otoriter,
b. Pendekatan intimidasi,
c. Pendekatan permisif,
d. Pendekatan buku masak atau resep,
e. Pendekatan instruksional,
f. Pendekatan pengubahan perilaku atau behavior
modification,
g. Pendekatan iklim sosioemosional,
h. Pendekatan proses kelompok,
i. Pendekatan analitik pluralistik,
j. Pendekatan eklektik.
5. Masalah dan Upaya Pemecahannya dalam Pengelolaan Kelas
Menurut M Entang dan T Raka Joni (1982),
masalah manajemen kelas dapat dikategorikan menjadi dua, yakni masalah
individual dan masalah kelompok. Masalah individu muncul karena individu
memiliki kebutuhan ingin diterima oleh kelompok dan ingin mencapai harga diri.
Apabila kebutuhan individu tersebut, tidak lagi dapat dipenuhi dengan cara
lumrah, maka akan berusaha mencari cara lain. Rodolf Dreikurs dan Pearl Cassel
yang dikutip M Entang dan T Raka Joni menggolongkan empat perbuatan individu
untuk mencapai tujuan dengan cara tidak baik, adalah:
a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain
(attention getting behaviors), contohnya membadut di kelas.
b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power
seeking behaviors), selalu lupa peraturan di kelas. Contohnya: selalu
mendebat, kehilangan kendali emosional.
c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge
seeking behaviors), contohnya menyakiti orang lain, memukul, menggigit dan
sebagainya.
d. Tingkah laku yang memperagakan ketidakmampuan (passive
behaviors) yakni sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena
menganggap bahwa apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Sedangkan masalah kelompok menurut Louis V Johnson dan Mary A Barry, mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas, yaitu:
1) Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin,
suku, tingkah laku, sosial ekonomi, dan sebagainya.
2) Kelas mereaksi negative terhadap salah seorang anggotanya,
contoh mengecek tentang kelasnya yang menyanyi sumbang,
3) Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah
disepakati sebelumnya, contoh sengaja bicara keras diruang perpustakaan,
4) Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar
norma kelompok, contohnya pemberian semangat kepada badut kelas,
5) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari
tugas yang tengah digarap,
6) Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes
kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil,
7) Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru,
seperti perubahan jadwal, atau guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
Upaya untuk mengatasi masalah pengelolaan
di atas dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
a) Upaya yang bersifat preventif,
b) Upaya yang bersifat kuratif,
c) Usaha yang bersifat pemeliharaan dan
d) Upaya yang bersifat pengembangan.
Upaya yang preventif atau pencegahan
(Maman Rahman, 1998) adalah:
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru,
2. Peningkatan kesadaran peserta didik,
3. Sikap polos dan tulus dari guru,
4. Mengenal dan memahami alternatif pengelolaan,
5. Menciptakan kontrak sosial.
Upaya yang bersifat kuratif anatara lain:
1. Mengidentifikasi masalah,
2. Menganalisis masalah,
3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan,
4. Mendapatkan balikan.
C. Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik menitikberatkan
pada pelayanan siswa secara individual dengan harapan agar para siswa dapat
berkembang sesuai dengan bakat, kemampuan dan perbedaan individu masing-masing.
1. Konsep Pengelolaan Peserta Didik
Peserta didik menurut ketentuan umum Pasal
1 Bab III Ayat 4 Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui prose pembelajran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pengelolaan
peserta didik menurut Knezevich (1961) mengartikan peserta didik (pupil
personnel administration) sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian
dan pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas, di luar kelas, seperti
pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai matang di sekolah. Pengelolaan peserta didik
adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik masuk
sekolah sampai dengan lulus dari sekolah.
2. Dasar Pengelolaan Peserta Didik
Dasar hukum pengelolaabn peserta didik,
secara hierarkhis sebagai berikut:
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang
mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
sampai ayat 5.
c. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Pesrta Didik
Tujuan umum pengelolaan peserta didik
adalah mengatur kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses belajar mengajar di sekolah, lebih lanjut proses belajar
mengajar di sekolah berjalan lancer, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan (Ali Imron, 2003).
Fungsi pengelolaan peserta didik adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi individualitasnya, social, aspirasinya, segi
kebutuhan, dan potensi peserta didik.
4. Prinsip-prinsip Pengelolaan Peserta Didik
a. Pengelolaan peserta didik dipandang sebagai bagian
dari keseluruhan pengelolan sekolah.
b. Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik
haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah
diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan perbedaan.
d. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang
sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
e. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mendorong
dan memacu kemandirian peserta didik.
f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang
selalu diupayakan oleh kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional
bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah maupun untuk masa depan.
5. Ruang Lingkup Pengelolan Peserta Didik
a. Perencanaan peserta didik, termasuk di dalamnya ukuran
kelas, keadaan peserta didik, dan penggunaan kelas secara efektif.
b. Peneriman peserta didik, termasuk di
dalamnyanpenentuan kebijakan penerimaan, system penerimaan, kriteria, prosedur,
dan pemecahan problema penerimaan siswa.
c. Orientasi peserta didik yang baru
d. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran peserta didik di
sekolah
e. Mengatur pengelompokkan peserta didik berdasarkan
fungsi persamaan maupun fungsi perbedaan
f. Mengatur evaluasi peserta didik
g. Mengatur kenaikan kelas
h. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out
i. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan
disiplin
j. Mengatur layanan peserta didik
k. Mengatur organisasi peserta didik