Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Status dan Karakteristik Keilmuan Pedagogik

 
Seiringnya berjalannya waktu kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan pun saat itu tidak kalah cepatnya, semua orang mudah mengakses berbagai macam ilmu pengetahuan tidaak sesulit tempo dulu. Namun banyak orang yang beranggapan bahwa ilmu merupakan pengetahuan, namun tidak seperti ilmu bukan sekedar pengetahuan tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan. Ilmu merupakan mengandung arti sebagai cara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
 Berrdasarkan teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yanng diakui dalam bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu untuk memahami lebih dalam makna ilmu dan pengetahauan kami mencoba menyusun singkat mengenai ilmu pengetahaun dalam lingkup pedagogik.
A.      Pengertian Ilmu
Definisi Ilmu. Secara etimologis istilah ilmu berasal dari kata alima (bahasa arab) yang berarti tahu, dalam bahasa latin dikenal pula kata scio, scire, (sebagai asal kata science) yang juga berarti tahu. Maka ilmu atau science berarti pengetahuan. Ada berbagai jenis pengetahuan antara lain diklasifikasikan orang menjadi : revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical knowledge, dan authoritative ( G.F Kneller, 1971:212-217).
Dalam konteks studi akademik sejak zaman modern, istilah ilmu atau science telah mngalami perubahan arti. Ilmu mempunyai arti yang spesifik yaitu hanya berkenaan dengan pengetahuan ilmiah. (scientific knowledge).
Titus dkk (1959:78) mengemukakan bahwa terdapat tiga kemungkinan penggunaan istilah ilmu. Pertama istilah ilmu digunakan untuk menunjuk bodies of knowledge misalnya fisika, kimia, psikologi,dll. Kedua, istilah ilmu digunakan untuk menunjuk a body of systematic knowledge,yaitu konsep-konsep, hipotesis-hipotesis, hokum-hukum, teory-teory, dsb yang tersusun secara sistemstis yang telah dibangun melalui kerja para ilmuan selama bertahun-tahun. Ketiga istilah ilmu digunakan untuk menunjuk cara kerja tertentu yaitu scientific method atau metode ilmiah.
Pada dasaranya pengertian istilah ilmu mempunyai dua dimensi yaitu :
1.      Sebagai hasil study ( sebagaimana terkandung dalam penggunaan istilah ilmu yang pertama dan kedua seperti yang dikemukakan oleh Titus, dkk.)
2.      Sebagai metode studi, yaitu metode ilmiah
Victor F.Lenzen menyatakan bahwa batasan ilmu menunjukan suatu aktivitas kritis penemuan dan juga sebagai pengetahuan yang sistematis yang didasarkan kepada aktivitas kritis penemuan tersebut.
Akhirnya dapat disimpulakan bahwa istilah ilmu mengandung arti sebagai cara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
Terdapat tiga syarat pokok yang harus dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu yang otonom. Syarat yang dimaksud yaitu :
1.      Memiliki objek studi (studi formal) tersendiri yang membedakannya dari objek studi disiplin ilmu yang lainnya.
2.      Metodis yaitu menggunakan metode (metode penelitian ilmiah) tertentu yang tepat dalam rangka mempelajari objek studinya.
3.      Sistematis artinya bahwa hasil studi merupakan satu kesatuan pengetahuan mengenai obkek studinya yang tersusun saling berhubungan secara terpadu.
Ada yang berpendapat bahwa selain ketiga syarat diatas masih tedapat satu syarat lain yang harus di penuhi yaitu terjadinya progress, yang artinya bahwa system pengetahuan yang dimaksud mengalami kemajuan atau terus berkembang. Alasannya bahwa bertambah tidaknya pengetahuan sebagai isi suatu ilmu atau maju tidaknya suatu ilmu akan tegantung kepada ada atau tidaknya ilmuan yang melibatkan diri untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan.
Semua cabang ilmu itu pada awalnya berasal dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang kemudian menjadi rumpun-rumpun ilmu social. Wilhelm Dilthey mengelompokan ilmu menjadi dua rumpun yaitu:
1.      Ilmu kemanusiaan yang mencakup juga ilmu-ilmu sosial
2.      Ilmu kealaman


B.       Status Keilmuan Pedagogik
Para ilmuan menyatakan bahwa pedagogik berstatus sebagai suatu ilmu yang otonom. Menurut banyak ahli pandangan ilmiah tentang gejala pendidikan itu (pedagogik) merupakan ilmu tersendiri, sejajar dengan ilmu-ilmu tentang humanisme seperti ekonomi, hukum, sosiologi, dsb. Keilmuan berkenaan dengan obkek studinya, metode studinya, dan sifat sistematis dari hasil studinya.
1.    Objek Studi Pedagogik
Objek studi ilmu dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud materinya, sedangkan objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek material yang dipelajari oleh suatu ilmu.
Objek material pedagogik adalah manusia, yakni sama halnya dengan objek material psikologi, sosiologi, ekonomi dsb. Pedagogik memilki objek formal tersendiri yang spesifik dan berbeda daripada objek formal psikologi, ekonomi, dsb.
2.        Metode Studi ( penelitian ) Pedagogik
Metode ilmiah dijabarkan kedalam metode penelitian ilmiah yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Yang tergolong metode penelitian kualitatif antara lain metode fenomenologi, hermeneutika, dan etnometodologi. Sedangkan yang tergolong metode penelitian kuantitatif antara lain metode eksperimen, metode kuasi eksperimen, metode korelasional, dsb.
Kelompok filsuf dan ilmuan tertentu berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan, sedangkan metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian ilmu kealaman.
Diantara para filsuf dan ilmuan yang berpendapat bahwa ilmu-ilmu kealaman maupun ilmu-ilmu keanusiaan atau ilmu-ilmu social termasuk pedagogik dalam rangka studinya seharusnya menggunakan metode penelitian kuantitatif atau metode penelitian kealaman. Menurut mereka sesuatu “ilmu( termasuk) pedagogik apabila tidak menggunakan metode penelitian ilmu kealaman maka diragukan status keilmuannya.
Ahli pedagogik meyakini bahwa objek material ilmu kemanusiaan berbeda dengan objek material ilmu-ilmu kealaman. Ilmu-ilmu kemanusiaan memiliki cirri khas mengenai objek penelitiannya, antara lain: pertama, objek penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan yaitu manusia bukanlah sebagai benda jasmani saja, melainkan manusia sebagai keseluruhan. Kedua, kekhasan objek penelitian ini berkaitan dengan konsep ruang dan waktu. Manusia menghayati ruang dalam lingkungan pergaulannya (masyarakat), sedangkan waktu dialami, dihayati, dan dipandang sebagai sejarah yang   melampaui rangkaian peristiwa semata-mata. Fenomena pendidikan sebagai objek formal studi pedagogik yang tergolong ilmu social atau ilmu kemanusiaan, berbeda dengan fenomena alam yang dijadikan objek formal ilmu-ilmu kealaman. Implikasinya metode penelitian kualitatiflah yang dipandang tepat untuk digunakan sebagai metode dalam studi pedagogik. Jenis metode penelitian kualitatif yang umum digunakan dalam studi pedagogik adalah fenomenologi.
3.        Keterpaduan hasil studi pedagogik (sistimatis)
Hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan pedagogic dalam rentang waktu yang cukup panjang telah membangun suatu bangunan pengetahuan yang sistimatis.contoh ;melalui studi terhadap fenomena pendidikan dengan menggunakan metode fenomenologi,m.j langeveld telah berhasil membangun teori pendidikan anak(pedagogik teoritis) yang berisikan berbagai konsep esensial yang saling berhubungan secara terpadu ,sehingga memberikan kejelasan pemahaman mengenai makna pendidikan anak sebagai suatu tindakan/perbuatan inisani yang tidak mekanistik.
Berdasarkan seluruh uraian pada bagian B di atas,kiranya kita dapat menentukan penilaian bahwa pedagogic telah memenuhi ketiga persyaratan (criteria) sebagai suatu ilmu yang otonom.Sebab pedagogic memiliki obyek formal tersendiri yang  berbeda daripada obyek formal ilmu lainnya,menggunakan metode penelitian tertentu yang dipandang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan,serta telah menghasilkan pengetahuan yang tersusun secara sistimatis mengenai obyek studinya itu
4.        Karakteristik Keilmuan Pedagogik
1. Fungsi / Tugas Pedagogik
Pedagogik mempunyai lima fungsi ,kelima fungsi yang dimaksud itun adalah sebagai berikut :
1)   Menyatupadukan temuan hasil studi mengenai objek tertentu.
2)   Menjelaskan dan memberikan petunjuk ( deskriptif dan preskriptif)
3)   Memprediksi
4)   Mengontrol
5)   Mengembangkan

Ø Fungsi menyatupadukan temuan hasil studi
Ilmu merupakan suatu system pengetahuan teratur yang merupakan salah satu fungsi atau tugas pedagogic, yang menyatupadukan temuan hasil studi mengenai fenomena pendidikan, sehingga merupakan suatu system pengetahuan yang teratur mengenai pendidikan anak.
Ø Fungsi Deskriptif dan Preskriptif
Pedagogik selain berfungsi untuk menggambarkan atau menjelaskan mengenai apa, mengapa, dan bagaimana sesungguhnya pendidikan anak (deskriptif), juga berfungsi untuk memberikan petunjuk tentang siapa seharusnya pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.
Ø Fungsi Memprediksi
Penggambaran atau penjelasan mengenai pendidikan anak sebagai suatu hasil studi dalam pedagogik mengimplikasikan bahwa pedagogik akan dapat memberikan preediksi tertentu tentang apa yang mungkin terjadi dalam rangka pendidikan anak.
Ø Fungsi Mengontrol
Pedagogik dapat melakukan control (pengendalian) agar sesuatu yang baik berkenaan dengan pendidikan anak dapat terjadi, sedangkan sesuatu yang tidak baik yang berkenaan dengan pendidikan anak tidak terjadi.
Ø Fungsi Mengembangkan
Pedagogik mempunyai fungsi untuk melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan berupaya untuk  menghasilkan temuan-temuan yang baru. Pedagogik mempunyai karakteristik tersendiri yaitu memiliki fungsi preskriptif.
2. Pedagogik Sebagai Ilmu Empiris, Ilmu Kemanusiaan, Ilmu Normatif, dan Ilmu Praktis
Pedagogik sebagai ilmu empiris. Objek formal pedagogik adalah fenomena pendidikan. Fenomena pendidikan tersebut berada dalam pergaulan antara ortang dewasa dengan anak yang berlangsung di berbagai lingkungan.  
Pedagogik sebagai ilmu kemanusiaan. Situasi pendidikan berada dalam pergaulan antar manusia yaitu dalam pergaulan orang dewasa dan anak. Sebagai suatu kesatuan badani-rohani manusia melampaui benda-benda tumbuhan maupun hewan. Manusia bukan mahluk yang pasif melainkan aktif dan kreatif. Pergaulan antar manusia bukanlah suatu interaksi yang bersifat teknis mekanistik yang tunduk kepada hokum teknis yang berlaku pada hokum kebendaan. Situasi pendidikan dilandasi oleh pemahaman tentang manusia sebagai suatu kesatuan yang utuh yang melampaui objek kebendaan dan karena tujuan pendidikan anak adalah untuk mendewasakan anak yang pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia , maka pedagogik tergolong ke dalam ilmu kemanusiaan.
Pedagogik sebagai lmu normatif. Pedagogik berfungsi mempelajari fenomena pendidikan dengan maksud untuk memehami situasi pendidikan tersebut sebagai objek studinya. Selain itu pedagoguik berfungsi untuk mempelajari tentang bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. Pedagogic tidak hanya berisi deskripsi pemahaman tentang situasi pendidikan apa adanya, melainkan juga berisi tentang bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.
Pedagogik sebagai lmu praktis. Makna pedagogik bukanlah ilmu untuk ilmu, juga bukanlah ilmu yang bebas nilai. Pedagogik merupakan  suatu ilmu yang memberikan pemahaman dan arahan untuk bertindak atau untuk dipraktekan, oleh karena itu pedagogik bersifat ilmu praktis.
3.    Hubungan pedagogik dengan disiplin lain
Pedagogik mengadopsi konsep atau teori dari ilmu-ilmu lain dalam mempelajari fenomena pendidikan. Misalnya : pedagogik mengadopsi teori perkembangan anak dan teori belajar dari psikologi ; pedagogic mengadopsi filsafat tentang manusia (antropologi dsb). Sebagai ilmu yang bersifat otonom, pedagogic berperan sebagai “tuan rumah”, sedangkan ilmu-ilmu lain berperan sebagai “tamu”nya. Pedagogic mempunyai peranana untuk memilah dan mrmilih teori mana dari ilmu-ilmu lain atau dari filsafat tersebut yang cocok dan tepat sesuai dengan karakteristik keilmuan pedagogik.
4.        Struktur/sistematika pedagogik
Pedagogik dapat dikelompokan menjadi dua cabang yaitu :
a.       Pedagogik teoristis merupakan cabang dari pedagogik yang bertugas untuk menyusun system pengetahuan yang bersifat teoritis mengenai pendidikan anak.
b.    Pedagogik praktis merupakan cabang dari pedagogic yang bertugas untuk menyusun system pengetahuan mengenai cara-cara bertindak dalam praktek mendidik anak.
Pedagogik praktis berkenaan dengan cara-cara bertindak dalam situasi pendididkan, yang didasari oleh pedagogic teoritis dan sekaligus tertuju untuk merealisasikan konsep-konsep ideal yang tersusun dalam pedgogik teoritis.
Sistematika pedagogik dari M.J. Langeveld, Madjid Noor dan J.M.Daniel (1987:27) mendeskripsikan sistemtika pedagogik menjadi sebagai berikut :
a.       Pedagogik teoritis terdiri atas Pedagogik Sistematis dan Pedagogik Historis. Pedagogik Historis terdiri atas sejarah pendidikan dan pedagogik komparatif .sejarah pendidikan dibedakan menjadi sejarah teori pendidikan dan sejarah praktek pendidikan.
b.      Pedagogik Praktis terdiri atas Pedagogik di keluarga, di sekolah, dan di  masyarakat.Pedagogik disekolah terdiri atas administrasi sekolah, didaktik/metodik, dan kurikulum.