Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Bahasa bagi manusia
adalah alat untuk menyampaikan tujuan, dimana proses untuk mendapatkannya
diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan atau melalui pendidikan baik
secara formal maupun nonformal. Salah satu bahasa yang dipelajari secara formal
di sekolah dasar adalah bahasa Inggris. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dinyatakan bahwa “Bahasa Inggris
merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis,” (2006: 135).
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dipahami bahwa pengaplikasian bahasa Inggris sebagai
alat untuk berkomunikasi harus bisa dipergunakan secara lisan maupun tulis. Hal
tersebut tidaklah dapat diperoleh dan dibentuk secara instan atau alamiah pada
diri manusia, akan tetapi memerlukan proses yang cukup panjang dan
berkesinambungan secara terus-menerus yang biasa dikenal dengan istilah pembelajaran.
Pembelajaran menurut Surya dalam Hernawan et
al. (2007: 3) adalah “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Lebih lanjut Abidin (2012: 3) menegaskan bahwa pembelajaran adalah:
“serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar
tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru”.
Dari beberapa
kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bukanlah suatu proses
yang sederhana atau hanya sekedar proses transfer ilmu pengetahuan dan
informasi dari guru ke siswa saja. Akan tetapi lebih dari itu, didalam proses
pembelajaran haruslah dapat melibatkan berbagai kegiatan yang memungkinkan
siswa untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya sehingga kreativitas
siswa berkembang. Dengan kata lain, suatu kegiatan dapat disebut sebagai proses
pembelajaran jika didalamnya terjadi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
siswa (learner centered) dengan
bimbingan dan arahan guru, bukan proses yang didominasi oleh guru.
Bertalian dengan
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, Abidin (2012: 5) mengemukakan
bahwa pembelajaran bahasa merupakan “serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa
untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu.” Hal ini dipertegas oleh
Suyanto dalam bukunya yang berjudul English
For Young Learners (2009: 23) bahwa: “kegiatan siswa dalam pembelajaran
bahasa Inggris mencakup semua kompetensi bahasa yang berupa keterampilan
menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).”
Dari pemahaman kedua pendapat ini, pembelajaran bahasa Inggris merupakan
serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi berbahasa
tertentu (mencakup keterampilan listening,
speaking, reading, dan writing)
baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor demi meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan sosial. Dalam hal ini guna mencapai
kompetensi berbahasanya, siswa tidaklah cukup hanya mendengarkan dan
melaksanakan tugas yang diperintahkan guru, tetapi siswa harus bisa melakukan
serangkaian kegiatan/aktivitas yang dapat menunjang ketercapaian tujuan
pembelajaran. Aktivitas yang bisa dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
bahasa Inggris sangatlah beragam, tergantung pada strategi pembelajaran yang
diterapkan guru. Hal ini diperjelas oleh Suyanto dalam pidato pengukuhannya
sebagai Guru Besar dalam bidang Metodologi Pengajaran Bahasa Inggris pada
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, bahwa:
Bahasa asing di SD sebenarnya
untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa ada bahasa lain selain bahasa ibu …seyogyanya
bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kegiatan di
dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang
ada disekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan
berceritera.
Berdasarkan hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar haruslah
mengacu pada berbagai aktivitas pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
belajar aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau biasa disebut dengan
istilah PAKEM. Dimana aktif yang dimaksud adalah dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Peran aktif siswa sangat penting
dalam rangka pembentukkan generasi yang
kreatif. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu
proses pembelajaran menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Menyenangkan
adalah suasana belajar mengajar yang fun
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi
(Aqib, 2013: 40-41). Lebih lanjut Suyanto (2009: 121) menegaskan fun adalah suatu kegiatan yang jika
dilakukan dapat membuat senang hati sehingga dapat menunjang pembelajaran
bahasa Inggris bagi anak-anak.