Puisi "Kehidupan"
# 1
Kehidupan…
Tidak
pernah terpisahkan dengan si “masalah”
Apapun
bentuknya, debu, kerikil, batu bahkan pohon tumbang
Ya
namanya masalah tetap menjadi masalah
Masalah
dalam kehidupan itu wajar
Karena
kita berbuat dan berperilaku
Masalah
dalam kehidupan itu biasa
Karena
kita bernafas setiap waktu
Masalah
dalam kehidupan itu nyata
Karena
kita ada dan tercipta
Terkadang
masalah itu layaknya ombak di lautan
Yang
tak jelas arahnya dari mana dan kemana
Kadang
dari timur, kadang mau ke barat
Kadang
mau ke Selatan bisa juga dari utara,
Tanpa
melihat perahu yang sedang digunakan
Begitupun
dengan masalah, dia adil
Tidak
memilih si kuat dan si lemah
Tidak
memilih si kaya dan si miskin
Tidak
juga memilih si pejabat dan si pemulung
Jelas,
masalah hadir di setiap sisi kehidupan kita
Lantas,
perlukah kita berhenti untuk menjelajahi kehidupan ini ?
#2
Embun
membasahi setiap helaian daun nan hijau
Menjadikannya
segar dan mekar
Embun
yang tak pernah memilih menjatuhkan bulir bening itu
menjadikan
daun daun selalu menari dengan mempesona
Embun itu adil
#3
Saat
sinar surya mulai memancar
Terlihat
jelas senyumannya begitu manis
Saat
sinar surya mulai menampakkan dirinya
Saat
itu pula seluruh mahluk bergegas beraktivitas
Sinar
surya dengan kuningnya yang menghangatkan
Selalu
menjadi idaman seluruh insan
Sinar mentari di pagi hari selalu
menentukan kesiapan untuk beraktivitas
#4
Saat
semesta menjatuhkan air mata ke bumi
Seluruh
isi semesta yang berakal selalu menyalahkan hujan
Dengan
alasan bervariasi
Hujan
menjadikan basah, hujan menjadikan sulit untuk bertemu
Hujan
selalu di benci karena terkadang dia datang dengan tiba tiba
Namun
dia masih saja sabar memberikan miliaran titik air ke bumi
Hujan
yang tak berdosa selalu di salahkan mahluk berakal
Namun
ia masih tabah
Hujan itu sabar, sering di
salahkan sama mahluk berakal namun hujan masih terus menitikkan airnya
#5
Merah
jingga wajahmu menghiasi semesta
Mereka
menunggu hadirmu di tengah tengah lelah kerja
Senja,
dengan warna yang khas merah jingga
dengan
senyuman manja, namun sayang kau hadir hanya sesaat
senja
menjadi garis penyekat siang dan malam
semua
mahluk selalu merindukanmu, namun kau hadir tak menentu
Semua menyukai senja, namun
senja selalu disalahkan karena menjadi garis pemisah siang dan malam, tapi
senja tak perneh membenci meski banyak yang membenci.
#6
Malam
dengan langit hitam yang pekat
Tak
ada satupun cahaya yang memancar di langit sana
Hanya merkuri yang berbaris di koridor jalan
Hitam
dengan sunyi yang berbalut sepi
Membuat
insan menepi dengan sendiri
Imajinasi
hadir bersama gelapnya kerinduan
Manusia
berakal selalu merenung dan berimajinasi
Malam
menjadi ketenangan
Malam
menjadi waktu untuk menepi bersama alam mimpi
Waktu malam adalah waktu yang di
rindukan mahluk berakal untuk berisitirahat.
" Intinya
masalah itu adalah garam ,selalu menjadi bumbu dari setiap kehidupan. Namun jangan
jadikan masalah itu beban, melainkan teman. "
Tasikmalaya,
April 2018