Pendekatan PAKEM Pada Mata Pembelajaran
Pendekatan PAKEM merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis, kreatif
dan tidak membuat siswa bosan ketika belajar. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2016)
Dalam PAKEM, semua siswa
dikondisikan untuk terlibat langsung secara aktif dalam semua kegiatan
pembelajaran. Dengan kondisi ini, siswa dituntut kemandiriannya untuk mengalami
sendiri objek dan peristiwa yang dipelajari sambil berinteraksi, berkomunikasi,
dan melakukan refleksi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tanggung jawab
belajar ada pada pundak siswa dan peran guru hanya sebatas ‘learning
facilitator’ (pemerakarsa kondisi belajar).
Aktif pengembang pembelajaran
ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk
memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan
titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara
sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Di dalam implementasinya, seorang
guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi
yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, Kreatif
dimaksudkan sebagai penghasil karya baru sebagai hasil pemikiran sendiri atau
kelompok. Karya-karya ini dapat berbentuk tulisan, gambar, grafik, charta,
table, atau metode tiga dimensi. Untuk beberapa siswa mungkin mengalami
kesulitan untuk menghasilkan karya nyata namun anak-anak ini hanya dapat
menghasilkan karya dalam bentuk gagasan, pendapat, dan ucapan. Pada tahap awal,
karya ini dapat berbentuk tiruan dan pada tahap lanjutan, karya tiruan ini
dapat dimodifikasi sesuai keperluan atau menghasilkan karya yang sama sekali
baru, hasil pemikiran orisinal. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembelajaran haruslah
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan
yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap
orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pembelajar yang
mandiri adalah:
1.
Mampu
secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang
dihadapinya.
2.
Mampu
memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya.
3.
Memonitor
keefektivan strategi tersebut. Dan
4.
Mermotivasi
untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan
Selanjutnya, tentang
pengertian Efektif dimaksudkan sebagai efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran senantiasa diarahkan pada pencapaian
kompetensi-kompetensi tertentu sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran
didasarkan pada seberapa jauh tujuan pembelajaran dicapai. Yang terakhir, makna
menyenangkan dimaksudkan agar setiap kegiatan pembelajaran diarahkan pada
kegiatan yang menyenangkan yang melibatkan semua siswa seperti permainan
(game), brainstorming (urun gagasan), brainwriting (urun tulisan), bermain
peran, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Prinsip ini sesuai dengan peran
pedagogis bahwa belajar dalam suasana senang. Jadi berdasarkan pengertian di
atas penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) adalah salah bentuk metode mengajar yang didalamnya
terdapat pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui
kegiatan pembelajaran yang bersifat interaksif, siswa dapat berpikir lebih
banyak untuk dirinya sendiri, dan memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan
sikap untuk persiapan kehidupan masa depannya.
Selain itu dalam pembelajaran
Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan
kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah
dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang
sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh
sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan
sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang
media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya,
seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku
kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan
merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.