Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pandangan Terhadap Pendidik

Beberapa orang masih beranggapan/berpendapat, mengajar adalah proses mentranfer ilmu yaitu menyampaikan ilmu pada peserta didik. Akan tetapi anggapan seperti itu harus dipertimbangkan bahkan dipangkas, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Mengajar harus dimaknai sebagai kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secar integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu. Keterampilan yang dimaksud harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan/pengetahuan. Sedangkan penerapannya akan unik jika dipengaruhi oleh semua komponen pembelajaran. Komponen disini ialah tujuan yang akan dicapai, ilmu yang akan disampaikan, subjek, fasilitas, lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan tentang dunia pendidikan dan visinya sebagai pendidik. Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada peserta didik, maka mengajar itu sendiri hanya akan pada penyampaian ilmu itu saja. Dimana pendidik di pihak pertama menyampaikan ilmu  supaya peserta didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik dan peserta didik di pihak kedua yang menerima secara pasif. Proses pembelajran bisa diketahui akan berjalan secara membosankan. Karena yang mendominasi pembelajran adalah pendidik, sedangkan peserta didik hanya sebagai penerima.
Mengajar pada prinsipnya membimbing peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung makna bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungan dengan peserta didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar. Disini guru dituntut dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkunagan, baik yang ada di kelas  maupun luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Kinerja guru yang sudah mengikuti sertifikasi profesi menurut persepsi responden berada pada kategori tinggi, sebagaimana ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden sebesar 4,21. Kemampuan guru dalam memimpin kelas, mengelola pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi. Kinerja guru dalam komunikasi memiliki skor rata-rata terendah. Guru jarang melakukan layanan bimbingan khusus kepada siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran dan tidak terbuka terhadap pemberian masukan untuk perbaikan pembelajaran.(Koswara, Pendidikan, & Perkantoran, 2016)
Guru profesional adalah guru yang memiliki “rasa kemanusiaan dan kehangatan” - untuk mengetahui apa yang dilakukan siswa di kelas setiap saat dan juga untuk peduli tentang apa yang mereka lakukan. Untuk itu, guru harus dibebaskan dari pandangan- pandangan negatif tentang guru pada masa lalu, sehingga mereka menjadi "lebih sadar akan apa yang mereka lakukan saat mengajar dan lebih mudah mempertimbangkan praktik- praktik yang belum pernah mereka lakukan". Guru juga harus berani menantang kebiasaan praktik-praktik pembelajaran yang tidak inovatif dan tidak melakukan refleksi. (Usman, 2005)

DAFTAR PUSTAKA
Koswara, R., Pendidikan, S., & Perkantoran, M. (2016). KOMPETENSI DAN KINERJA GURU BERDASARKAN SERTIFIKASI PROFESI Competence and Teachers Performance with Professional Certification. Agustus, 64–74. Retrieved from http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper
Usman, M. U. (2005). Menjadi guru profesional, 1(3), 132–155.