Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masalah Pengelolaan Kelas dan Cara Penanggulangannya


A. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas
Dua jenis masalah yang terdapat dalam pengelolaan kelas yaitu masalah yang bersifat perorangan dan masalah yang bersifat keluarga.
1.    Masalah Perorangan
Penggolongan masalah perorangan didasarkan kepada anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan merasa dirinya berguna. Jika individu gagal mengembangkan rasa ingin memiliki dan rasa dirinya berharga, maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Terdapat empat jenis penyimpangan perilaku perorangan di kelas, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan. Masalah perorangan ini mengacu pada masalah psikologis anak/jiwa anak.
a.    Menarik perhatian orang lain
Tingkah laku destruktif (mengganggu ketenangan) pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada siswa yang suka pamer, suka melawak, membikin onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus bertanya, tingkatnya rewel. Tingkah laku perhatian yang pasif dijumpai pada siswa yang malas, terus menerus meminta bantuan orang lain.
b.    Mencari kekuasaan
Tingkah laku pencari kekuasaan hampir mirip dengan siswa pencari perhatian tetapi lebih mendalam. Siswa pencari kekuasaan yang aktif: suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan, tidak mau melaksanakan tugas dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Siswa pencari kekuasaan yang pasif tampak pada siswa yang amat menonjolkan kemalasannya, sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali, tipe seperti ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan ketidakpatuhan.
c.    Menuntut Balas
Siswa ini ditandai dengan frustasi yang amat mendalam dan tidak menyadari bahwa ia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. Perilaku siswanya ditunjukkan dengan : keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap sesama siswa petugas atau penguasa ataupun terhadap binatang. Siswa penuntut balasan yang aktif sering disebut siswa yang ganas dan kejam, sedangkan siswa penuntut balas pasif dikenal sebagai siswa yang pencemberut atau suka menentang.
d.    Memperlihatkan Ketidakmampuan
Siswa yang berperilaku merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya atau rasa memiliki, dan bersikap menyerah terhadap tangtangan yang menghadangnya, anggapan lain yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan perilaku mengundurkan diri atau memencilkan diri (isolasi diri), akhirnya siswa tersebut menjadi rendah diri.
2.    Masalah Kelompok
Terdapat tujuh masalah kelompok yang sering muncul dikelas, yang berakibat terhadap pelaksanaan manajemen kelas.
a.    Kekurangan kekompakan
Kekurangan kekompakan ditandai dengan adanya kekurang cocokan diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa dari yang berjenis kelamin atau suku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang kompakan. Siswa yang berada di kelas jenis ini, siswa nya tidak saling membantu dan siswa tidak tertarik dengan kelas yang mereka tempati.
b.    Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok
Perilaku kelas ini muncul apabila siswa tidak lagi mematuhi aturan atau tata tertib kelasnya. Contoh perilakunya : berisik, dorong mendorong dan sebagainya.
c.    Reaksi negatif terhadap sesame anggota kelompok
Perilaku ini terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok, aggota kelompok yang menghambat kegiatan kelompok, biasanya dibarengi dengan unsure pemaksaan oleh kelompok.
d.    Penerimaan kelompok atas perilaku menyimpang
Perilaku ini terjadi apabila kelompok mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang berperilaku menyimpang dari norma-norma social pada umumnya. Contoh : perbuatan memperolok-olokkan atau membuat lawakan lucu dengan cara menggambar “lucu” tentang guru.
e.    Kelompok mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya
Kelompok mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kegiatan kelompok itu. Contoh: siswa menolak untuk melakukan karena beranggapan guru kurang adil.
f.     Kelompok protes tidak mau melakukan kegiatan
Perilaku kelompok ini tergolong yang paling rumit, baik pernyataannya dinyatakan secara terbuka, ataupun secara terselubung. Contoh: permintaan penjelasan yang terus menerus tentang suatu tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan pekerjaan rumah.
g.    Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan
Perilaku ini terjadi apabila kelompok mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, penggantian guru, penggantian anggota kelompok, dan lain-lain. Siswa menganggap perubahan yang terjadi sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

B.  Cara Penanggulangan Masalah
1.    Cara penanggulangan masalah perorangan
Empat teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah perorangan seperti diuraikan terdahulu, yaitu:
a.    Jika guru merasa terganggu atau bosan dengan perilaku seorang siswa, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari perhatian
b.    Jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan, hal itu merupakan pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah mencari kekuasaan
c.    Jika guru amat disakiti, hal itu merupakan pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah menuntut balas
d.    Jika guru tidak mampu menolong lagi, hal itu merupakan tanda bahwa siswa yang bersangkutan mungkin mengalami masalah ketidak mampuan.
Guru hendaknya benar-benar mampu mengenali dan memahami secara tepat arah tingkah laku siswa, agar guru mampu menangani masalah siswa secara tepat (apakah perilaku siswa itu mengarah kepencari perhatian, mencari kekuasaan, menuntut balas, atau memperlihatkan ketidak mampuan).
2.    Cara penanggulangan masalah kelompok
Beberapa cara untuk menanggulangi masalah kelompok, seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu, sebagai berikut;
a.    Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa, menghargai dan menerima mereka dengan berbagai keterbatasannya.
b.    Guru bersikap adil, sehingga semua siswa merasa diperlakukan sama.
c.    Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi sesuai dengan tata tertib.
d.    Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan yang diluar kemampuan siswa
e.    Guru tidak menghukum siswa di depan teman-temannya.
f.     Guru pandai-pandai menciptakan suasana optimis, sehingga setiap siswa merasa selalu berada dalam kesuksesan.
g.    Suasana kehidupan disekolah lebih menyenangkan, tidak mendorong kepada perilaku yang tidak dikehendaki.
h.    Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa-siswa yang bertingkah laku sesuai, sebagai bahan suri tauladan siswa lainnya

C.  Usaha Preventif (Mencegah) Masalah Pengelolaan Kelas
Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam  rangka  penyediaan  kondisi  yang  optimal  agar  proses  belajar-mengajar berlangsung efektif.  Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu  dengan  jalan  menyediakan  kondisi  baik  fisik  maupun  kondisi  sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa  yang  menyimpang  dan  merusak  kondisi  optimal  bagi  proses  belajar-mengajar yang sedang berlangsung.
Dimensi korektif dapat terbagi dua yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil  guru  pada  saat  terjadi  gangguan  (dimensi  tindakan)  dan  tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
Dimensi  pencegahan  dapat  merupakan  tindakan  guru  dalam  mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan sosio-emosional.
a.    Kondisi fisik
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi  syarat  minimal  mendukung  meningkatnya  intensitas  proses pembuatan  belajar  siswa  dan  mempunyai  pengaruh  positif  terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi: Ruangan  tempat  belajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan penyimpanan barang-barang dll.
a.    Kondisi sosio-emosional
Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar-mengajar, kegairahan siswa dalam belajar dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Suasana sosio-emosional ini meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, dll.
D.  Teknik-teknik Memelihara Disiplin Kelas yang Baik
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang  lebih  besar  kepada  siswa  dalam  batas-batas  kemampuannya.    Akan tetapi  juga  kalau  kebebasan  siswa  terlapau  dikurangi,  dikekang  dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Di sekolah, disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
1.    Teknik keteladan guru
Guru hendaknya memberikan contoh, teladan, sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2.    Teknik bimbingan guru
Guru hendaknya memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3.    Teknik pengawasan bersama
Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, jadi tertib. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a.    Mengadakan perencanaan bersama antara guru dan siswa
b.    Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa
c.    Membina organisasi siswa secara demokratis
d.    Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
e.    Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya
f.     Memberikan dorongan kepada siswa, untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

DAFTAR PUSTAKA
Sudarsana. (2017). Buku Ajar Pengelolaan Kelas. [Online]. Tersedia: http://iketutsudarsana.com/wp-content/uploads/2017/02/BUKU-AJAR-PENGELOLAAN-KELAS.pdf
Tim Dosen MKPK. (2017). Pengelolaan Kelas Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Zaenuddien, Ricky. (2012). Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah dalam Pengelolaan Kelas. [Online]. Tersedia:  http://rickyzet.blogspot.com/2012/03/masalah-dan-upaya-pemecahan-masalah.html